Takut mati?

9 2 4
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






Dunia memang kejam, benar adanya.

Raerin dulu menghiraukan dan Tidak percaya akan kata-kata itu karena ada Jackhon—daddynya yang akan selalu ada bersamanya, tentunya Bersama sang mommy. Tapi setelah keduanya pergi dunia memang benar-benar kejam dan mengerikan.

Dan satu hal yang Raerin tau, Raerin adalah bagian dari hal mengerikan itu.

Setiap malamnya wanita itu akan merasa ketakutan, takut akan gelapnya malam. Takut dengan segala hal, tidurnya tidak akan bisa senyenyak sekarang.

Setiap malamnya Raerin harus selalu waspada, nyawanya sangat rentan. Tentu diirnya tidak boleh mati lebih dulu sebelum dendamnya terbalaskan, itu yang Raerin takutkan.

Tapi malam ini, Raerin merasakan tidur paling nikmat yang pernah dia rasakan. Tidak ada rasa takut dan cemas, hanya rasa nyaman dan aman.

Yaitu tidur di dalam dekapan seorang Reyvanza.

Pria yang memang sudah menjadi bagian dari hidupnya.

Raerin terlihat mengusap dada polos Rey perlahan, mengukir bentuk yang tidak jelas disana membuat Rey tersenyum kecil di dalam tidurnya.

"Morning." Suara serak Rey membuat Raerin menengadahkan kepalanya agar bisa melihat dengan jelas wajah tampan pria-nya itu.

"Kamu bangun lebih awal terus." Ucap Rey.

"Hmm, aku rajin."

Lebih tepatnya Raerin memang terbiasa bangun awal karena harus menyiapkan segalanya, wanita itu tidak boleh melupakan satu halpun saat melaksanakan misinya maka dari itu Raerin akan bangun lebih awal.

"Tidurnya nyenyak?" tanya Rey lagi membuat Raerin mengangguk kecil, wanita itu terlihat semakin mengeratkan pelukannya di perut Rey dan semakin menenggelamkan wajahnya menghirup aroma tubuh Rey yang begitu wangi.

TRING.

Suara ponsel mengganggu dua insan itu, Rey terlihat meraih ponselnya tapi pria itu mengernyit saat sadar notification yang masuk bukanlah dari ponselnya.

"Hp kamu bunyi sayang."

"Biarin." Ucap Raerin begitu saja membuat Rey terdiam.

Ah pria itu jadi teringat misi Raerin, bagaimana dengan misi istrinya itu. Apa sudah selesai? Kenapa Raerin terlihat santai bersamanya.

"Aku mau nanya boleh?"

Pertanyaan Rey membuat Raerin terdiam, tapi tidak lama setelah itu Raerin menganggukkan kepalanya pelan.

Rey dengan perlahan bangun dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang membuat dadanya terekspos sempurna.

"Sudah selesai?" tanya Rey tentunya Raerin tau kemana arah bicara Rey.

RAERIN [Completed]Where stories live. Discover now