30. Cinta dan Tahta

5K 619 17
                                    

Mariana tidak datang sendirian, ada Lady Sophia dan Lady Grace bersamanya yang kini menatap penuh selidik pada Dante dan Helena

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mariana tidak datang sendirian, ada Lady Sophia dan Lady Grace bersamanya yang kini menatap penuh selidik pada Dante dan Helena.

"Bagaimana kalian bisa bersama, apakah Helena kembali menjadi pelayanmu?" tanya Mariana mewakili rasa penasaran mereka bertiga.

"Dia buka pelayanku lagi, sekarang kami adalah rekan kerja, aku meminta bantuannya untuk menyuburkan tanah di wilayahku sesuai pengalaman bertani di desanya dulu" jawab Dante seadanya dan berniat kembali melanjutkan langkah mereka. "Kami permisi"' ujarnya kembali meraih tangan Helena yang sempat terlepas. Mariana tentu saja tidak senang melihatnya.

"Kenapa terburu-buru, bagaimana kalau kalian bergabung bersama kami di kursi VIP" tawarnya memaksakan senyum ramahnya.

"Benar Tuan Duke, sekalian kita bisa berbincang, kami juga ingin tahu metode menyuburkan tanah versi gadis desa" timpal Lady Sophia sinis.

"Kalau ada yang paling berpengalaman menyuburkan tanah, Lady Mariana-lah orangnya, terbukti dengan wilayah Davies yang makmur karena pertaniannya" Lady Grece-pun tak ketinggalan ikut berkomentar.

"Teater adalah tempat untuk menyaksikan pertunjukkan bukan untuk berbincang, kami kesini untuk bersantai bukan untuk bicara bisnis, permisi" Dante dan Helena tetap melangkah dan bergabung dengan para kalangan menengah menuju ke kursi merah yang berjejer rapi

Panggung besar di depan masih tertutup tirai berwarna hitam namun penerangan sebagian sudah di matikan tanda pertunjukan sebentar lagi di mulai. Keduanya duduk dengan nyaman. Meski sempat terganggu dengan cara tatap Mariana dan teman-temannya. Hal itu takkan Helena biarkan merusak harinya.

Mariana sudah kehilangan minat untuk menonton, ia memutuskan pulang dan meminta kedua temannya untuk tetap mengawasi Dante dan Helena. Sang bunga pergaulan ingin segera bertemu dengan ayahnya.

🍎

Di ruang kerja yang terkesan hangat dengan warna dominan cerah dan penerangan yang cukup dari jendela-jendela besar dengan gorden merah. Marquess Davies tampak mengerutkan dahi membaca sebuah surat yang baru saja ia terima dari Kerajaan.

Dari arah pintu, Mariana masuk tanpa mengucapkan salam. Suara pintu yang di banting keras membuat sang pemilik ruangan yang sedang berada di meja kerjanya mendongak untuk melihat siapa yang telah bersikap kurang ajar. Namun akhirnya pria paruh baya itu hanya bisa menghela napas setelah tahu pelakunya.

"Bukankah aku sudah meminta Ayah untuk mengatur perjodohanku dengan Dante, kenapa sampai sekarang aku belum juga menerima kabar baik?" tanya gadis bergaun lilac itu dengan suara tinggi.

Marquess Davies kembali menghela napas demi mempertahankan kesabarannya. "Sepertinya Ayah tidak bisa melakukan itu, bacalah ini" surat yang tadi membuat dahinya berkerut kini ia serahkan pada Mariana yang sudah berdiri di hadapannya.

Hening sesaat sebelum sang putri kembali berteriak. "Jadi Ayah menyetujui ini? Aku tidak mau, aku hanya menginginkan Dante" teriaknya.

"Sayang sekali kita tidak bisa menolaknya karna itu adalah perintah langsung dari Raja, Kerajaan Herios sekarang sedang menghadapi krisis pangan, karena wilayah kita yang paling subur mereka menganggapmu sebagai Dewi kesuburan" terang Marquess yang kini membuat Mariana mengernyit heran.

My Helena (End)Where stories live. Discover now