3. Dinner

39.8K 2K 11
                                    

Axel Wellington

Aku berjabatan tangan dengannya, dia ada di hadapanku saat ini, diam dan kaku seperti patung. Aku sudah terbiasa dan memprediksi hal ini, semua wanita akan kikuk saat berhadapan langsung denganku. Mungkin mereka kagum atau gugup berhadapan denganku, tentu saja mereka harus bersikap demikian jika berhadapan seorang billioner tampan sepertiku. Aku hanya tersenyum ketika melihat dia masih tetap terdiam bahkan ketika kami semua berbicara di meja makan. Beberapa kali aku melihatnya masih memandangiku tidak percaya. Aku akui, ia terlihat lebih cantik dari pada foto yang aku lihat sebelumnya dan aku suka melihatnya lebih cantik dari pada photonya.

"Jadi, apakah kamu tidak keberatan jika kalian menikah terlebih dahulu dan setelah itu kalian baru saling mengenal satu dengan lainnya?" ayahku bertanya padaku.

"Aku tidak merasa keberatan sama sekali, dan aku setuju akan hal ini" kataku mengangguk.

"dan kamu Sierra?" ayahku bertanya padanya, aku terdiam dan memperhatikan, menunggu apakah yang akan dikatakannya atas pertanyaan ayahku tersebut, aku harap ia memberikan jawaban yang sesuai dengan apa yang aku pikirkan.

"Umm... aku.... aku.... tidak keberatan akan hal itu" katanya sedikit terbata dan mengangguk tersenyum dan seketika aku bernafas lega atas jawabannya itu, entah tanpa ku sadari aku menahan nafasku menunggu jawaban darinya. Jawabanmu benar Sierra. Aku tersenyum menatapnya.

"Jadi, bagaimana mengenai perayaan pernikahan ini?" kami menoleh pada Laura, ibunya yang bertanya perihal resepsi pernikahan kami.

"Aku berpikir ingin mengadakan pesta kecil bersama dengan keluarga terdekat untuk saat ini, bagaimana denganmu Sierra?" Aku menatapnya dalam. Aku hampir tertawa melihat wajahnya yang menurutku sangat lucu, aku hanya bertanya perihal pesta perayaan pernikahan kami namun wajahnya menunjukkan seperti aku sedang meletakan senjata di pelipisnya, aku tersenyum ketika melihat ekspresi wajahnya yang gugup dan pucat itu.

"ummm yaaa baik, aku setuju dengan itu." ia mengangguk setuju. Good Sierra, kau memberikanku jawaban yang tepat karena aku tidak ingin mengekspose pernikahan kita, aku memiliki rencana akan hal itu. Aku melihatnya dan memberikan senyuman terbaikku untuknya.

Sierra Heirstone

Ia masih menatapku, dapatkah ia berhenti menatapku seperti itu? aku sangat sulit bernafas jika ia masih menatapku demikian.

Damn! aku sangat gugup berhadapan dengannya. Ini semua diluar dari apa yang aku bayangkan.

"Aku dengar kamu kuliah di universitas yang sama dengan Axel, Sierra?" Ryan bertanya padaku.

"umm.. ya tetapi aku memilih fakultas yang berbeda kurasa, aku mengambil studi architecture." kataku ramah.

"Apakah kamu mengenal Axel ketika kamu di universitas? maksudku apa kalian saling mengenal?" Aku menoleh ketika Ryan kembali bertanya perihal masa studiku di universitas yang sama dengan Axel. Aku terdiam dengan pertanyaan tersebut.

"Dia mengenal Axel lebih baik dari pada yang lainnya." Kata Sienna dan aku memberikannya tatapan seakan memberikannya pesan melalui tatapanku ini 'berhenti bicara Sienna!'.

"Oh apakah benar? ceritakan aku tentang hal ini?" Kata Ryan yang terdengar sangat bersemangat.

Okay, tamat sudah riwayatku sekarang.

Aku masih terdiam dan aku sesungguhnya tidak tahu harus mengatakan apa tentang hal ini. Aku tidak mungkin mengatakan 'oh yaaa, tentu saja, aku adalah salah satu dari sekian banyak wanita di universitas yang mengangumi dan menyukainya selama hampir 4 tahun dan aku hampir gila karena sangat menyukainya.'

"umm.. tentu saja semua orang mengenal siapa Axel Wellington. aku hanya mengetahui tentang rumor dan-"

"Dia adalah salah satu pengagummu Axel ...salah satu dari fans fanatikmu di universitas." Aku kaget dengan apa yang Sienna katakan.

Aku memberikan ekspresi tidak percayaku dengan apa yang ia katakan. Apa yang baru saja ia katakan?! Dia benar-benar sudah menikamku dari depan di hadapan semua orang. Aku hanya dapat menutup mataku ketika aku mendengar semua orang tertawa karena hal ini. Aku akan segera membunuh kakakku setelah acara makan malam ini. Ya, aku berjanji akan melakukannya sesegera mungkin. Ketika aku membuka mataku, aku memberikannya tatapan penuh amarah sedangkan ia membalasku dengan satu kedipan matanya. Oh gosh!

"Apakah benar? aku sangat senang mengetahui hal ini. Karena kamu akan segera menjadi istriku." Aku menoleh pada Axel yang berkata demikian padaku. Aku merasakan aliran darah menghiasi pipiku yang pasti sudah merah seperti tomat.

"Paman dan juga bibi, mungkin aku akan memberitahukan kalian bahwa setelah kami menikah, aku akan tinggal di New York dan aku ingin Sierra ikut bersamaku." katanya kepada kedua orangtuaku.

"Tentu saja tak apa Axel. Kamu harus menjaga putriku dengan baik." kata ayah tersenyum bahagia.

"Baik paman." Axel menangguk dan menatapku.

"Mari kita harus merayakan ini! untuk Axel dan Sierra." Ryan memegang gelas champagne dan kami pun mengikuti memegang gelas kami.

Yaaaaa! Aku akan segera menikah dengan seorang Axel Wellington!

Nyonya Sierra Wellington! Aku sangat menyukai nama tersebut! Kyaaaaaaaa.......

Fall for Sierra (COMPLETE- Indonesia)Where stories live. Discover now