Part 35

30.7K 1.7K 34
                                    

Ariana meletakkan tangannya di bawah dagu untuk menahan kepalanya agar tetap menghadap ke atas. Setelah delapan hitungan, ia kembali berganti gaya. Setelah sekitar tiga menit melakukan pemanasan statis, seluruh tim melakukan pemanasan dinamis dengan berlari mengelilingi lapangan tersebut.

"Ini lapangan gede banget ya, abis lari langsung encok ini mah," ucap Novi sambil menyeka keringatnya.

"Ah masa gini doang langsung pesimis gitu! Lihat tuh Ariana, dia tenang-tenang aja," sahut Fenny.

"Ya itu mah beda kasusnya, lo gak sadar ya kalau ada Damian di sini?" ucap Venia.

"Damian suaminya Ariana maksud lo?" tanya Fenny dengan mata membulat.

Venia mengangguk dan segera menunjuk ke arah Damian yang sedang berlari tepat di belakang Ariana. "Pasti semangat Ariana tinggi banget sekarang, orang ada suaminya di sini."

Fenny dan Novi mengangguk, menyetujui ucapan Venia.

"Ehem!"

Fenny, Novi, dan Venia segera menoleh ke arah seseorang yang berhasil mengganggu rumpi ceria mereka. "Eh a.. da Damian," ucap mereka bertiga kompak.

"Sejak kapan kalian kenal sama Ariana?" tanya Damian berusaha mengorek informasi dari tiga orang yang ia yakini cukup tahu banyak tentang Ariana.

"Sejak hari pertama masuk kuliah, emangnya kenapa?" balas Novi sambil berusaha menyembunyikan rasa gugupnya. Siapa yang bisa tenang berada di samping pria setampan Damian?

"Kamu tahu kalau Ariana punya kembaran?" tanya Damian.

Ketiga wanita itu saling bertatapan dan mengangkat bahu mereka. "Sorry, kita gak tahu. Kenapa kakak gak nanya aja sama Ariana? Ariana kan istri kakak," jawab Venia.

"Aku hanya ingin tahu dari orang lain, siapa tahu istriku itu berbohong," ucap Damian sambil tertawa. Rasanya aneh sekaligus menyenangkan saat ia menyebut Ariana sebagai istrinya.

"Ya sudah, aku ke Ariana dulu ya." Damian tersenyum singkat lalu mempercepat langkahnya.

"Oh my God, look at that face! He looks like my next mistake!" nyanyi Fenny dengan wajah bahagianya.

"Alah lo mah kalau abis ketemu cowok ganteng aja langsung deh nyanyi, kayak orang India aja," ejek Venia. "Sekalian sana gelantungan di atas ring."

Ucapan Venia berhasil membuat Fenny menyerucutkan bibirnya kesal. Berbeda dengan Fenny yang sedang kesal, saat ini Ariana malah merasa terancam. Bayangkan saja, bagaimana mungkin Damian dan ia bisa berlari berdampingan seperti ini? Padahal setahunya tadi Damian sudah tertinggal jauh darinya.

"Hai," sapa Damian sambil tersenyum kepada Ariana. Ariana menghela napas dan segera mempercepat kecepatan larinya. Namun Damian lagi-lagi dapat menyusul dengan cepat.

Ariana mendengus kesal dan kembali menambah kecepatannya hingga menyusul anggota tim yang lain. Seolah tak mau kalah, Damian pun ikut melakukan hal yang sama. Kegiatan mereka itu cukup mengundang perhatian para penonton yang sudah memadati ruangan itu. Mereka bersorak seolah mendukung Damian agar segera menyusul Ariana.

"Perasaan aku cuma mau menghindar deh, kok malah jadi kayak lagi lomba lari ya?" gerutu Ariana sambil menghapus keringatnya. Tak lama kemudian Damian akhirnya berhasil berada di samping Ariana lagi. Para penonton bertepuk tangan senang.

"Senang jadi pusat perhatian?" sindir Damian sambil tersenyum miring.

Ariana menghela napas dan berusaha menahan emosinya yang bergejolak. Ia memutuskan untuk berhenti berlari. "Bisa gak sih gak usah ngikutin?!"

DamiAna [COMPLETED]Where stories live. Discover now