17. Attrached with Someone

31.3K 1.8K 4
                                    

Axel Wellington

Aku terbangun ketika sinar matahari masuk dan menyinari ruangan kamarku. Saat aku ingin beranjak bangun aku tidak dapat menggerakan tubuhku. Aku menoleh dan melihat, Sierra sedang tertidur di sisiku dan memelukku sangat erat seperti bayi koala. Aku hanya terdiam dan memandanginya yang sedang tertidur dan memelukku erat.

Tiba-tiba aku mendengar suara langkah seseorang dan perlahan ia membuka pintu kamarku dan aku langsung menutup mataku seolah aku masih tertidur dengan Sierra yang masih dalam pelukanku. Aku tahu pasti itu ayahku yang membuka pintu. Mengapa aku lupa menutup pintu kamar semalam. Aku membuka mataku ketika aku mendengar bahwa ia sudah melangkah pergi dan kembali menutup pintu kamar perlahan. Aku menghela nafasku lega, syukurlah Sierra tidur di tempat tidur yang sama denganku saat ini. Bagaimana jika ayahku mendapati kami tidak tidur bersama, aku tidak mengetahui apa yang akan aku katakan untuk menjelaskan hal itu.

Perlahan aku melepaskan tangannya yang ada di atas tubuhku dan mendekat melihat wajahnya yang masih tertidur. Dia memiliki bulu mata yang sangat lentik dan cantik. Ini adalah pertama kalinya aku menatap seseorang sedekat ini bahkan ketika orang tersebut sedang tertidur. Aku tersenyum dan bersiap untuk membangunkannya. Aku menjentikan jariku menyentil dahinya dengan tanganku.

"mmmm" Aku melihat ia terbangun dan menggumam sambil memegang dahinya yang baru saja aku sentil. Aku tersenyum sedangkan ia menatapku dengan tatapan marah karena aku menyentilnya.

"Bangunlah pemalas! Kita akan segera kembali ke New York!" kataku sambil berdiri dan mempersiapkan diriku untuk kembali ke New York.

Sierra Wellington

"Kau harus memberitahukan aku ceritanya dengan lengkap dan detail." Sienna berbisik di sisi telingaku. Aku lalu tersenyum dan mengangguk menyetujuinya.

Aku memeluk ayahku dan mencium pipi ibuku untuk mengucapkan selamat tinggal sebelum kembali pulang ke penthouse. "Sampai jumpa lagi mom, aku akan meneleponmu nanti." Aku sangat merindukan mereka, namun aku dan Axel akan kembali ke New York hari ini.

"Ingat! Aku benar-benar menunggu kabar baik tentang cucuku nanti." Ryan memelukku erat. Aku tidak mengerti apa yang harus aku katakan karena ia bahkan tidak mengetahui ini semua. Aku hanya terdiam dan memeluknya erat.

"Segera dad." Axel tersenyum dan menggangguk sambil menatapku. Sedangkan aku masih terdiam dan menatapnya bingung dengan apa yang harus aku katakan.

"Jagalah ia baik-baik." kata ayahku pada Axel.

"Yes sir." Axel tersenyum dan membukakan pintu mobil untukku. Aku memasuki mobil dan melambaikan tanganku pada mereka.

Aku menoleh ketika mendapati handphoneku berbunyi menandakan ada panggilan telepon masuk dengan nama Ethan muncul disana, aku tersenyum dan segera menjawab panggilan tersebut.

"Hi, apa kau merindukanku?" kataku tertawa.

"Kau ada dimana sekarang?" tanya Ethan di panggilan telepon itu.

"Aku dalam perjalan kembali ke New York. Ada apa, apakah ada masalah?" Aku menoleh menatap Axel, Ia hanya melihat ke jalanan di depan sambil mengemudikan mobil. Ia bahkan tidak terlihat tertarik ataupun perduli dengan siapa aku berbicara di telepon.

"Um.. Aku hanya menginap semalam disini bersama Axel. Aku tidak dapat melakukannya sekarang tetapi saat aku kembali kerumah, sesegera mungkin aku akan mengirimkan file yang kau butuhkan itu." kataku ketika Ethan memintaku mengirimkan file hasil meeting sebelumnya.

"Tidak.. kau tidak perlu meminta maaf Ethan, Tidak apa. Aku akan mengirimkanmu email sesegera mungkin ya, bye" kataku lalu menutup panggilan tersebut.

"Siapa dia?" Tanya Axel dingin padaku. Aku tersenyum dan menatapnya dengan tatapan menggodaku.

"Apakah kau cemburu?" aku tersenyum senang penuh kemenangan saat menatapnya dan tidak dapat menahan diriku yang memerah karena pertanyaannya itu.

"Tidak. Tetapi jika kau ingin berhubungan atau memiliki hubungan special dengan orang lain, pastikan tidak akan ada orang lain yang mengetahuinya." Katanya acuh dan tenang tanpa menatapku dan masih menatap lurus ke depan di balik kemudinya.

"Tidak.. akuu... Dia itu temanku. Aku sudah memberitahukanmu sebelumnya tetapi kamu bilang kamu tidak perduli. Mengapa kamu berpikir seperti itu? Aku bukan gadis yang seperti itu dan aku sudah memiliki kamu sebagai suamiku. Dannn.... Aku mengetahui dan menyadari bahwa aku ini istrimu." kataku dan setengah berbisik saat mengucapkan kalimat terakhir. Bahkan kau tidak pernah menganggapku sebagai istrimu Axel. Aku merasa sangat sedih dengan apa yang ia katakan. Axel selalu memiliki cara menghancurkan moodku dan perasaanku.

Berapa lama lagi aku harus bersabar denganmu Axel? Dear my heart, apakah kau masih baik-baik saja dengan semua ini? Aku harap kau masih bisa bertahan menghadapi ini semua bersamaku. Kataku menghela nafas dan hanya memandangi jalan.

Fall for Sierra (COMPLETE- Indonesia)Where stories live. Discover now