31. Menuju Kerajaan Herios

4.6K 675 30
                                    

"Kau ingin aku ikut denganmu ke Herios?" tanya Helena kembali memastikan permintaan Dante ketika mereka baru saja selesai makan malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau ingin aku ikut denganmu ke Herios?" tanya Helena kembali memastikan permintaan Dante ketika mereka baru saja selesai makan malam.

"Seperti yang kau dengar, kita akan berangkat lusa"

"Apa boleh aku menolak?" Aku baru beberapa hari di sini, masih banyak yang belum ku pahami, bahkan belum ada satupun buku dan dokumen yang ku baca" elak gadis itu memberi alasan.

"Perjalanan ini juga dalam rangka bekerja" Dante masih setia menanggapi, dia ruang makan yang besar itu hanya terdengar suara mereka yang saling menimpali.

"Kenapa bukan Raja atau Putra Mahkota saja yang pergi? Helena-pun masih ngotot membantah. Dia jadi tidak berselera lagi menikmati hidangan pencuci mulut di depannya.

"Raja sudah terlalu tua untuk perjalanan jauh, Putra Mahkota sedang menantikan kelahiran bayi pertamanya. Hanya aku yang di anggap tidak punya banyak beban dan bisa mewakili"

"Aku juga tidak bisa terlalu lama naik kereta, pinggangku bisa sakit kalau duduk terlalu lama"

"Umurmu baru 18 tahun Helena"

Paul tersenyum melihat interaksi keduanya, kediaman yang bisanya sepi dan Dante yang selalu makan sendiri kini ada yang menemani.

"Kau cerewet Dante!" Cibir Helena kesal.

"Kita di sana hanya sebentar, biasanya kau begitu senang jika bepergian, apa kau sedang menghindari sesuatu" pancing Dante untuk menyudutkan gadis itu.

"Aku ini tidak punya masalah dengan siapapun" balas gadis itu cepat, enggan menatap lawan bicaranya.

"Kalau begitu apa yang kau takutkan?"

🍎

Helena kembali ke kamarnya dengan perasaan kesal, dia benar-benar tidak mau cari perkara. Kematiannya karena Mariana mungkin tidak akan terjadi karena Dante bahkan tidak melirik gadis itu. Namun lain cerita jika jati dirinya terungkap, nyawanya bisa kembali terancam.

"Kalian lihat sendiri kan, aku sudah coba menghindar, tapi Dante yang memaksaku" keluhnya pada Sese dan Lala.

"Bagaimana kalau dia ku patuk saja Nona sampai pingsan seminggu" usul Sese spontan.

"Caramu selalu saja anarkis, apa kau tidak punya ide lain selain patuk-mematuk?" geram Helena melotot galak pada Sese yang meringkuk di kasur.

"Ini hanya perjalanan singkat Nona, tidak ada yang perlu di cemaskan, tidak akan ada yang mengenalimu, mereka pasti sudah menganggapmu mati di hutan. Bersikaplah biasa saja karena Nona akan jadi tamu di sana" Lala kembali memberi pendapat yang membuat Helena berpikir sejenak.

Apa yang di katakan Lala memang benar, tidak akan ada yang tahu selama dia tidak mengaku. "Tapi bukankah tadi sore kau memintaku untuk tidak terlibat lagi dengan kerajaan Herios, kenapa sekarang malah setuju aku ke sana?" tanya Helena sebelum menerima usul Lala.

My Helena (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang