Part 33

31.8K 1.6K 31
                                    

"Da.. Damian?" Hana menutup mulutnya perlahan. Ia tidak menyangka Damian akan muncul saat ini di tempat dan waktu yang sangat tidak tepat.

Damian menatap Hana tajam, sebelah tangannya mengelus punggung Ariana yang bergetar. "Kenapa kamu melakukan ini?!"

"A... aku gak melakukan apapun," balas Hana terbata-bata. Wanita itu meremas jemarinya tanda gugup. "Lagian ngapain kamu di sini?! Kamu ngikutin aku ya?!"

"Jadi setelah kamu menampar Ariana, kamu berkata kalau kamu tidak melakukan apa-apa?" balas Damian.

"Cukup, Damian!" teriak Ariana. Ia bangkit berdiri dan menjauh dari Damian.

Damian menatap Ariana yang terlihat begitu sedih dan hancur. Tak bisa ia pungkiri, perasaan nyaman dan hangat selalu muncul ketika ia menatap mata Ariana.

"Kau tidak seharusnya berkata seperti itu kepada istrimu sendiri! Kau seharusnya menyayanginya dan peduli kepadanya," ucap Ariana dengan mata berkaca-kaca.

Walaupun terkesan marah, Damian justru dapat merasakan rasa cinta yang tulus dari cara wanita itu berbicara.

"Kau tidak perlu mencari tahu tentang aku lagi, anggap saja kita tidak pernah bertemu." Ariana hendak melangkah keluar dari ruangan itu, namun Damian menahan tangannya.

"Apa kamu adalah Hana yang asli?" tanya Damian membuat Ariana terdiam.

Hana tertawa. "Kau pasti becanda, bukan? Aku ini Hana, aku adalah istrimu!" Hana berusaha melepaskan tangan Damian dari Ariana.

"Katakan kebenarannya, Ariana. Bukankah kamu adalah wanita yang pernah berkata kepadaku bahwa kamu mencintaiku dan berjanji tidak akan pernah meninggalkanku?" tanya Damian dengan begitu tenang. Ia terus mencengkeram tangan Ariana dan sedikit menariknya agar mendekat kepadanya.

Air mata Ariana mencair di pipinya, terasa hangat namun menyakitkan. Wanita itu terus menatap manik Damian yang menatapnya dengan penuh kerinduan, kerinduan yang sama dengan yang ia rasakan saat ini.

Damian mengangkat satu tangannya dan menyentuh wajah Ariana. "Bukankah kamu yang aku cintai?" tanya Damian membuat Ariana kembali tersadar dari angan-angannya.

Ariana segera melangkah menjauh dari Damian. "Kau salah. Kita tidak saling mengenal. Kamu adalah suami dari wanita yang berada di sampingmu, Hana. Dan aku bukanlah siapa-siapa di dalam hidupmu, jadi jangan pernah memikirkan hal aneh seperti itu." Ariana membiarkan air matanya terus jatuh.

"Bukankah kamu mencintaiku? Bukankah itu menjelaskan segalanya?"

Ariana tersenyum sendu. "Sayangnya kau salah, aku tidak pernah mencintaimu. Aku hanya wanita yang tidak percaya dengan cinta, karena aku tahu kalau cinta hanya akan membuatku hancur."

Ariana membalikkan tubuhnya dan segera berlari meninggalkan tempat itu. Damian mematung sebentar, berusaha meresapi perkataan Ariana yang bermakna sangat dalam.

"Sudah jelas, kan?" Hana menyentuh punggung Damian yang menegang.

"Aku harus pergi." Damian melepaskan tangan Hana dari punggungnya, ia hendak melangkah meninggalkan Hana tapi Hana malah mencekal tangan suaminya.

"Kenapa sih kamu harus pergi? Memangnya susah ya untuk tetap berada di sini?!"

"Maaf, aku memang harus pergi. Ada sesuatu yang harus aku lakukan," ucap Damian sambil menghempaskan tangan Hana daripadanya.

Ia segera memacu langkahnya agar bisa keluar dari ruangan itu dengan cepat. Ia sadar kalau ia sudah bersalah kepada Hana, tapi ia tidak bisa berbohong kalau ia mencurigai Hana setelah melihat segala hal dalam diri wanita itu yang bertolak belakang dengan sikap Hana yang ia kenal.

DamiAna [COMPLETED]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon