50. Love letter for Axel

42.5K 1.7K 8
                                    

Sierra Wellington

Aku mengemudikan mobilku sudah hampir 2 jam menuju tempat yang akan aku tuju. Aku melihat alamatnya tertulis di buku diary tersebut. Yaa... ini pasti tempatnya, aku memiliki keyakinan bahwa ia ada disana. Aku menghela nafas lega ketika melihat mobil Axel berada di halaman cottage tersebut dan aku memarkirkan mobilku di sisinya. Aku mengusap air mataku dan keluar dari mobil. Angin berhembus cukup kencang. Musim dingin akan segera tiba. Aku berjalan memasuki cottage untuk mencarinya. Namun aku tidak menemukan siapapun di dalam cottage. Aku masih berjalan menjelajahi cottage dan mengeratkan coatku. Bersyukur Judy memberikan aku coat ini sehingga aku tidak kedinginan saat ini. Setelah berjalan dan mencarinya akhirnya aku menemukannya. Aku masih berdiri terdiam ketika melihatnya duduk di darmaga menghadap ke danau di depannya. Aku menghela nafas lega ketika melihatnya. Axelku...

Ia mengenakan sweater hitam dan jaketnya. Dengan perlahan aku berjalan mendekatinya dan duduk di sisinya di ujung dermaga menghadap ke danau di depannya.

"Hi..." kataku dan ia menoleh terkejut tidak percaya menatapku bingung.

"Hi.. bagaimana-" Ia tidak mampu melanjutkan kata-katanya dan masih menatapku.

"Tempat yang sangat indah." kataku tersenyum. Ia masih menatapku bingung dan ia seperti tidak percaya melihatku ada disini di sampingnya.

"Bagaimana?" ia menggeleng perlahan.

"Bagaimana? Berapa lama kau sudah ada di tempat ini?" tanyaku.

"Aku tidak mengetahuinya, mungkin sekitar 5 atau 6 jam." ia menggeleng dan menatap danau di hadapan kami.

"Kamu mengirimkan aku bunga pagi ini tetapi setelah itu kamu meninggalkan aku."

"Aku tidak meninggalkanmu." katanya sedih dan menunduk.

"Mengapa kamu tidak memberitahukan hal ini padaku?"Aku menggengam tangannya ketika ia masih menunduk namun ia hanya menggelengkan kepalanya lagi.

"Aku tidak tahu bagaimana menceritakan semua ini padamu."

"Bagaimana kamu bisa datang kemari?" tanyanya menatapku

"Aku memiliki cara sendiri untuk kembali ke tempat dimana hatiku berada. Aku mengemudikan mobilku."

"Apa mau menyetir sejauh ini?"

"Bahkan jika aku harus menyetir hingga ke seluruh dunia, aku akan melakukannya untuk mencarimu." lalu ia tersenyum. Aku merindukan senyumannya.

"Kau harus memberitahukan hal ini padaku.. Kau tahu bahwa aku akan selalu ada di sisimu untuk sekarang dan selamanya?" aku tersenyum dan ia mengangguk.

Aku mengambil boneka teddy bear kecil dari coatku dan meletakkannya di tangannya. Ia menatap boneka itu dan menyentuh kancing yang menggantikan salah satu matanya.

"Mengapa kamu meminta Judy untuk membuang teddy bear ini?"

"Sangat sakit jika aku melihatnya. Ini membuatku mengingatnya lagi." Aku mendekat dan menyandarkan kepalaku di bahunya.

"Aku tidak dapat mengambil rasa sakit yang kamu rasakan.. tetapi aku akan selalu ada disini dan akan selalu menemanimu dalam keadaan apapun." kataku.

"Ini hadiah ulang tahunku ketika aku berumur 5 tahun. Suatu hari aku menjatuhkannya di supermarket dan boneka teddy bear ini kehilangan satu matanya. Ia menjahitnya dan menggantinya dengan kancing hitam sebagai matanya agar aku berhenti menangis. Aku ingat ketika itu aku berhenti menangis dan memeluk teddy bear itu sedangkan ia tersenyum memelukku. Ia selalu membuatku tersenyum."

"Ia mencintaimu." kataku.

"Aku mengetahuinya tetapi ia meninggalkanku." katanya sedih. Aku melihatnya dan mengambil buku diary dari coatku.

"Tidak.." katanya menggeleng ketika melihat buku ini.

"Ia tidak ingin meninggalkanmu Axel. Dia berusaha dan berjuang selama hampir tiga tahun untuk bertahan hidup. Ia bahkan lebih memilih untuk datang ke acara pertunjukkanmu di sekolah dari pada ia harus menemui dokter. Apa kamu mengingatnya?"

"Tidak..."

"Dia tidak pernah ingin meninggalkanmu Axel." Aku melihatnya menutup matanya.

"Sierra.."

"Kumohon.. bacalah ini.. Dia mencintaimu bahkan lebih besar dari apa yang pernah kamu bayangkan. Dia tidak dengan sengaja meninggalkanmu, Dia ingin tetap hidup, melihatmu menikah dan memiliki anak. Kita tidak bisa merubah apa yang sudah terjadi Axel. Aku tahu kamu mencintainya. Kamu hanya tidak dapat menerima kepergiannya."

Aku meletakkan buku tersebut dalam genggamannya dan membuka halaman terakhir yang berisi surat terakhir yang ibunya tuliskan untuk anaknya.

My Dear Axel Baby Bear..

Aku mengetahui, saat kau membaca surat ini, aku sudah pergi ke tempat lain.. Aku minta maaf sayangku..Aku minta maaf untuk segalanya, maaf karena aku bahkan tidak dapat hadir di acara kelulusanmu seperti janjiku sebelumnya. Aku mencintaimu dan akan selalu mencintaimu

Aku berusaha dan berjuang semampuku untuk bertahan hidup untukmu anakku.. Aku berharap suatu hari nanti aku dapat melihatmu bertumbuh besar, menikah dan memiliki anak. Jadi, suatu hari nanti aku akan menjadi seorang nenek. Aku tidak ingin meninggalkanmu Axel. Tidak pernah terlintas dalam benakku bahwa aku ingin meninggalkanmu dan ayahmu. Aku sudah berusaha sebaik mungkin yang bisa aku lakukan untuk tetap hidup tetapi aku meminta maaf aku tidak dapat melakukannya jika kau melihat surat ini.

Aku sangat amat mencintaimu sayang... berbahagialah untukku dan jangan pernah takut untuk segala sesuatu yang terjadi. Mom akan selalu bersamamu selamanya. Di kehidupan selanjutnya nanti, Aku selalu ingin menjadi ibumu kembali. Hiduplah untukku My Axel.

Your Mom,

Claire Wellington.

"Aku merindukannya.. Aku sungguh merindukannya.. Aku berharap ia tidak pernah pergi, aku berharap ia dapat kembali tetapi aku tidak dapat melakukan apapun untuk membuatnya kembali. Aku bahkan tidak bisa memeluknya lagi. Aku sangat merindukannya.." katanya bergetar, Aku melihatnya menutup wajahnya dan menangis terisak. Aku memeluknya dan mengusap punggungnya. Ia memelukku erat dan menangis di bahuku.

Oh Axel... Apa yang dapat aku lakukan agar kau dapat merasa lebih baik? Kami tetap seperti ini untuk sesaat dan ia membiarkan aku bersandar di pelukannya melihat danau di hadapan kami. Pemandangan ini sangat cantik, matahari yang mulai terbenam dengan danau yang membantang di hadapan kami.

"Satu hari sebelum kepergiannya.. Aku membuat satu buket bunga untuk ulang tahunnya. Aku memetiknya dan merangkainya sendiri dari halaman belakang rumah kami dan aku ingin memberikannya untuknya. Namun tidak pernah terpikirkan olehku bahwa pada hari yang sama aku malah meletakkan bunga itu di atas makamnya. Jika ada hal yang bisa aku lakukan untuk membuatnya kembali padaku, aku akan melakukannya." aku melihatnya dan menyentuh kedua pipinya.

"Dia mencintaimu dan aku tahu kau juga mencintainya.. maafkan dia dan biarkan ia beristirahat dalam damai di surga. Dia tidak pernah benar-benar pergi meninggalkanmu Axel. Dia akan selalu ada disini." Aku meletakkan tanganku di atas dadanya.

"Terima kasih sayang" ia menatapku dan menggengam tanganku yang ada di dadanya.

"Terima kasih untuk semua yang kau lakukan untukku.. Apa yang aku lakukan sampai Tuhan memberikan kamu untukku? Tidak pernah terpikir bahwa aku akan jatuh cinta pada seseorang.. Aku berjanji pada diriku untuk tidak akan membiarkan seseorang mendekatiku, aku selalu membangun dinding yang tinggi untuk memisahkan aku dari mereka semua... dan kamu datang di hidupku.. menghancurkan semua dinding itu dan membuatku bahkan jatuh cinta teramat sangat padamu... Aku tidak ingin ditinggalkan lagi. Aku benci memiliki perasaan itu..."

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu Axel... I love you...." Aku menyentuh pipinya.

"Aku jatuh cinta padamu Sierra lagi dan lagi... Aku mencintaimu, sekarang dan selamanya." katanya menciumku.

Fall for Sierra (COMPLETE- Indonesia)Where stories live. Discover now