35. Pesta Pertunangan

4.5K 626 25
                                    

Tidak persis sama, tapi sekelebat mirip, fitur wajah, rambut, bentuk tubuh termasuk senyumnya, semua mengingatkan Andreas pada sosok Magdalena, selir yang paling dicintainya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak persis sama, tapi sekelebat mirip, fitur wajah, rambut, bentuk tubuh termasuk senyumnya, semua mengingatkan Andreas pada sosok Magdalena, selir yang paling dicintainya. Mereka memiliki putri yang sudah lama tidak ia cari tahu kabarnya.

"Apakah dia?" Raja tidak mampu menyelesaikan ucapannya ketika matanya bertemu dengan mata Agatha.

"Itu tidak mungkin Yang Mulia, putrimu yang terkutuk itu bertubuh lemah, dia cacat sejak lahir dan sampai sekarang masih tinggal di Hutan terlarang" sangkal sang Ratu seolah bisa membaca pikiran suaminya.

Ingatan Andreas terlempar ke 18 tahun yang lalu. Saat di mana ia kehilangan wanita yang dicintainya. Kala itu kesibukan membuat ia tidak bisa selalu mendampingi Magdalena di masa kehamilannya sampai kabar duka datang. Selir kesayangannya meninggal ketika melahirkan.

Andreas bersedih, apalagi ketika tanda cinta mereka dinyatakan cacat oleh tabib. Bayi kecil itu memang jarang bergerak, menangis dan terlihat pasif. Pandangannya yang memiliki warna mata berbeda, terlihat hampa.

Demi menjaga nama baik keluarga Kerajaan yang harus memiliki keturunan yang unggul. Kehadiran bayi itu dianggap bisa membawa kesialan, maka keberadaannya-pun disembunyikan. Hanya segelintir orang yang mengetahui ia masih hidup.

Dengan berat hati Andreas mengirim putri kecilnya keluar dari Istana dan berada di bawah pengasuhan pelayan pribadi Magdalena untuk tinggal di rumah kayu sederhana di pinggiran hutan terlarang.

Gagal panen berkepanjangan yang mempengaruhi stabilitas Kerajaan akhirnya membuat ia lupa pada bayi yang hanya sekali berada dalam pelukannya.

"Salam Yang Mulia Raja dan Ratu Kerajaan Herios, semoga anda berdua panjang umur dan selalu diberi keberkahan" ucap Dante dan Helena bersamaan yang membuat Andreas tersadar dari lamunannya.

"Selamat datang di pesta ini keponakanku, buatlah dirimu dan pasanganmu nyaman, semoga kalian bisa cepat menyusul Pangeran Hendrik dan Lady Mariana" balas Andreas dengan senyum ramahnya.

"Terima kasih, kami permisi untuk memberi ucapan selamat kepada Pangeran Hendrik" Dante tidak ingin berlama-lama karena sikap Ratu yang terkesan dingin dan menatap Helena dengan sinis. Meski tidak tahu pasti penyebabnya ia merasa keduanya tidak boleh berdekatan.

Disisi lain, tatapan yang sama diberikan Mariana pada Helena yang berjalan ke arahnya. Meski masih dia yang menjadi bintang di pesta ini, tapi gadis itu memiliki yang ia inginkan.

"Kekasih sepupuku sangat cantik, dia memiliki selera yang baik, tapi bagiku kaulah yang paling sempurna, aku beruntung memilikimu" bisik Hendrik mesra di cuping Mariana yang memerah. Gadis itu memang selalu lemah dengan pujian.

"Salam Pangeran Hendrik selamat untuk ulang tahun dan pertunanganmu, semoga diberi kelancaran sampai acara pernikahan" ucap Dante tak pandai berbasa-basi inilah salah satu alasan ia malas menghadiri pesta. Helena terpaksa menahan senyumnya mendengar kata-kata yang terkesan template itu.

My Helena (End)Where stories live. Discover now