28. Kesedihan Helena

5.3K 684 31
                                    

"Lady ada masa

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Lady ada masa.." pipi Helena yang sebelah kanan kembali mendapatkan tamparan yang sama.

"Kau bersandiwara menolak tawaran Dante hari itu, tapi kau ikut pulang dan kini tinggal bersamanya, dasar munafik! aku menyesal pernah membawamu kemari, pela.."

"Akh!" Tamparan tak kalah keras diterima Isabel, bekas jari Helena sampai membekas jelas di wajahnya yang putih.

"Berani-beraninya kau pela..akh!"

Tidak adil rasanya kalau hanya satu pipi yang di beri tanda.  Helena membayar dengan kontan perlakuan yang diterimanya. Dia mendekat dan menatap Isabel dengan nyalang lalu berbicara tepat di depan wajahnya.

"Kalau anda lupa, bukan saya yang kedapatan tidur telanjang dengan seorang pria di rumah orang, sekarang katakan siapa yang pelacur?" ucapnya tenang tapi menusuk, Isabel hanya bisa ternganga memegang pipinya tak mampu berkata-kata.

Gwen bergegas turun dari kereta untuk memapah tubuh Isabel yang limbung karena terkejut dengan balasan yang diterimanya, Namun wanita itu malah menghempasnya dan mendorong Gwen menjauh. Wajah Isabel sudah semerah cabe, emosinya sudah sampai ke ubun-ubun. Kala ia kembali bersiap untuk menyerang, Dante muncul dari pintu dan berseru dengan keras.

"Ada apa ini?"

"Dante!" Ekspresi kemarahan Isabel berubah pilu, seolah tak bertenaga dia melemparkan tubuhnya ke pria tegap itu lalu menangis tersedu.

"Pelayan itu telah menampar dan menghinaku, lihat ini!" ujarnya menunjukkan kedua pipinya. Melihat itu Dante mengerutkan dahinya lalu menatap Helena.

"Apa itu benar?" tanyanya.

"Iya" jawab Helena tak gentar. "Aku bahkan ingin sekali merobek mulutnya sekarang" ujarnya lantang seraya menatap tajam. Isabel beringsut takut dan makin mengeratkan pelukannya pada Dante.

"Kau dengar sendiri kan, pelayan gila itu hendak membunuhku Dante, cepat tangkap dan hukum dia, kau tidak boleh membiarkannya berkeliaran di rumahmu" hasut Isabel dengan suara bergetar dan wajah yang basah karena air mata.

Helena yang muak melihatnya, menendang dengan keras salah satu kaki Isabel hingga perempuan itu kembali menjerit kesakitan, setelahnya ia berjalan masuk dan meninggalkan semua barang belanjaannya begitu saja berserakan di lantai.

Dante memberi kode pada Paul yang segera paham lantas memungut semua belanjaan itu lalu mengikuti Helena.

"Mau kemana kau pelayan murahan?" Teriak Isabel tapi masih bersandar di pelukan Dante. "Dia berani menendang-ku, kau harus menghukumnya, andai kau tidak datang tepat waktu, aku mungkin sudah menjadi mayat, dia itu kriminal, tangkap dia!" rengeknya lagi.

Dante melepaskan pelukan yang membuatnya sesak dan kemejanya basah, setelah ia dan Isabel berjarak. Tatapan selidiknya mulai bekerja.

"Kenapa kau datang, bukankah aku sudah menyuruhmu untuk tidak mendekatiku lagi!?"

My Helena (End)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora