Part 26

28.6K 1.5K 48
                                    

Hari ini merupakan hari yang begitu berat bagi Ariana. Ia harus mempersiapkan dirinya untuk meninggalkan segala kebahagiaannya. Ia harus mempersiapkan hatinya untuk tersakiti. Ia harus merelakan segalanya, semua yang sangat berarti dalam hidupnya.

Damian, Ariana, Rivanno, dan Nathan sudah kembali ke Indonesia beberapa jam yang lalu. Sebenarnya ini adalah keinginan Ariana, karena nanti malam Hana akan menjalani operasi dan ia harus menemani saudaranya itu.

"Kenapa melamun?" Damian mengecup pipi Ariana tiba-tiba.

Ariana hanya balas tersenyum dan kembali menatap pantulan dirinya di kaca. Ia sedang duduk di depan meja rias sambil menopang dagunya dengan tangan.

"Besok ada acara penyerahan penghargaan bagi bintang perfilman Indonesia. Kau bisa ikut, kan?" tanya Damian membuat Ariana membeku di tempat. "Kau bisa, kan?"

Ariana mengangguk walaupun ia tidak yakin. Semua akan berakhir malam ini dan mulai besok hidupnya akan berubah drastis. Ia akan kembali menjalani rutinitasnya sebagai mahasiswi. Bukankah itu bagus? Tapi Ariana sama sekali tidak merasa senang dengan hal itu.

"Apa yang ingin kau lakukan hari ini?" tanya Damian sambil kembali mengecup pipi Ariana.

Ariana mengetukkan telunjuknya pada dagunya, berpikir apa yang akan ia lakukan pada hari terakhirnya. "Aku ingin berenang hari ini."

Damian berpikir sejenak namun akhirnya menyetujui usulan Ariana. "Mau berenang di mana?"

"Di rumah aja," jawab Ariana sambil balas tersenyum. Ia ingin menikmati sisa waktunya di rumah Damian, mungkin ia tak dapat menginjakkan kakinya lagi di rumah ini besok.

"Kita akan berenang di tempat lain, aku akan menyiapkannya," balas Damian yang langsung mendapatkan cubitan tajam pada pinggangnya.

"Tadi nanya, pas dijawab malah gitu," gerutu Ariana.

Damian tertawa, ia mendekatkan wajahnya ke telinga Ariana. "Pakailah baju yang bagus," bisik Damian sambil mengerlingkan matanya. Pria itu kembali tertawa melihat wajah bingung Ariana.

"Memang selama ini baju aku gak bagus ya? Kok kamu gak bilang sih?!" Ariana memegang dadanya dramatis.

"Pokoknya kau harus tampil cantik malam ini," balas Damian tanpa berniat menjawab pertanyaan Ariana tadi. Pria itu segera melangkah meninggalkan Ariana.

Ariana menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 3 sore. Ia benar-benar tidak mengerti dengan perkataan Damian tadi. Memangnya kalau mau berenang harus tampil cantik dulu ya?

Wanita itu berjalan menuju lemari pakaiannya, sebenarnya pakaian itu bukan miliknya. Pakaian itu adalah pakaian Hana yang sudah di tempatkan di rumah Damian sebelum hari pernikahan mereka.

"Pakai baju apa ya?" Dahinya sedikit berkerut. Dia mengeram kesal saat menyadari bahwa ia tidak memiliki ide pakaian apapun. "Boleh gak sih pakai baju renang aja?!" lanjutnya frustasi.

Ia kembali menatap semua pakaian Hana. "Kalau pakai kaos kurang feminim. Kalau pakai jaket terkesan berantakan. Kalau pakai singlet dingin. Kalau pakai dress masuk angin," komentarnya terhadap satu persatu pakaian itu.

"Aku gak tahu harus pakai pakaian apa." Ariana menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur. Ia bukanlah wanita yang begitu mengidolakan gaya fashion, dia juga jarang memperhatikan penampilannya.

"Gak usah pakai baju aja gimana?" tanya seseorang yang dengan lancangnya memasuki kamar Ariana. Ariana langsung bangun dari tempat tidurnya dan menatap orang itu marah.

"Dasar pria gak sopan! Ketuk pintu dulu sebelum masuk. Dan tadi kau bilang apa? Gak usah pakai baju?! Kau mau aku laporkan ke Damian?!" omel Ariana sambil bertolak pinggang.

DamiAna [COMPLETED]Where stories live. Discover now