15. Red Like a Tomato

31.7K 1.7K 7
                                    

Sierra Wellington

Aku sedang berjalan memasuki mansion ketika Axel memegang tanganku. Aku berbalik dan menatapnya.

"Ku harap kamu mengerti bagaimana seharusnya kamu bersikap di depan mereka semua, Kau mengerti maksudku kan? Hmmmm?" tanyanya.

Aku berusaha untuk berpikir apa yang ia maksudkan dan aku kembali teringat dengan apa yang ia katakan satu bulan yang lalu. Aku menatapnya yang masih menatapkku. Aku tidak pernah memberitahukan hal ini pada siapapun, bahkan Sienna, kakakku.

"Hmmm" aku mengangguk dan seketika ia menggengam tanganku dan mengajakku memasuki mansion. Ia masih menggengam tanganku ketika kami berjalan masuk ke dalam mansion. Axel menggengam tanganku! Aku masih menatap tangan kami yang saling terpaut, aku hampir tidak percaya ini! Rasanya aku ingin berteriak senang sekarang!

"Ini dia pasangan pengantin baru kita sudah datang!" kata Ryan menyambut kedatangan kami. Kami berjalan mendekati mereka semua yang sedang berkumpul, ayahku, ibuku, Sienna dan juga Jason ada disini.

"Apa kabarmu sayang? aku sangat merindukanmu!" kata ayahku memelukku erat.

"Aku juga sangat merindukan daddy." kataku. Kami semua berkumpul dan berbincang dan tertawa bersama ketika makan malam bersama.

"Kalian berdua harus segera pergi berbulan madu secepatnya, karena aku sudah tidak sabar ingin menjadi seorang kakek." kata Ryan membuat kami semua tertawa. Aku hanya tersenyum dan menatap Axel.

"Kita akan melakukannya setelah semua pekerjaanku selesai dad." kata Axel tersenyum menatapku dan menggengam tanganku yang ada di atas meja makan.

"Oh.. ayolah Axel, pekerjaan tidak akan ada akhirnya." kata Ryan menatap kami serius.

"Baiklah, secepatnya kita akan melakukannya." Axel tersenyum melihatku lagi, aku hanya dapat berusaha tersenyum membalasnya.

"Apakah Axel memperlakukanmu dengan baik? Jika ia melakukan sesuatu yang menyakitimu, kau harus segera memberitahu daddy Okay? aku akan membuat perhitungan dengannya." kata ayahku seperti mengancam dan membuat kami semua tertawa lagi.

"Dylan, Laura, Sienna dan Jason, hari sudah larut malam, bermalamlah disini. Aku memiliki kamar yang cukup untuk kalian bermalam malam ini. Hanya malam ini sebelum kalian semua kembai ke California esok." kata Ryan.

"Yeah. tentu saja Ryan, kami akan sangat senang bermalam disni malam ini." ayahku tersenyum.

"Axel, Sierra, Bermalamlah juga disini untuk malam ini. Ini sudah larut malam untuk kalian pulang. Beristirahatlah disni untuk malam ini saja?" Ryan menoleh dan bertanya padaku dan Axel.

"Yeah tentu saja Dad. Kami akan bermalam malam ini." aku hanya menatap Axel yang menyetujui untuk bermalam disini.

Mom, Dad, Jason dan Ryan sedang bersama di halaman belakang. Aku tidak mengetahui dimana Axel. Terakhir aku melihatnya ia berjalan keluar dari ruangan dan menerima panggilan telepon, aku rasa itu masalah pekerjaannya. Sedangkan aku hanya berbaring di couch bersama dengan Sienna. Aku sangat senang kakakku ada disini bersamaku, banyak hal yang ingin aku ceritakan padanya terkecuali perihal hubungan aku dan Axel tentunya.

"Sierra! Kau belum memberitahukan aku soal pernikahanmu!" Sienna menatapku jail.

"Banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu Sienna, Aku belajar bagaimana cara membuat kopi dan sandwich, aku bahkan tidak percaya akhirnya aku belajar masak dan pergi ke dapur?" kataku menggeleng.

"Bukan hal ini yang aku maksudkan. Bagaimana dengan pernikahanmu, hubunganmu? Apakah Axel sangat hebat di atas tempat tidur? Huh?" Sienna mulai menggodaku.

"Aku tidak mengetahuinya. Sulit di ungkapkan dengan kata-kata." aku tersenyum pahit. Aku sangat ingin bercerita semuanya pada Sienna dan menangis di pelukannya agar aku dapat merasa lebih baik, tetapi aku tidak bisa. Maafkan aku Sienna, aku harus berbohong padamu seperti ini.

"Ahhh... Kau harus memberitahu aku! Apakah Axel menjaga dan memperlakukanmu dengan baik? Bagaimana itu ceritakan padaku?" Sienna masih bersemangat untuk bertanya padaku.

"Suatu hari nanti aku akan bercerita semuanya padamu Sienna. Aku janji." Aku segera berdiri dari couch dan berusaha menghindar dari situasi ini. Aku tidak bisa dan tidak ingin berbohong lagi padanya, Ia akan segera mengetahui apabila aku berbohong padanya.

"Hey, kau mau pergi kemana?" tanyanya ketika aku berdiri dan hendak beranjak pergi.

"Aku- Aku mau mencari Axel." kataku menoleh. Seketika sepasang lengan memelukku dari belakang membuatku sedikit kaget karenanya.

"Aku disini." Axel mencium pipiku. Oh Gosh! Apa yang barusaja ia lakukan? Axel mencium pipiku?!

"Sierra! lihatlah kau merah seperti tomat." kata Sienna tertawa melihatku. Aku tidak dapat menutupi wajahku yang pasti memerah atas apa yang ia lakukan barusan. Aku menatap Axel tidak percaya apa yang ia lakukan.

"Aku suka saat kamu merah seperti tomat." katanya tersenyum dan membelai lembut rambutku dan meletakkannya di sisi telingaku. Aku menatapnya penuh arti. Aku tahu bahwa ia hanya bersikap seperti suamiku yang sesungguhnya di depan kakakku ini tetapi aku menyukai caranya menatapku dan aku menyukai sikapnya padaku. Ya.. aku menyukainya.

"Ayo! Aku sangat lelah. aku akan menunjukkan padamu kamar kita." Ia menggengam tanganku dan Sienna memberikanku kedipan nakalnya dan berkata 'goodluck'  tanpa bersuara. Kami memasuki sebuah kamar dan ia melepaskan genggaman tangan kami dan menatapku.

Fall for Sierra (COMPLETE- Indonesia)Where stories live. Discover now