37. I'm Sorry

38.6K 1.9K 9
                                    

Sierra Wellington

Aku mengendarai mobilku kembali ke penthouse. Aku bertemu Judy di rumahnya dan setelah berbincang aku kembali pulang ke rumah. Aku berjalan ke lantai atas menuju kamarku, aku sangat lelah hari ini dan aku sangat mengantuk. Aku menaiki tangga dan membuka pintu kamarku.

Terkunci. Kamarku terkunci. Ada apa dengan pintu ini mengapa tidak bisa terbuka? Apa pintunya rusak? Aku berusaha kembali memegang handle pintu dan membuka nya lagi, tapi pintu tersebut tetap tidak terbuka.

"Mulai malam ini kamarmu disini bersamaku." Aku berbalik dan menoleh melihat Axel yang berdiri bersandar di depan pintu kamarnya.

"Apa?! Apa yang kau lakukan pada kamarku? Aku tidak ingin satu kamar denganmu." Kataku dan berlalu turun ke bawah, aku akan membaringkan tubuhku di atas sofa dan merebahkan diriku disana.

"Aku ingin memperbaiki semuanya Sierra. Aku sudah memindahkan semua barangmu di kamarku, maaf maksudku kamar kita." Katanya masih mengikutiku turun ke bawah.

"Lebih baik aku tidur disini." Kataku lalu berbaring di atas sofa di ruang tengah.

"Keras kepala." Katanya lalu aku menutup mataku dan bersikap seolah aku tertidur dan tidak mendengar apa yang ia katakan padaku.

"Okay.. Baiklah aku akan menggunakan caraku sendiri." Aku masih tidak bergerak dan masih bersikap seolah aku sudah tertidur seperti sebelumnya. Aku sangat lelah hari ini, aku tidak ingin berargumen dengannya malam ini.

Dan tiba-tiba ia mengangkat tubuhku dengan lengannya dan membawaku naik ke lantai atas. 

"Turunkan aku Axel." Aku berusaha turun dari lengannya yang menggendongku.

"Berhentilah bergerak atau kita akan jatuh bersama dari tangga ini."

"Axel, turunkan aku!" Kataku masih berusaha lepas darinya dan ia menurunkan aku di atas tempat tidurnya. Aku duduk di sisi tempat tidurnya dan menatapnya. .

"Apa kau sudah gila?!" Kataku masih menatapnya dan tiba-tiba ia mendekat dan mencium keningku.

"Ya aku memang sudah gila. Aku sudah menjadi gila karenamu."

"Oh benarkah?" Dan seketika ia berlutut di hadapanku mensejajarkan pandangannya dengan pandanganku, ia terdiam menatapku dan menggengam tanganku yang ada di atas pangkuanku.

"Aku sungguh meminta maaf untuk semuanya. Aku akan berusaha semampuku untuk memperbaiki semuanya mulai dari sekarang."

"Dengan?" Tanyaku menatapnya, aku dapat melihat kesungguhan dalam tatapannya menatapku itu.

"Menunjukkan padamu bahwa aku juga menyukaimu... aku mencintaimu." Katanya menatap mataku penuh arti, aku tidak pernah melihatnya menatapku seperti ia menatapku saat ini. Aku sungguh terharu dan bahagia tetapi aku tidak dapat menahan diriku untuk tidak mengingat lagi semua yang sudah ia lakukan padaku. Ia memanggilku bitch, ia menghancurkan kue coklatku, menolakku lagi dan lagi. Tanpa aku sadari air mataku kembali menetes. Aku mengusap air mataku yang mengalir itu dan Axel mengusap air mataku tanpa mengalihkan pandanganya padaku.

"Aku rasa semuanya sudah terlambat Axel, Aku sudah menutup pintu hatiku untukmu." Aku menatapnya.

"Tidak terlambat untukku. Aku sudah berada di dalamnya, jadi aku tidak perlu khawatir jika kau sudah menutup pintu hatimu." Katanya tersenyum.

Yaa, itu semua benar. Ia sudah ada di dalam hatiku, tidak perduli seberapapun usahaku untuk melupakannya di hatiku aku tetap tidak bisa melakukannya.

"Aku membutuhkan waktu untuk semua ini, kau sudah menyakitiku dan menghancurkan aku. Kau memperlakukanku... aku-." Aku tidak mampu melanjutkan perkataanku.

"Yaaa aku tahu itu... Aku mengerti itu, Aku merasa bersalah dan aku meminta maaf untuk semuanya, semua yang ku katakan, semua yang aku lakukan padamu." Ia masih menatapku hangat.

"Aku tidak membutuhkan rasa bersalah ataupun permintaan maaf mu untuk itu semua." Kataku.

"Aku akan berusaha Sierra, aku akan berusaha untuk memperbaiki semuanya, Aku akan membayar setiap tetes air mata yang aku buat. Aku akan membahagiakanmu dengan caraku, kau hanya perlu percaya padaku dan menjaga hatiku. Maukah kamu memaafkanku? Maukah kamu mengulang lagi semuanya dari awal bersamaku??" Ia masih menggengam tangaku erat.

"Aku tidak tahu. Aku benar-benar membutuhkan waktu untuk semua ini Axel." Kataku menggeleng pelan.

"Apa kau mencintaiku?" Tanyanya padaku. Aku hanya bisa terdiam dengan pertanyaan tersebut.

Aku sangat mencintaimu Axel, namun aku masih tetap terdiam dan tak mampu mengeluarkan satu katapun.

"Tidurlah disini bersamaku." Katanya mengusap lembut rambutku dan pipiku. Aku menggeleng tidak mau.

"Dasar keras kepala... Tidurlah disini, Aku akan tidur di sofa di sudut kamar. Okay?" ia menatapku dan tersenyum padaku. Aku segera berbaring dan menyelimuti diriku, aku membalikkan badanku membelakanginya yang ada di sisi tempat tidur. Ia mencium kepalaku sedangkan aku masih menutup mataku.

"Goodnite sayang." Katanya setelah ia memberikan aku kecupan di keningku.. Axel... apakah ini dirimu? Apakah ini benar dirimu? Aku sangat takut... aku takut ini semua hanya mimpiku.

Axel Wellington

Aku meletakkan laptopku di meja kerjaku dan berlalu merebahkan diriku di sofa. Sesekali aku melihat Sierra yang sudah tertidur nyenyak dan menyelimutinya. Jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Aku tidak ingat kapan terakhir kalinya aku dapat tidur dengan nyenyak. Aku tidak dapat tidur dengan baik setiap malam. Hal ini sudah terjadi semenjak kepergian ibuku. Aku selalu terjaga bahkan terbangun di malam hari dan hanya tertidur 3 sampai 4 jam sampai pagi menjelang, ini semua terjadi semenjak ibuku pergi meninggalkan aku. Aku menutup mataku dan mencoba untuk dapat tertidur.

Seketika sesaat setelah aku menutup mataku aku merasakan sebuah selimut melingkupiku di sofa dan aku merasakan sebuah tangan menyentuh lembut rambutku dan wajahku.

"Tidurlah yang nyenyak Axel." Aku mendengar suaranya lembut. Tanpa membuka mataku aku memegang tangannya yang menyentuhku.

"Kau! Kau mengagetkanku!." Ia terlihat sangat kaget ketika aku memegang tangannya. Aku tersenyum melihatnya.

"Aku tidak bisa tidur, bolehkah aku tidur bersamamu di atas tempat tidur?" Tanyaku.

"Hanya... hanya tidur tidak melakukan apapun." Katanya menatapku ragu. Aku tersenyum dan mengangguk lalu ikut bersamanya berbaring di tempat tidur.

Ia berbaring di sisi tempat tidur namun ia memunggungiku. Oh Sierra! Memang hanya kau seorang yang memberikan aku punggungmu. Aku mendekat dan memeluknya dari belakang.

"Apa yang kau lakukan? Aku mengizinkanmu hanya untuk tidur tidak lebih-" katanya berusaha bergerak melepaskan pelukanku.

"Kau tidak mengatakan bahwa aku tidak boleh memelukmu saat tidur. Kumohon tetaplah seperti ini.." Kataku

"Axel..." ia masih berusaha untuk melepas pelukan lenganku, tetapi aku masih tetap terdiam dan memeluknya. Ia sudah seharusnya berada di pelukanku. Aku dapat merasakan ia tidak lagi bergerak. Aku tersenyum mungkin ia sudah tertidur sekarang. Kau adalah milikku Sierra dan akan selalu menjadi milikku.

Fall for Sierra (COMPLETE- Indonesia)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin