23. Dansa Pertama

5.4K 584 5
                                    

Pesta yang di adakan Mariana secara terpisah untuk para pelayan yang membantu mempersiapkan pestanya tak kalah meriah karena suasananya lebih santai dan akrab

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pesta yang di adakan Mariana secara terpisah untuk para pelayan yang membantu mempersiapkan pestanya tak kalah meriah karena suasananya lebih santai dan akrab. Makanan yang di sajikan pun tak kalah enak. Helena sendiri sudah kekenyangan sehabis menyantap ayam panggang dan kentang tumbuk yang diberi taburan keju.

Beberapa orang membentuk kelompok untuk berbincang sambil minum jus karena Mariana tidak memperbolehkan minuman beralkohol agar mereka bisa kembali bekerja besok. Beberapa orang lagi berdansa mengikuti musik ala kadarnya yang mereka siapkan sendiri seperti biola dan seruling.

Helena berjalan menjauh dari keramaian untuk melancarkan pencernaannya. Ia ingat kebun apel semalam yang di datanginya bersama Dante dan langkahnya membimbingnya ke sana. Hanya sedikit cahaya bulan yang tembus hingga suasana jadi remang-remang.

"Sepertinya memanggil kunang-kunang akan menyenangkan" seru Helena yang di setujui Lala dan Sese.

Gadis bergaun hijau itu-pun mulai bersiul dan meniatkan dalam hati hewan yang dia inginkan hadir dan tak lama kemudian segerombolan kunang-kunang datang dan terbang di sekitarnya.

"Indah seperti biasanya, terima kasih atas kedatangan kalian, tolong bantu terangi jalanku" Helena terus  berjalan santai lebih masuk ke dalam kebun tanpa menyadari sepasang mata sedang mengawasinya dari ketinggian.

Gadis itu akhirnya berhenti dan duduk bersandar di salah satu pohon sambil menikmati semilir angin dan cahaya kunang-kunang. Tiba-tiba sesosok hitam melompat dari atas pohon berdiri tepat di depannya.

"Suasana yang sempurna untuk berdansa, bukankah begitu?" ucap Dante sambil mengulurkan tangan kanannya.

"Aku tidak bisa berdansa" Helena mengabaikan uluran tangan itu dan kembali memusatkan perhatiannya pada kunang-kunang.

Dante yang di abaikan tidak merasa tersinggung sama sekali, dia malah tersenyum, tangannya yang tadi terulur kini dia gunakan untuk meraih pinggang Helena untuk di dekapnya erat.

"Bukankah kau seharusnya di pesta dan berdansa dengan para Lady di sana?" ucap Helena ketus tapi tak berusaha berontak untuk lepas dari Dante, dia tahu itu percuma, belitan pria itu sangat erat.

"Di sana terlalu silau dan berisik, berdansa di bawah cahaya kunang-kunang lebih menarik"

"Sudah kubilang aku tidak bisa berdansa" jarak mereka yang terlalu dekat membuat gadis itu tidak nyaman sehingga ia memundurkan sedikit tubuh bagian atasnya.

"Biar aku yang memandumu, kau siap!?" Belum juga Helena memberikan jawaban, pria yang kini hanya mengenakan kemeja hitam dengan rambut sedikit berantakan itu mengangkat sedikit tubuh Helena, hingga kaki gadis itu kini bertumpu di atas kedua kakinya.

Sambil membayangkan sedang mendengar alunan musik Dante mulai berdansa dengan bergerak ke kiri dan ke kanan sesekali ia akan berputar dan mengangkat tubuh Helena tinggi-tinggi.

My Helena (End)Where stories live. Discover now