Part 25

29.9K 1.6K 27
                                    

Damian menatap tajam Rivanno yang sedang menyandarkan punggungnya pada tembok hotel, Nathan sudah tidur dengan nyenyak di tempat tidur. Sementara di tempat tidur yang satu lagi, Ariana juga sedang tidur akibat efek alkohol yang masih menderanya.

"Maaf, aku tidak bisa memberitahumu," ucap Rivanno sambil menatap Ariana. Suasana di ruangan itu begitu mencekam, aura kemarahan Damian benar-benar berkobar setelah mendengar pengakuan Ariana tadi saat sedang mabuk.

"Ayolah jangan becanda, sahabat! Kau akan memberitahuku, kan?" tanya Damian dengan mata memerah.

Rivanno menghela napas, ia sangat ingin memberitahu Damian namun ia masih menghormati rahasia Ariana. Wanita itu pasti akan mengamuk jika ia memberitahu segalanya pada Damian. "Maaf, aku tidak bisa," jawab Rivanno merasa bersalah.

Damian menatap Rivanno dengan tatapan tak percaya. "Sudah sejak lama kita bersahabat, aku selalu memberitahumu apapun. Kenapa kau tidak mau memberitahuku hal yang kau sendiri tahu?!" Damian mengepalkan tangannya hingga buku-buku tangannya memutih.

"Maaf, Damian. Tidak semua hal yang aku tahu harus kuberitahu kepadamu," ucap Rivanno.

Damian segera beranjak dari ranjang Ariana dan menarik bagian kerah baju Rivanno ke atas.

Rivanno dapat melihat rasa hancur yang terpancar dari mata Damian. Keringat pada wajah pria itu juga menjelaskan betapa berat beban yang ia rasakan saat ini. "Aku ini suaminya, Vanno. Tapi kenapa kalian merahasiakan hal sebesar ini kepadaku?" tanya Damian dengan suara melemah.

Damian segera melepaskan kerah Rivanno dan berjalan mengambil sepatunya.

"Hana mencintaimu," ucap Rivanno. Hanya itu yang bisa ia katakan.

Damian tersenyum pedih, ia tak menyangka sahabatnya sendiri akan membohonginya seperti itu. "Jadi menurutmu 'suami orang lain' itu aku? Hana mencintaiku? Aku tidak mengerti dengan jalan pikiran kalian! Jika Hana memang mencintai orang lain, kenapa ia setuju untuk menikah denganku?" Damian beranjak pergi meninggalkan kamar itu dengan penuh emosi.

Rivanno menarik napas panjang. "Suatu saat nanti kau akan tahu bahwa Ariana sangat mencintaimu, lebih dari dirinya sendiri," ucap Rivanno sambil berbaring di samping Nathan.

"Permainan yang kau ambil terlalu berbahaya, Ana. Akan ada banyak hati yang terluka, bahkan kau akan menjadi salah satu pemain yang paling terluka," ucapnya sambil menatap Ariana yang tersenyum dalam tidurnya.

*****

Damian memperhatikan sepatunya yang melangkah melintasi jalan bebatuan yang dihimpit oleh taman bunga dan kolam renang. Udara malam yang dingin tidak membuatnya memutuskan untuk kembali ke kamar. Pria itu benar-benar merasa pusing memikirkan semua kemungkinan yang ada.

"Apa selama ini Hana berselingkuh?" ucapnya sambil menghela napas. Tapi jelas-jelas hatinya menolak pernyataan itu, mata Ariana selalu memancarkan cinta saat memandangannya.

"Apa benar Hana tidak mencintaiku?" tanyanya lagi. Kakinya melangkah ke sebuah kursi kayu yang berada di tengah taman di bawah pohon rindang dengan daun yang mirip seperti gulungan awan.

Damian mengerang sambil menjenggut rambutnya sendiri. "Kalau ia mengatakan hal itu dulu sebelum kami menikah, pasti aku akan sangat senang. Tapi sekarang.. sekarang aku sadar kalau aku sangat mencintainya dan aku tidak bisa kehilangannya," ujarnya.

"Kalau kau mencintainya, maka berjuanglah untuk mendapatkan hatinya," jawab seorang pria dengan kemeja dark blue yang melekat pada tubuh sempurnanya. Pria itu tersenyum sambil duduk di samping Damian.

"Mau minum?" tawarnya sambil menyodorkan sebuah minuman jus kemasan.

Damian menerimanya sambil balas tersenyum. "Terima kasih," gumam Damian.

DamiAna [COMPLETED]Where stories live. Discover now