49. Siasat Baru

3.5K 460 24
                                    

Mata Mariana membulat sempurna mendengar teguran yang ditujukan untuknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mata Mariana membulat sempurna mendengar teguran yang ditujukan untuknya. Dari menunduk, ia mengangkat wajahnya dan bertatap dengan Helena yang menyeringai sinis padanya.

"Ap-apa maksud Yang Mulia Ratu, saya tidak mengerti"

"Kau akan mengerti setelah minum teh Ini" Helena menaruh kembali cangkir dan mendorongnya ke sisi Mariana yang berdiri tidak jauh setelah menyajikan kue. "Minumlah, tunggu apa lagi!" Perintahnya tegas.

"Saya tidak berani Yang Mulia, saya hanya seorang pelayan" balas Mariana kembali bersandiwara, namun rasa takut perlahan menguasai tubuhnya yang mulai gemetar.

"Aku mengijinkanmu meminum teh itu, silahkan!" Nada bicara Helena terdengar santai, namun penuh penekanan.

"Minum saja! Jangan melawan perintah Yang Mulia" seru pelayan lain yang datang bersama Mariana tadi.

Dengan tangan gemetar, wanita yang sudah mulai berkeringat itu meraih telinga cangkir dan mengangkatnya, saking gugupnya sebagian isinya sampai tumpah. Ketika bibir cangkir sedikit lagi menyentuh bibirnya, Mariana sengaja menjatuhkannya.

"Ma-maaf yang Mulia" ujarnya cepat lalu memungut cangkir yang ia jatuhkan.

"Jangan khawatir, masih ada cangkir lain begitu juga isi  tekonya, tuangkan lagi!" Helena tidak mengendurkan intimidasinya. Ia mulai bosan bermain. Mariana harus segera di selesaikan.

"Yang Mulia, tolong ampuni saya, saya tidak sengaja menjatuhkannya, tolong jangan hukum saya Yang Mulia!" Teriak Mariana tiba-tiba sambil bersujud hingga dahinya menyentuh tanah. Ini adalah cara terakhirnya untuk lolos dari racunnya sendiri juga untuk menarik perhatian Dante. Dia berpikir mungkin saja pria idamannya itu akan menilai buruk Helena yang semena-mena.

"Namun sayang, Dante hanya melirik sebentar lalu melanjutkan latihannya. Lama bersujud, Mariana tidak merasakan pergerakan apapun, ketika kepalanya mendongak, seekor ular King Kobra-lah yang ada di depan wajahnya.

Mantan Lady Davies itu membeku, ia bahkan menahan napas saking takutnya. Ular itu terlihat begitu buas, menatapnya tajam dan sesekali mendesis mengeluarkan lidahnya.

"Aku tahu kau menaruh racun dalam teko teh-ku, aku tahu kau yang meracuni Mertua dan suamimu, dan aku tahu kau yang memiliki ide untuk meracuni Helena dulu"

Mariana hanya mampu melihat kaki Helena yang berada di belakang kepala sang ular, tapi dengan jelas mendengar suaranya. Rasa takut dan penasaran kini bercampur menjadi satu, dari mana Ratu tahu semua kejahatannya. Hendak menyangkal, tapi ia bahkan tidak berani menggerakkan bibirnya.

"Kau pasti akan bilang itu semua bohong kan?" Tebak Helena. "Tapi aku punya saksinya" Tula lalu muncul dari balik meja dan melompat ke atas kepala Sese membuat Mariana kembali terkejut hingga reflek bangkit dari sujudnya dan beringsut mundur. Ketika ia menatap ke sekeliling hanya ada dirinya dan sang Ratu.

Dengan detail Tula memaparkan semua tindak tanduk Mariana dalam melancarkan kejahatannya. Mariana tidak dapat menyanggah karena masih belum berdamai dengan keterkejutannya. Baru ketika Tula selesai, wanita berambut merah itu berteriak histeris.

My Helena (End)Where stories live. Discover now