Part 10

38.4K 1.9K 22
                                    

Ariana menatap ponselnya, tak ada pesan ataupun panggilan apapun dari Damian. Ia sebenarnya sangat khawatir dengan keadaan Damian, apakah pria itu sudah menghabiskan makanannya? Apa Damian sudah meminum obatnya? Namun ia tidak sanggup untuk bertemu dengan pria itu dulu. Jujur ia masih terkejut mendengar ucapan Selena tadi.

Kini matanya menangkap bayangan rumah sahabatnya yang jatuh tepat pada retinanya. "Kiri, Pak," ucap Ariana.

Angkutan umum itu pun berhenti tepat di depan rumah Jane yang cukup besar. Ariana segera memberikan beberapa lembar uang dan beranjak turun. Sebenarnya rumah Jane tidaklah sebesar yang kalian pikirkan, karena hampir sebagian besar tanahnya dimanfaatkan untuk menanam berbagai jenis tanaman. Taman rumah Jane begitu indah, sentuhan-sentuhan Eropa terlihat jelas dari desain taman tersebut.

Ariana mengetuk pintu pos satpam yang berdiri tepat di samping pagar rumah Jane, orang tua Jane memang jarang berada di rumah, itu sebabnya penjagaan di tempat itu cukup ketat. "Eh ada non Ariana, silahkan masuk, Non," ucap Pak Sapri, satpam yang sudah mengenal Ariana dengan baik sejak lama.

"Makasih, Pak," ucap Ariana sambil berjalan memasuki pos tersebut. Ia tak mau membiarkan Pak Sapri repot-repot membuka pagar, jadi ia lebih memilih masuk melewati pos satpam.

Ariana segera membuka pintu rumah yang berukuran dua kali lebih tinggi daripada tubuhnya itu. Dengan langkah lemah ia melangkah menuju lantai atas dan langsung membuka pintu kamar Jane. Di sana Jane sedang asik bermain PlayStationnya. Ariana langsung menjatuhkan tubuhnya yang terasa begitu lelah pada kasur Jane.

"Sepertinya kau tambah tidak sopan sejak menikah, Ana." Jane tidak mengalihkan pandangannya dari layar televisinya.

"Aku lelah, Jane." Ariana memijit pelipisnya sendiri.

"Kenapa? Habis bertengkar dengan suamimu?"

"Dia bukan suamiku," balas Ariana terdengar sendu. "Untuk apa aku memikirkannya kalau dia bukan suamiku? Memang aku begitu bodoh!"

Jane menghela napas dan segera mematikan televisi dan PlayStation-nya. Ia mengerti kalau sahabatnya itu sedang menghadapi masalah berat yang sulit untuk diselesaikan. Jane segera bangkit berdiri setelah sebelumnya ia duduk di lantai yang dibalut oleh sebuah karpet tebal buatan Eropa. Ia lalu menjatuhkan tubuhnya di samping Ariana.

"Ceritalah, Ana. Aku akan mendengarkannya."

"Damian selingkuh," ucap Ariana sambil memejamkan matanya, membuat sebuah cairan bening lagi-lagi lolos dari matanya.

"Selingkuh? Apa ini karena berita tentang Damian yang sedang ramai diperbincangkan di TV?"

Ariana mengangguk sambil menghapus air matanya yang entah sudah keberapakalinya mengaliri wajahnya.

"Itu hanya gosip, Ana. Jangan mudah percaya dengan hal seperti itu." Jane menepuk pelan lengan Ariana.

"Wanita itu menelepon ponsel Damian," jelas Ariana sambil terisak. "Selena Lavigne Dementer menelepon Damian tadi dan sayangnya akulah orang yang mengangkat telepon itu, dia mengatakan hal-hal yang membuatku yakin bahwa Damian telah berselingkuh."

"Dan kau percaya?"

Ariana menghela napas, ia tidak tahu apakah ucapan Selena benar adanya atau tidak, tapi semua itu mungkin saja benar mengingat Damian adalah seorang bintang terkenal yang sangat tampan. Ia pasti dicintai oleh banyak wanita diseluruh belahan dunia ini. Ariana tidak yakin kalau Damian akan menolak seorang Selena yang notabenenya seorang model terkenal dengan tubuh yang modis dan menarik.

"Aku tidak tahu," jawab Ariana.

Kali ini giliran Jane yang menghela napas. "Aku sempat mengira pernikahan ini akan membuatmu lebih baik, tapi ternyata aku salah. Pernikahan ini buruk, Ana," ucap Jane sambil menatap Ariana prihatin. "Apakah kau sudah mencoba menjauh darinya?"

DamiAna [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang