Part 49

88.8K 2.4K 173
                                    

1 tahun kemudian....

"Ayo, Damian!" teriak Ariana dengan bersemangat. Sudah satu tahun berlalu namun tidak banyak yang berubah dari sosok Ariana. Dia tetap cantik dan menawan. Namun satu hal yang paling penting, dia masih mencintai Damian. Bahkan rasa cintanya semakin dalam kepada pria yang sedang menggiring bola basket di lapangan itu.

Damian tersenyum tipis kepada Ariana dan segera berlari melewati lawan-lawannya. Dalam satu kali lemparan, ia berhasil memasukkan bola ke dalam ring. Seluruh penonton bersorak heboh.

Suara peluit membuat Ariana dan Jane yang duduk berdampingan bangkit berdiri bersamaan dan ikut berteriak heboh. Mereka tidak peduli kepada orang-orang di sekitar mereka yang memberi tatapan mencemooh kepada mereka. Mereka hanya begitu bahagia bisa menyaksikan bagaimana tim Damian berhasil unggul dari tim lawan.

Damian langsung berlari ke arah Ariana dan memeluk wanita itu. Ariana membalas pelukan itu tanpa peduli pada tubuh Damian yang banjir keringat.

"Sumpah lo gak berperikemanusiaan banget, Man! Nanti istri lo tercemar deh oleh keringet lo itu, kalau dia jadi bau gimana?" sindir Nathan.

"Biarin, lagipula Ariana-nya juga gak keberatan kok. Bener kan, Sayang?" balas Damian.

Ariana mengangguk seraya tersenyum lebar.

"Iya deh, yang pengantin baru mah beda. Gue aja yang jomblo gak semesra itu," sahut Nathan dengan gaya cool-nya.

"Ya iyalah, lagian mau mesra-mesraan sama siapa?" balas Jane sambil terkikik.

"Ya biasa kan gue mesra-mesraannya sama Damian, sekarang dia udah nikah. Gue jadi jomblo lagi deh," jawab Nathan membuat Ariana dan Jane tertawa terbahak-bahak. Berbeda dengan Damian yang sedang menatap Nathan kesal.

"Oh iya, gue mau ke Belanda malam ini. Gue mau ketemu kakak lo," jelasnya sambil menatap ke arah Damian.

Damian mengangguk mengerti. "Lo gak mau ikut?" tanya Nathan dengan satu alis terangkat.

"Ada acara," jawab Damian singkat, padat, dan jelas.

"Acara kemana?" tanya Ariana sambil menatap mata Damian lekat-lekat.

"Ke kamar," balas Damian seraya tersenyum lebar.

Ariana langsung menjitak dahi Damian sehingga pria itu meringis kesakitan.

"Aduh, aku kan cuma becanda, Sayang. Hari ini aku mau ajak kamu jalan-jalan." Damian merangkul pundak Ariana lalu mencium puncak kepala istrinya.

"Aku gak mau," balas Ariana seraya melipat kedua tangannya dan memasang ekspresi wajah marah. Walaupun Damian tahu kalau wanita itu tidak benar-benar marah.

"Aku gak ikut-ikutan ya," ujar Jane sambil menatap Ariana ngeri. Ia melangkah pergi bersama Nathan menuju teman-temannya yang lain.

"Sayang, jangan gitu dong," rayu Damian sambil mencubit pipi Ariana gemas.

"Pokoknya aku gak mau!"

"Pilih ikut denganku atau kita ke kamar," ucap Damian membuat Ariana menarik napas malas. "Jadi kamu mau ikut kan?"

Ariana mengangguk pasrah. Ia tidak punya pilihan lain.

"Pilihan yang bagus."

Damian menautkan jemarinya dengan jemari Ariana dan menarik wanita itu memasuki mobilnya.

"Kita mau ke mana sih?" tanya Ariana sambil menatap Damian penasaran.

Damian mengangkat kedua bahunya lalu mendekatkan tubuhnya ke arah Ariana perlahan. Merasa terancam, Ariana memilih untuk merapatkan dirinya ke pintu agar pria itu tidak dapat menjangkaunya. "Kamu mau apa?" tanya Ariana gugup.

DamiAna [COMPLETED]Where stories live. Discover now