Part 24

29.2K 1.5K 39
                                    

"Pokoknya gue gak mau tidur di hotel ini lagi," ucap Nathan saat mereka masuk ke dalam mobil setelah check out dari hotel.

Setelah bangun tadi pagi, mereka langsung memutuskan untuk pergi dari hotel itu. Bayangkan saja ternyata kamar mereka berada di lantai 3 padahal jelas-jelas semalam mereka menginjakkan kaki di lantai 13. Dan asal kalian tahu, hotel itu hanya terdiri dari 5 lantai.

"Memangnya ada apa sih?" tanya Rivanno penasaran. Pria itu memang langsung tertidur setelah sampai di kamar semalam, meninggalkan Nathan sendiri dalam keadaan sadar. Padahal tujuan awal Nathan tidur sekamar dengan Rivanno yaitu agar pria itu menemaninya sampai tidur, tapi sayangnya tujuannya itu gagal total.

"Semalam mati lampu," jawab Damian sambil melajukan mobilnya keluar dari wilayah hotel.

"Jadi kamu takut cuma gara-gara mati lampu?" Rivanno ingin tertawa mendengarnya.

"Semalam aku dan Damian mendengar teriakan Nathan, dia berteriak layaknya wanita yang mau melahirkan," jelas Ariana dengan bersemangat.

"Gue kan teriak karena ada sesuatu warna putih yang lewat." Nathan menatap ke luar jendela. "Lagian gue juga dengar teriakan dari kamar Hana sama Damian," lanjutnya membuat Ariana berhenti tertawa.

"Iya, itu Hana yang teriak," jawab Damian sambil tertawa meledek Ariana.

"Ih Damian! Kok dikasih tahu sih?!" Ariana mencubit lengan Damian.

Damian tertawa sambil membelokkan setirnya ke kanan. Pohon kelapa yang menghiasi sepanjang pantai mulai hilang perlahan. Jalanan yang tadinya dihiasi oleh serbuk-serbuk pasir pun berganti menjadi jalan aspal yang hitam pekat.

"Oh iya, besok teman gue yang tinggal di pinggiran Singapore akan mengadakan pesta barbeque di rumahnya. Kalian ikut, kan?" Nathan beralih menatap Rivanno yang duduk di sampingnya.

"Rencananya besok kami bertiga akan pulang ke Indonesia, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan."

Rivanno mengangguk, menyetujui gagasan Damian.

"Satu hari aja, Bro. Sekali-sekali lo harus menghilangkan alergi lo terhadap pesta malam," balas Nathan berusaha membujuk Damian. Namun ucapan itu malah membuat Ariana tertarik.

"Memangnya Damian alergi sama pesta malam?" Ariana menatap Damian yang sedang fokus menyetir di sampingnya. "Bukannya kau adalah pria yang biasa dengan hal berbau malam?"

"Sudahlah, Than. Kamu membuat suasana jadi tegang," ucap Rivanno menghentikan perbincangan serius mereka.

"Ih, tapi aku penasaran. Ayo jelaskan kenapa kamu alergi pesta malam!" pinta Ariana sambil mengguncang-guncangkan tubuh pria itu. Damian hanya diam dan memilih fokus ke jalanan.

"Suatu saat nanti Damian akan menjelaskannya," jawab Rivanno seolah mengerti perasaan tertekan Damian mendengar pertanyaan itu.

"Memangnya siapa yang mengadakan pesta?" tanya Damian.

"Seperti biasa pacar gue, Rachel. Tapi lo tenang aja ada banyak cewek cantik kok di sana," jelas Nathan sambil mengedipkan matanya pada Damian.

"Ya udah, kita ikut ke pesta," ucap Ariana tiba-tiba. Wanita itu tersenyum ke arah Rivanno dengan penuh arti. Wanita itu tiba-tiba terpikir akan sesuatu yang mengganggu pikirannya selama ini.

"Yuhuuu! Pilihan yang bagus!" pekik Nathan bahagia seperti habis menerima voucher hadiah.

Damian segera menatap Ariana, pria itu tidak tahu kenapa wanita itu tertarik untuk datang ke pesta padahal jelas-jelas Nathan baru saja menjelaskan bahwa banyak wanita murahan di tempat itu.

DamiAna [COMPLETED]Where stories live. Discover now