Part 13

35.2K 1.8K 47
                                    

Setelah sekitar dua jam berlalu, pesawat mereka akhirnya mendarat di bandara internasional Singapore. Karena Ariana masih tertidur, Damian memutuskan untuk menggendong wanita itu tanpa membangunkannya dari tidur lelapnya. Ia yakin Ariana pasti sangat lelah, ia sudah mendengar semua peristiwa penculikan yang hampir menimpa istrinya tadi malam. Damian jadi merasa bersalah karena tidak bisa melindungi wanita itu.

"Damian, kenapa kau menggendong wanita itu? Dasar wanita malas!" ucap Selena sambil mendorong tubuh Ariana sehingga tubuh Damian sedikit mundur ke belakang.

"Jangan ganggu dia, dia istriku," Damian menatap mata Selena tajam.

"Sejak kapan kau peduli dengan semua itu? Damian yang aku kenal adalah pria bebas yang tak pernah mau diikat dengan sebuah hubungan!"

"Ada apa ini?" tanya Mr. Jason yang baru saja keluar dari ruangannya.

"Dia lebih memilih wanita ini daripada aku, aku tidak suka!" jawab Selena sambil menatap Mr. Jason dengan tatapan sedih.

"Bukankah aku sudah memperingatkanmu di telepon, Mr. Bosseli?" tanya Mr. Jason sambil menepuk bahu Damian. "Biarkan orang lain yang menggendong Hana." Mr. Jason mengisyarat salah satu dari timnya untuk menggantikan posisi Damian.

"Biar gue aja," jawab Nathan sambil mengulurkan kedua tangannya pada Damian. Nathan yakin pria itu tidak akan suka apabila ada orang lain yang menyentuh istrinya. Setidaknya jika ia yang menggendong Ariana, mungkin saja Damian tidak akan marah.

Damian menyerahkan Ariana dengan tatapan tidak rela. "Tenang aja, gue gak akan ngerebut milik lo," bisik Nathan sambil tersenyum.

Selena segera melingkarkan tangannya pada lengan Damian yang berotot dan besar. Mereka semua segera berjalan menuju sebuah bus yang sudah terparkir di depan bandara. Bus itu adalah kendaraan milik Mr. Jason yang digunakan untuk menunjang kegiatan pembuatan filmnya. Bus itu dilengkapi dengan berbagai fasilitas mewah, seperti kursi yang empuk dan dapat digunakan untuk berbaring, layar televisi yang dapat ditarik pada bagian kiri kursi, tab mini yang berada di hadapan setiap penumpang yang dapat mengakses internet dengan gratis karena bus itu juga menyediakan layanan Wi-fi gratis.

Tapi sayangnya Damian tidak tertarik dengan semua itu, dia malah merasa risih dengan kehadiran Selena yang terus bergelayut manja di tangannya. Rasanya ingin sekali Damian menarik tangannya menjauh dari wanita itu, namun ia tidak bisa. Matanya menatap Ariana yang duduk lumayan jauh darinya, Damian dapat melihat bahwa wanita itu masih tertidur pulas. Damian tersenyum mengingat segala tingkah berani wanita itu tadi, ia memaklumi kemarahan Ariana kepadanya. Namun lagi-lagi ia hanya bisa memohon agar wanita itu percaya kepadanya tanpa bisa menjelaskan apapun. Bukannya Damian tidak mau menjelaskannya, namun pria itu tidak bisa.

Ariana menggeliat di posisinya, wanita itu masih tetap tak bisa diam saat tidur. Kepala Ariana berulang kali hampir jatuh ke samping. Damian mengumpat akibat ketidakpekaan Nathan, seharusnya pria itu membuat istrinya tidur dengan nyaman bukannya malah sibuk bermain game di ponselnya.

"Sayang, apa kau haus?" Selena menatap Damian manja.

Damian tidak menjawab pertanyaan Selena dan memilih untuk memalingkan wajahnya.

"Aku akan membuatkanmu kopi panas," ujar Selena sambil mengecup rahang Damian. Wanita itu segera beranjak dari kursinya sehingga Damian dapat sedikit bernapas lega.

Damian segera mengeluarkan ponselnya dari sakunya dan menelepon seseorang. "Bagaimana hasilnya?" tanyanya dengan begitu pelan.

"..............."

"Segera temukan kebenarannya, cari bukti sebanyak mungkin," balas Damian. "Aku harap kau bisa segera menyelesaikan kasus ini, Vanno," tambahnya lalu segera mematikan sambungan teleponnya.

DamiAna [COMPLETED]Where stories live. Discover now