Part 17

29.7K 1.7K 44
                                    

Hari ini para reporter dan wartawan dari Indonesia telah berkumpul di depan sebuah gereja katolik yang berada di pusat kota. Para penduduk Singapura pun jadi ikut penasaran akibat keramaian itu, mereka membayangkan seberapa terkenalnya sang pengantin. Namun sayangnya semua itu hanyalah rekayasa, reporter dan wartawan itu hanyalah orang-orang bayaran yang ditugaskan untuk menyebarluaskan berita pernikahan ini secara cepat. Tentunya demi kepopuleran pihak yang sudah menyelenggarakan acara ini.

Damian menatap keramaian itu dengan tenang. Tangan pria itu masih diikat dengan tali walaupun sebuah tuxedo berwarna putih dan celana panjang hitam sudah melekat pada tubuh sempurnanya. Damian terlihat tampan walaupun wajahnya masih tampak pucat, pria itu masih berusaha menahan rasa sakit pada tubuhnya. Namun dengan teganya orang-orang suruhan Selena mengunci Damian di dalam mobil dengan AC yang menyala.

Tiba-tiba pintu mobil itu terbuka, menampilkan seorang pria paruh baya yang sudah mengenakan tuxedo berwarna hitam dengan bunga yang terlampir pada sakunya. Rambutnya yang sudah memutih disisir ke belakang sehingga kerutan pada dahinya terlihat jelas. "Aku masih tidak menyangka kalau kau sebentar lagi akan menjadi menantuku," ucapnya terdengar tak suka. "Sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan ide pernikahan ini, semua ini adalah rencana anakku. Namun sebagai ayah yang baik, aku hanya bisa menurutinya."

Damian hanya tersenyum sinis, dia sama sekali tidak berniat menanggapi ucapan pria itu. "Apa kau mencintai putriku?" tanyanya.

"Tidak pernah," jawab Damian singkat.

"Sudah kuduga," balasnya sambil menarik kerah Damian sehingga leher pria itu sedikit tercekik. "Beraninya kau berkata seperti itu! Kau tidak ingat siapa aku?!"

"Tentu aku ingat. Kau adalah Jason Bryan Deizfam, sutradara yang terkenal akan karya-karyanya yang mengagumkan namun memiliki kepribadian yang sangat kejam. Dan sayangnya kau adalah sutradaraku. Aku benar kan, Mr. Jason?" Damian tersenyum miring.

"Dasar kurang ajar!" Mr. Jason menampar pipi Damian.

"Kau salah, Mr. Jason. Kaulah yang kurang ajar. Kau telah membunuh seluruh keluargaku dengan tangan kotormu itu! Apa kau tidak malu dengan semua itu?!"

"Lalu apa masalahnya denganmu?! Kau tahu membunuh adalah hidupku dan aku begitu bahagia karena telah berhasil menghabisi seluruh keluargamu," ujar Mr. Jason sambil tertawa.

"Apa kau tidak berpikir kalau tindakanmu itu membuat sisi gelap dalam hatiku meronta ingin segera menghabisimu?!" Rahang Damian mengeras.

"Kau pikir aku tidak tahu tentang hal itu? Kau benar-benar bodoh! Aku ini tuanmu, aku tahu apapun tentang kamu. Jadi jangan pernah berniat sedikit pun untuk melakukan hal itu atau kau akan mati di tanganku sama seperti keluargamu!"

"Kau tahu, Mr. Jason? Aku tidak pernah takut dengan ancamanmu! Kau dan putrimu itu memang selalu suka mengancam, tapi kalian tidak pernah melaksanakannya," jawab Damian sambil tersenyum meremehkan.

"Berdoalah agar aku tidak menyiksamu setelah pernikahan ini," ujar Mr. Jason sambil melangkah keluar dari mobil.

Damian hanya tertawa melihat tingkah pria tua itu. Sudah lama ia ingin berbicara seperti, namun baru kali ini ia dapat berbincang empat mata dengan pria jahat itu. Ia harus berterimakasih pada Selena mengenai hal ini.

Lalu datang beberapa pria bertubuh besar, salah seorang dari mereka melepaskan ikatan pada tangan Damian dan menariknya keluar dari mobil. Panas matahari langsung menyengat kulit Damian, rasa sakit kembali menjalar ke seluruh tubuhnya namun Damian tidak menunjukkan rasa sakitnya sama sekali. Ia malah menyembunyikannya dengan senyumannya.

Para reporter dan wartawan langsung mengerumuni Damian. "Mr. Bosseli, bagaimana perasaan anda saat ini?" Tanya seorang reporter sambil menyodorkan sebuah microphone pada Damian.

DamiAna [COMPLETED]Where stories live. Discover now