Part 14

32.4K 1.7K 30
                                    

Suara kendaraan perlahan mulai menghilang digantikan oleh suara binatang-binatang malam yang menemani kesunyian yang dikuasai oleh kegelapan. Ariana terus membolak-balikkan tubuhnya di atas ranjang berukuran besarnya. Pikirannya terus melayang membayangkan apa yang sedang Damian lakukan saat ini, kenapa pria itu belum pulang, dan apa pria itu sudah mengetahui kebenarannya. Namun semua pertanyaan itu bagaikan sebuah teka-teki yang tak memiliki jawaban.

Ariana sudah berulang kali mencoba untuk tidur, namun hati Ariana terlalu gelisah dan tak dapat tenang. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi jika Damian sudah mengetahui kebenarannya. Akankah pria itu mengusirnya?

Akhirnya Ariana memutuskan untuk melihat pemandangan dari balkon kamarnya. Malangnya langit karena tak ada satupun bintang yang menemaninya. Tiba-tiba ponsel Ariana berbunyi, nama Rivanno kembali muncul pada layar ponselnya. Kali ini Ariana memutuskan untuk mengangkatnya walaupun ia tidak tahu apa yang harus ia katakan pada kakak kandungnya itu.

"Halo?" ucap Ariana ragu.

"Bisakah kita bertemu sebentar, Ariana?" Rivanno terdengar tenang, sangat bertentangan dengan nada suara Ariana saat ini.

"Apa kakak sudah memberitahu Damian tentang semua ini?" Ariana benar-benar khawatir.

"Tidak, aku tidak akan memberitahunya sebelum kau menjelaskan semuanya," tutur Rivanno membuat Ariana dapat bernapas lega.

"Di mana Damian, Kak?"

"Entahlah, aku lihat dia pergi dengan seorang perempuan tadi, jadi kita bisa bertemu?"

"Baiklah, aku akan menemui kakak. Bisakah kita bertemu di lobby hotel Galaxies?"

"Aku akan sampai dalam waktu 5 menit," balas Rivanno sambil memutuskan sambungan telepon mereka.

Ariana menarik napas panjang. Sebenarnya apa hubungan antara Damian dan Selena? Kenapa Damian seolah tak dapat berbuat apa-apa saat bersama dengan wanita itu?

Ariana segera melangkah keluar dari kamarnya dan memasuki lift yang akan membawanya ke lobby. Namun tepat saat pintu lift itu terbuka, sosok Damian dan Selena muncul di hadapannya. Ariana tak menyangka bahwa wajah Damian dapat secerah itu saat bersama dengan Selena, pria itu tersenyum pada Selena seolah Selena adalah satu-satunya wanita yang ia inginkan di dunia ini.

Tanpa sadar, air mata Ariana kembali terjatuh. Dan saat Damian dan Selena hendak memasuki lift, pandangan Damian dan Ariana pun bertemu. Damian dapat melihat raut kekecewaan yang besar dari manik Ariana. Ariana segera melangkah keluar dari lift dan berjalan tanpa menghiraukan keberadaan Damian, Ariana tersenyum sendu saat menyadari kenyataan bahwa lelaki itu sama sekali tidak menahannya.

Ariana terus melangkah sambil membiarkan air matanya terus mengalir karena ia tak sanggup untuk menghentikannya. Tiba-tiba Ariana merasakan tarikan pada lengannya, tubuh Ariana terasa melayang di udara. Ariana berusaha melepaskan diri namun tenaganya sudah terkuras habis oleh emosinya.

Di tengah kegelapan, pria itu membawa Ariana masuk ke dalam sebuah mobil. "Siapa kamu?!" teriak Ariana. Tiba-tiba lampu mobil itu menyala, membuat sosok di samping Ariana terlihat dengan sangat jelas.

"Kakak," panggil Ariana sambil menghapus air matanya. Ia merasa lega karena ini bukan sebuah penculikkan.

Rivanno segera memeluk Ariana dan mengelus rambut wanita itu. "Aku sangat merindukanmu, Ana," ujar Rivanno lalu tersenyum.

"Aku juga, Kak."

Rivanno segera melepaskan pelukannya dan menangkup wajah cantik Ariana. "Kenapa kamu menangis?"

Ariana menggeleng sambil memaksakan seulas senyuman. "Aku baik-baik saja," jawab Ariana. "Ngomong-ngomong kita akan kemana?" Ariana berusaha mengalihkan topik pembicaraan mereka.

DamiAna [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang