16. Bertemu Kembali

5.8K 559 13
                                    

Helena dan Rose baru saja selesai makan siang dan hendak kembai melanjutkan pekerjaannya ketika Gwen datang dengan terburu-buru dan mengetuk pintu dapur dengan tergesa

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Helena dan Rose baru saja selesai makan siang dan hendak kembai melanjutkan pekerjaannya ketika Gwen datang dengan terburu-buru dan mengetuk pintu dapur dengan tergesa.

"Kenapa sampai berlari begitu? Memang ada hal apa yang ingin kau sampaikan" tanya Rose sambil menyerahkan segelas air untuk wanita muda berambut coklat gelap itu.

"Lady Mariana memintaku untuk memberi tahu kalian kalau ia dan Duke White sedang menuju kemari, Lady ingin agar dapur di rapikan sehingga Tuan Duke merasa nyaman nanti" jawabnya masih dengan nafas yang sedikit memburu.

"Baiklah kami akan melakukannya, kau bisa kembali sekarang agar kami bisa mulai bekerja"

"Ini gawat Nona" bisik Lala yang posisinya paling terdekat dengan indera pendengaran Helena.

"Apa yang harus kita lakukan? Apa kita kabur lagi saja?" Kali ini Tula yang bersembunyi di penutup kepala gadis itu ikut bersuara.

"Kita lawan saja nanti kalau dia berani menyakiti Nona" timpal Sese

"Kalian jangan berisik dulu, aku pusing!"

"Helena, kenapa diam saja, ayo kita rapikan sedikit tempat ini" ajak Rose yang mulai membereskan beberapa wadah yang ada di atas meja.

🍎

Mariana dan Dante berjalan bersisian tanpa di ikuti pelayanan mulai dari ruang makan, koridor teras hingga ke area taman menuju halaman belakang di mana dapur pembuatan keripik berada. Mariana dengan antusias menceritakan apa saja hal unik yang ada di kediamannya termasuk soal mawar hitam.

"Saya menanamnya dua tahun lalu dengan membeli bibit dari negeri timur, untungnya tanah dan iklim di sini cocok sehingga bisa tumbuh dengan baik" terangnya ketika mereka melewati bunga yang di maksud. Dante sempat berhenti sejenak untuk mengaguminya dan tentu saja itu membuat Mariana senang.

"Anda sangat telaten Lady, bunganya sangat indah, kediaman ini juga teratur dan rapi, Marquess bilang anda yang mengelolanya sejak usia 16 tahun, saya sangat kagum" ucap pria itu santun.

"Mau bagiamana lagi Tuan, saya sudah piatu sejak lahir, semuanya saya pelajari sendiri dengan bimbingan Ayah saya dan para Guru, untungnya pemahaman saya lumayan baik sehingga bisa menyerap semua ilmu yang mereka berikan, tapi saya juga kagum pada anda, di usia yang masih begitu muda namun sudah mampu memimpin wilayah yang begitu luas, kupikir Tuan dan saya punya kesamaan dalam hal ini" ujarnya tersenyum dengan pipi bersemu merah"

Sebenarnya Dante sudah bosan dengan basa-basi formal seperti ini, namun itu harus di lakukannya demi bisa bertemu dengan pelayan pembangkangannya.

Keduanya lanjut berjalan hingga akhirnya sampai di tempat tujuan, dua bangunan kecil yang terbuat dari kayu dan saling berdekatan. Dante seketika bisa merasakan aura gadis itu beserta ke tiga pengikutnya.

"Rose" panggil Mariana sambil mendorong pintu yang setengah terbuka. "Ada tamu penting yang ingin bertemu denganmu"

Setelah pintu terbuka sempurna, tampaklah Rose yang sedang mengiris apel, beberapa toples keripik yang sudah jadi dan dua tungku yang sedang menyala dengan dua oven di atasnya.

My Helena (End)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora