Part 48

40.9K 1.8K 89
                                    

"Kamu pasti bohong!" seru Hana. Hana menatap Ariana dengan tatapan benci, ia tidak menyangka kalau selama ini ia telah dibohongi.

"Kau! Pasti semua ini karena kamu, Ariana! Kenapa kamu selalu membuat hidupku menderita?!"

Ariana mundur selangkah karena takut jika kemarahan Hana meledak, tapi Damian buru-buru memeluk pinggang Ariana dan meyakinkannya bahwa Damian akan melindungi Ariana.

"Ini semua salahku, akulah yang harus bertanggung-jawab dalam hal ini," sahut Damian.

"Kenapa kamu selalu membela Ariana?! Kenapa?! Padahal jelas-jelas, ia bersalah!"

"Jangan menyalahkan Ariana lagi, Hana! Kamu harus sadar. Kamulah yang menyebabkan semua ini terjadi. Kamu yang menyuruh Ariana untuk berpura-pura menjadi kamu, tidak kah kau sadar kalau itu membuat perasaan Ariana pada Damian semakin dalam?"

"Apa?!" Damian sangat terkejut saat mendengar perkataan Rivanno.

"Wanita yang bersamamu saat hari pernikahan kalian adalah Ariana, bukan Hana," jawab Rivanno membuat Damian terdiam tak dapat berkata apa-apa.

Hana menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan berjongkok. Badannya mulai bergetar dan air mata mulai mencoba menghiasi seluruh wajahnya.

"Kalian memang benar, tapi itu bukan berarti kalian bisa berkata seolah-olah Hana adalah penyebab dari semua ini. Kita semua bersalah, Damian bersalah karena sudah berpura-pura menjadi suami Hana, aku bersalah karena sudah berpura-pura mencintai Ariana, Ariana bersalah karena sudah berpura-pura menjadi istri Damian," jelas Rafael.

"Ya, Rafael benar. Aku juga bersalah karena sudah pura-pura meninggal. Lebih baik kita akhiri di sini segala kesalahpahaman ini, Hana," tambah Xavier sambil berjongkok di sebelah Hana. Ia menyentuh punggung Hana lembut namun wanita itu sama sekali tidak menggubrisnya.

"Hana?" panggil Xavier sekali lagi.

Rafael langsung mengambil inisiatif untuk menggendong Hana. Ia tahu ada sesuatu yang tidak beres pada wanita itu. Dan tebakannya benar, Hana pingsan.

"Aku akan membawanya ke rumah sakit," ucap Rafael sambil berlari keluar dari gereja. Xavier ikut berlari mengikuti Rafael.

Sementara Ariana kini diperhadapkan dengan Agnes yang sedang menangis dalam diam.

"Kamu sudah mengecewakan Mama, Ana."

Ariana langsung berlutut di hadapan Agnes. "Maafin Ana, Mama. Ana bersalah. Tapi Ana gak bisa menikah dengan Rafael. Ana cuma cinta sama Damian."

"Mama gak akan bisa memaafkan kamu!" bentak Agnes. Ia mengusap wajahnya kasar. "Kamu sudah mempermalukan keluarga kita!"

"Maafin Ana," ucap Ariana dengan nada menyesal.

Agnes bangkit berdiri dan melangkah meninggalkan Ariana dengan berurai air mata. Rivanno langsung mengejar Agnes.

Damian memegang bahu Ariana dan mengisyaratkan wanita itu untuk bangkit berdiri. Damian membawa Ariana masuk ke dalam pelukannya. "Kamu sudah membuat pilihan dengan benar," bisik Damian lalu mencium puncak kepala Ariana.

Ia segera membantu Ariana untuk keluar dari gereja. Damian berjanji kepada Tuhan saat itu juga bahwa ia tidak akan pernah melepaskan wanita itu lagi. Sudah cukup kesulitan yang mereka hadapi untuk bersama selama ini.

"Kita harus menyusul Hana," ucap Ariana lemah. Damian mengangguk sambil membantu Ariana untuk masuk ke dalam mobilnya.

Damian melajukan mobilnya dengan tenang walaupun hatinya sedikit gelisah. Ariana terus menatap ke arah jendela sambil menangis dalam diam. Tiba-tiba ponsel Ariana berdering begitu nyaring sehingga membuat mereka berdua sama-sama menoleh. Nama Rafael muncul di layar ponsel Ariana.

DamiAna [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora