Part 6

42.7K 2.3K 27
                                    

Pagi mulai datang, membawa secercah cahaya bagi kegelapan. Udara dingin kembali berhembus menciptakan suara gemersik dedaunan yang tertiup. Ariana merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal. Tanpa sadar ia menendang kakinya sendiri. "Aaa!!!" teriaknya. "Aduh sakit."

Lalu terdengar langkah-langkah kaki yang mendekat ke arah kamarnya. "Ana kenapa?" tanya Laura dengan raut khawatir.

"Tadi gak sengaja nendang kaki sendiri," jelas Ariana sambil tertawa geli mengingat tingkah bodohnya itu.

"Apa perlu saya panggilkan dokter?"

Ariana menggeleng sambil tersenyum. "Di mana Damian?" tanya Ariana sambil menatap ke arah pintu yang terbuka.

"Tuan Damian sudah pergi beberapa menit yang lalu, ia berpesan agar kamu segera sarapan setelah bangun," jelas Laura.

"Pergi kemana?"

"Saya kurang tahu," jawab Laura membuat Ariana menghela napas kecewa. "Apa kamu mau menelepon tuan Damian?"

"Tidak!" teriaknya panik. "Ehm.. maksudku, aku akan menghubunginya nanti," koreksi Ariana.

Laura mengangguk mengerti, ia segera mengisyaratkan pelayan-pelayan untuk membawa masuk sarapan yang sudah disediakan.

"Bisakah aku mandi dulu sebelum sarapan?" tanya Ariana sambil tersenyum.

"Tentu, kami akan membersihkan tubuhmu dengan air hangat."

"Kalian?" tanya Ariana dengan mulut yang menganga.

"Ya, kamu masih belum boleh berjalan dulu, Ana," jelas Laura.

Ariana menghela napas kesal. "Aku bisa kok mandi sendiri, kalian cuma perlu membantuku berjalan ke kamar mandi. Dan jangan ceritakan ini pada Damian ya?" ucap Ariana sambil mengedipkan sebelah matanya. Ariana langsung bangkit duduk dan hendak berdiri.

"Ana, tuan Damian akan memarahi kami jika tahu tentang ini," ucap Laura ketakutan.

"Maka dari itu jangan beritahu dia," jawab Ariana sambil bangkit berdiri dibantu oleh pelayan-pelayan.

"Ternyata kau keras kepala juga ya," ucap seseorang membuat kegiatan mereka terhenti. Pria itu melipat kedua tangannya sambil menatap Ariana tajam.

"Kenapa kalian berhenti? Ayo bantu aku ke kamar mandi." Ariana sama sekali tak mempedulikan keberadaan Damian.

Para pelayan itu menunduk sambil membantu Ariana berjalan. "Jika kau melangkah sekali lagi, aku yang akan memandikanmu," ancam Damian tidak membuat Ariana takut. Wanita itu terus berjalan hingga masuk ke dalam kamar mandi.

Damian tersenyum melihat perlawanan istrinya belakangan ini, tidak biasanya wanita itu bertingkah begitu kekanak-kanakkan kepadanya. Tapi ia suka dengan semua ini, dia suka saat wanita itu melawannya.

Damian ikut masuk ke dalam kamar mandi, tak mempedulikan tatapan marah istrinya.

"Kenapa kau ikut masuk?!"

"Kalian semua boleh kembali bekerja," perintah Damian kepada para pelayan.

"Apa?! Tidak! Kalian jangan kemana-mana!" teriak Ariana sedikit panik.

"Tenanglah, kan ada suamimu di sini," ucap Damian sambil mengisyaratkan pelayannya untuk segera pergi dari ruangan itu.

Dan kini hanya tinggal Damian dan Ariana di dalam kamar mandi. Ariana menelan ludahnya gugup, sementara Damian hanya tersenyum melihat raut kegugupan dari wanita itu.

"Tidak bisakah kau keluar?" tanya Ariana.

"Tidak," jawab Damian dengan santainya sambil mengalirkan air pada bath up.

DamiAna [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang