Main main

10 4 7
                                    

Part ini agak sedikit hahaha

Typo kasih tanda ya

Typo kasih tanda ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.







Raerin terlihat menatap kaca yang penuh dengan coretannya.

Mata gadis itu menatap penuh pada photo kelima sahabat Aeri Leeraerin.

"Kenapa kita harus melindungi mereka?" tanya Tara yang berdiri di belakang Raerin.

"Karena mereka gak bersalah."

"Apa bayi yang kau bunuh bersalah Raerin?"

Gadis itu menghela napas berat, gadis itu memejamkan matanya itu mengatur segala emosi yang bercampur di dalam dirinya.

"Jika kita membiarkan bayi itu hidup, mereka akan tumbuh menjadi penjahat sepertiku paman." Jawab Raerin pelan.

"Dan lagi kalo kita biarin mereka mati." Tunjuk Raerin pada kelima sahabat Aeri. "Kita hanya akan menambah musuh."

Mendengar jawaban Raerin tentunya Tara hanya bisa menghela napas dan menepuk Pundak Raerin penuh sayang.

"Lalu apa yang harus paman lakukan?"

"Tolong jaga mereka dari kejauhan, pastikan mereka aman. Sepertinya musuh kita meniru cara kerja kita dalam menyerang."

Tara terlihat mengangguk kepalanya paham, pria itu terlihat ikut mencoret beberapa bagian pada kaca yang sering mereka pakai untuk membuat strategi.

Gadis itu terlihat mengangguk-anggukan kepalanya pelan saat setuju denga napa yang Tara usulkan padanya.

Keduanya Nampak begitu serius.

"Bagaimana pernikahanmu?" tanya Tara tiba-tiba membuat Raerin terdiam.

"Aku bingung harus menjawab seperti apa." Raerin terlihat menjawab begitu saja.

"Apa kau mencintainya?"

"Apa itu cinta?"

"Lalu untuk apa menikahinnya Raerin?" Tara memandangi gadis di sampingnya dengan penuh tanda tanya.

"Hanya memanfaatkannya, awalnya begitu. Tapi sepertinya sekarang gak perlu, aku sudah punya paman, bibi dan semua bodyguard yang ada untukku. Jadi butuh Rey."

Tara menghela napa seberat, pria itu menepuk Pundak Raerin pelan membuat Raerin menatap tangan pamannya yang ada di sampingnya.

"Pikirkan baik-baik Raerin, walaupun kamu punya kami tapi sejatinya manusia itu butuh pendamping untuk menemaninya seumur hidup."

Raerin terkekeh kecil, gadis itu menggenggam tangan Tara dan menatap Tara dengan penuh hangat.

Hanya saat Bersama Tara-lah Raerin bisa mengeluarkan sisi hangatnya sekarang.

RAERIN [Completed]Where stories live. Discover now