Part 11

35.9K 1.8K 15
                                    

Udara dingin malam menelusup melalui lengan baju Ariana, membuat gadis itu menggigil. Ariana memeluk tubuhnya dan kembali berjalan menuju rumah Damian yang berjarak cukup jauh dari rumah Jane. Ini semua karena permintaan Hana yang begitu tidak etis, menyuruhnya untuk pulang pada pukul 12 malam. Dan lebih buruknya lagi, tidak ada angkutan umum yang melesat di jalan, itu sebabnya kali ini Ariana terpaksa harus berjalan kaki.

Perut Ariana terus berbunyi, itu semua karena ia hanya makan roti saat sarapan hari ini. Kondisi hati yang buruk membuatnya malas untuk memenuhi kebutuhan jasmaninya itu. Tiba-tiba terdengar suara gesekan ban mobil yang begitu nyaring, Ariana segera menoleh ke belakang. Ada sebuah mobil berwarna hitam pekat yang mengarah kepadanya, lebih tepatnya mobil itu berhenti tepat di belakangnya. Dan entah mengapa kehadiran mobil itu membuat Ariana merasa takut dan terancam, itu sebabnya ia memutuskan untuk lari secepat yang ia bisa.

Ia menoleh ke belakang dan ternyata firasatnya itu benar adanya karena beberapa orang pria bertampang seram keluar dari mobil itu dan langsung mengerjarnya. Ariana semakin ketakutan, tubuhnya mulai gemetar dan itu membuat langkahnya semakin lemah.

Jalanan yang sedikit basah membuatnya tidak menyadari bahwa ada sebuah lubang di depannya, walaupun kecil namun lubang itu mampu membuat Ariana tersandung dan jatuh. Ariana meringis karena kulit tangannya bergesekan dengan aspal jalanan yang kasar.

"Mau kemana, Sayang?" tanya seorang pria berambut kriting sambil mendekat ke arahnya. Pria itu terlihat sangat menyeramkan dengan jaket kulit hitam yang membungkus tubuhnya yang tinggi, rambut tumbuh di sepanjang rahang pria itu. Tapi Ariana malah jadi membayangkan penjahat dalam film Home Alone, Ariana tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya yang terasa geli.

 Tapi Ariana malah jadi membayangkan penjahat dalam film Home Alone, Ariana tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya yang terasa geli

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Pria itu mundur dan membisikkan sesuatu kepada teman-temannya. "Aku rasa dia gila, Brave," ujar pria itu dengan tatapan menilai pada Ariana.

"Sudahlah, Ben. Lebih baik kita menangkapnya sekarang. Dia sungguh cantik," jawab Brave sambil mengerling nakal pada Ariana, membuat wanita itu tersadar dari tawanya.

Ariana kembali bangkit dan berlari menjauh dari pria-pria itu. Namun baru beberapa langkah, pria-pria itu sudah berhasil menangkapnya.

"Lepaskan!" teriak Ariana sambil berusaha melepaskan cengkraman kuat pria-pria itu dari tangannya.

"Hei gadis manis, kami tidak akan pernah melepaskanmu. Karena kami semua menginginkanmu," ucap Ben dengan tatapan yang menurut Ariana sangat menjijikan.

"Aku akan berteriak jika kalian tidak melepaskanku!" ancam Ariana sambil mengeluarkan ekspresi menyeramkannya.

"Teriak saja! Siapa yang akan menolongmu di tengah malam dan jalanan sepi seperti ini?" Brave kembali membuat keberanian Ariana surut.

"Ayo kita bawa dia ke mobil," ucap Ben sambil menarik tangan Ariana dengan kencang sehingga tubuh wanita itu sedikit terangkat. Ariana yakin setelah ini pasti tangannya memar.

DamiAna [COMPLETED]Where stories live. Discover now