52. Masuk Jebakan

3.1K 456 19
                                    

Tidak ada yang memungkiri kecantikan Isabel dalam gaun pengantin putih bersihnya yang panjang menjuntai dan dilengkapi dengan tiara dan kalung berhiaskan batu berlian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada yang memungkiri kecantikan Isabel dalam gaun pengantin putih bersihnya yang panjang menjuntai dan dilengkapi dengan tiara dan kalung berhiaskan batu berlian. Rambut coklatnya yang indah ia sanggul longgar dengan beberapa kumpulan helai ditata bergelombang  dan dibiarkan bebas menggantung. 

Namun sayang, tidak semua mulut bisa dibungkam hingga masih ada saja yang mengungkit skandalnya dahulu dan menganggap sang pengantin wanita tidak pantas memakai gaun putih yang melambangkan kesucian.

Ruangan menjadi hening ketika Isabel dan Thomas sudah sampai di tempat Marquess Robinson berdiri dan juga merupakan ujung karpet yang menjadi alas langkah mereka sejak memasuki ruangan.

Keduanya bertukar sumpah seraya saling menggenggam tangan, namun tatapan Isabel bukannya pada Thomas, melainkan ke Dante yang turut berdiri di samping belakang pria yang akan menjadi suaminya.

"Kendalikan dirimu dan jangan membuatku malu" tegur Thomas berupa gumaman yang hanya didengar oleh mereka berdua.

Isabel-pun segera sadar dan langsung memakaikan cincin ke jari manis Thomas. Sontak para tamu bertepuk tangan dan memberi selamat serta menyerukan agar pasangan baru itu segera berciuman.

Merasa tidak nyaman dengan sorakan yang terdengar berisik, Thomas mengambil tindakan dengan mengecup singkat bibir Isabel, namun bukannya mereda, keriuhan justru makin bertambah dan terpaksa keduanya harus menikmatinya sampai euforia itu berakhir.

"Selamat Sayang, oh maaf Yang Mulia Ratu Lasios" ujar Marquess Robinson dengan suara sedikit lantang guna menegaskan status putrinya sekarang.

Dimulai darinya, secara beruntun satu persatu maju memberikan ucapan selamat hingga mengabaikan keberadaan Dante dan Helena yang harusnya diberikan kesempatan untuk memberikan ucapan lebih dulu, selain karena statusnya. Dante juga merupakan sepupu Thomas.

"Selamat atas pernikahannya Yang Mulia, semoga kalian langgeng dan bahagia" ucap Dante setelah mendapat kesempatan untuk mendekat ke pasangan pengantin.

"Terima kasih Yang Mulia, maaf mereka terlalu antusias sehingga lupa tata krama" balas Thomas tidak tulus. Silahkan nikmati sajian yang tersedia, jangan sungkan, kita keluarga bukan?" Tambahnya dengan nada sinis menekan suara di kata keluarga.

"Tentu saja, sekali lagi selamat! Untukmu juga Ratu Isabel, baiklah kami pamit saja, masih ada beberapa hal yang harus kami kerjakan" pamit Dante menggandeng Helena hendak beranjak pergi.

"Tidak!" Teriak Thomas dan Isabel bersamaan, wajah mereka tampak panik, namun segera ditutupi dengan senyum canggung.

"Yang Mulia, jangan membuatku sedih dengan pergi begitu saja tanpa menikmati pesta, sebentar lagi acara dansa, tidakkah kau ingin berdansa dengan Ratumu" bujuk Thomas kini dengan nada memelas, tak ada lagi raut kesombongan di wajahnya.

Dante dan Helena saling memandang heran dengan perubahan sikap yang begitu cepat, tapi kemudian mereka tersenyum dan mengiyakan permintaan Thomas.

"Kendalikan eksrpesimu itu Yang Mulia, kau bisa membuat mereka curiga" tegur Isabel kesal lalu meninggalkan Thomas menuju meja saji yang menyediakan wine.

My Helena (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang