43. Don't Buy Me

36.4K 1.6K 3
                                    

Axel Wellington

"Bagaimana kau bisa mengetahui ukuran sepatuku?" tanyanya padaku.

"Aku mengetahui segalanya tentangmu." kataku percaya diri dengan terus menatapnya.

"Sepatu Louboutin itu terlalu berlebihan Axel." katanya seolah aku sudah melakukan suatu kesalahan dengan memberikannya sepasang sepatu itu.

"Aku dapat membelikan ratusan pasang sepatu seperti itu untukmu jika kamu menginginkannya." Ia terlihat sedikit terkejut dengan ucapanku itu. Mengapa ia terlihat terkejut? aku memang mampu melakukannya jika memang ia menginginkannya.

"Oh.. aku terkagum akan hal itu." katanya dengan nada yang marah lalu ia menatap ke luar jendela mobil.

"Hey... apa kau marah?" Aku menyentuh dagunya agar ia memalingkan wajahnya melihatku.

"Aku tidak suka kau menghabiskan begitu banyak uang untukku. Jangan membeliku dengan uangmu." katanya kesal.

"Aku tidak membelimu dengan uangku." Aku menghela nafasku. Sierra... 

"Yaa kau sudah melakukannya."

"Dengar... aku ingin memperlakukanmu sebagaimana seharusnya aku memperlakukanmu. Aku ingin memberikanmu apapun yang mampu aku berikan untukmu. Kamu adalah istriku, dan segala yang aku miliki adalah milikmu juga. Jangan berargumen denganku mengenai uang. Aku tidak menyukainya." kataku serius sambil menggelengkan kepalaku menatapnya tidak percaya dengan apa yang ia katakan sebelumnya. 

"Mengapa kamu berargumen denganku hanya untuk satu pasang sepatu yang aku belikan untukmu? Aku tidak percaya kau mempermasalahkan ini" kataku bergumam.

"harga sepasang sepatu itu hampir $3.000" katanya menatapku. Ia benar-benar membuatku tidak percaya dengan ini semua, semua orang mendekatiku dan bahkan memintaku memberikan uangku sebanyak mungkin yang bisa mereka dapatkan namun tidak dengan dia, dia adalah seseorang yang berargumen denganku ketika aku memberikan uangku untuknya. Aku menghela nafasku dan menggengam erat tangannya.

"Apa kau tidak menyukainya?"

"Tidak, Aku menyukainya. Sepatu itu sangat indah."

"Berhentilah mempermasalahkan hal ini. Aku tidak suka bertengkar denganmu."

"Maaf... Aku seharusnya berterima kasih padamu tetapi aku malah mempermasalahkan hal ini dan berargumen denganmu."

"Permohonan maaf di terima hanya jika kau menciumku." Ia melihatku seolah aku memintanya memberikanku berlian, lalu ia mendekat dan menciumku dengan cepat di pipiku.

"Hey... ini tidak dihitung" kataku menatapnya.

"Kau tidak berkata bahwa aku harus menciummu di bibir." katanya meledekku.

"Oh... ayolah" kataku memohon.

"Tidak.. kau akan merusak lipstikku." Ia mengedipkan sebelah matanya menggodaku. Dia ini benar-benar...

"Kita sudah tiba Tuan." kata supirku lalu ia keluar dan membukakan pintu untuk kami.

"Aku akan membuat perhitungan denganmu sayang, kita akan lanjutkan nanti" kataku seolah mengancamnya.

"Baiklah.. Ayo kita lihat siapa yang akan memenangkannya." katanya menjawabku. Aku tersenyum dan keluar dari mobil dengannya yang ada dalam genggamanku

Sierra Wellington

Aku keluar dari mobil dan Axel meletakkan tangannya di pinggangku dan kami berjalan menuju ke ballroom hotel. 

"Aku ingin melihatmu tanpa gaun ini." katanya berbisik di telingaku.

"Berhentilah menggodaku" kataku dan ia tersenyum menatapku. Aku menggengam lengannya sambil berjalan menuju ballroom hotel tempat diadakannya acara tersebut. Aku dapat melihat banyak orang yang menatap kami dan ini sungguh membuatku sangat gugup.

"Mr. Wellington, bisakah kau mengklarifikasi siapakah wanita yang sedang bersamamu saat ini?" Aku dapat melihat reporter yang mendekati kami dan mulai bertanya beberapa pertanyaan. Shane personal bodyguard Axel membantu kami menghalangi reporter tersebut agar kami dapat berlalu dan segera masuk ke ballroom. Axel memeluk erat pinggangku dan menuntunku berjalan meninggalkan reporter tersebut.

"Kita disini hanya untuk sesaat." katanya tanpa melepaskan tangannya yang ada di pinggangku. Aku merasa aman dengan sikap nya sedikit protektif padaku.

"Happy birthday Billy." kata Axel mengucapkan selamat pada salah satu laki-laki di hadapan kami. Aku rasa ia adalah rekan bisnis yang Axel beritahu sebelumnya.

"Terima kasih Axel!" kata lekaki itu merangkul Axel.

"Lalu siapakah wanita cantik yang ada di sisimu ini?" tanyanya ketika ia melihatku.

"Iizinkan aku memperkenalkannya padamu, dia adalah istriku. Billy, ini Sierra, dan sayangku perkenalkan ini Billy." Billy terlihat terkejut dengan apa yang Axel ucapkan begitu juga denganku.

Aku teramat terkejut dengan apa yang aku dengar. Apakah ia benar memperkenalkanku sebagai istrinya? Benarkah?

"Oh Gosh! Apa kau bercanda denganku?" tanyanya tidak percaya.

"Tidak, aku tidak bercanda." kata Axel sambil menunjukkan padanya cicin pernikahan kami yang terpasang di jari manisnya. Aku melihat cicin tersebut dan juga gelang yang aku berikan untuk hadiah ulang tahunnya, aku bahkan tidak pernah memperhatikan bahwa ia mengenakan cicin tersebut, cicin pernikahan kami.

"Kau benar-benar memberikan aku serangan jantung!" kata Billy dan menatapku tidak percaya.

"kau pasti sangat istimewa untuknya, Axel tidak pernah tertarik dengan wanita sebelumnya. Bahkan aku tidak pernah menyangka jika ia akan menikah suatu hari nanti." katanya lalu mencium punggung tanganku.

"Happy birthday to you." aku tersenyum dan memberikannya ucapan selamat seperti yang Axel lakukan padanya.

"Terima kasih.. Aku minta maaf tidak dapat menemani kalian, aku harus pergi dan menemui tamu yang lainnya, kita harus pergi berlibur bersama suatu hari nanti." katanya lalu meninggalkan kami.

Axel menuntunku untuk bertemu dengan beberapa orang yang hadir di acara tersebut. Ia berbincang dengan mereka lalu memperkenalkan aku sebagai istrinya. Aku rasa mereka semua adalah rekan bisnis Axel.

"Apakah kau yakin?" tanyaku ketika hanya ada aku dan dia berdua.

"Yakin tentang apa?"

"Memberitahukan semua orang bahwa aku ini strimu?"

"Apakah aku salah?"

"Apa kau baik-baik saja?" aku menyentuh pipinya dengan tanganku untuk mengecek suhu tubuhnya mungkin ia sakit atau demam saat ini. Ia tertawa kecil dan menggengam tanganku lalu menciumnya.

"Seingatku sekitar satu jam yang lalu kau mengatakah bahwa kau adalah milikku seutuhnya?" katanya menggodaku sambil tersenyum sangat manis membuatku juga ikut tersenyum.

Gosh! Mengapa ia tersenyum semanis ini di hadapanku. Aku seperti akan meleleh melihat senyumnya. Aku menggigit bibirku untuk menyembunyikan senyumanku yang terlalu senang dengan sikapnya padaku.

"Hey jangan melakukan itu, seharusnya aku yang melakukannya untukmu."

"Melakukan apa?" tanyaku bingung.

"Menggigit bibirmu sendiri."

"Berhentilah menggodaku." kataku bersikap aku marah padanya tetapi aku tidak bisa menghilangkan senyuman bodoh yang ada di wajah ku saat ini.

"Ayo kita pergi." Axel menggengam tanganku dan membawaku berjalan keluar dari ballroom hotel.

"Apa kita akan meniggalkan acara ini?"

"Aku sudah katakan sebelumnya kita hanya berkunjung untuk sesaat." Kami berjalan meninggalkan ballroom dan seketika berbagai reporter datang mendekati kami.

"Mr. Wellington, mohon klarifikasi dan konfirmasinya siapakah wanita di sisimu saat ini? apakah ini gadis yang sama dengan yang sebelumnya? apakah kau berkencan dengannya, apa ia kekasihmu?" Mereka bertanya banyak pertanyaan padanya. 

Aku berusaha untuk menyembunyika diriku di belakang Axel dan tetap melihat kebawah menundukkan kepalaku. Aku dapat melihat flash dari berbagai kamera yang mengambil foto dan gambar kami yang berusaha untuk berjalan menjauh dari mereka semua. Axel masih menggengam tanganku dan semakin mempererat genggaman tangannya. Jangan pernah melepaskan aku Axel.

Fall for Sierra (COMPLETE- Indonesia)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin