28. Broken

35.9K 2K 21
                                    

Ethan Woods

Aku mencoba menghubunginya dan mengirim pesan padanya beberapa kali tetapi ia masih tidak menjawab teleponku dan tidak membalas pesanku. Aku bahkan datang ke penthousenya tetapi aku tidak dapat menemuinya, resepsionistnya berkata bahwa Sierra berpesan tidak ingin menerima tamu atau kunjungan apapun hari ini.

Aku segera berlalu dan menuju ke gedung Wellington tempat Axel bekerja. Hujan mulai turun ketika aku tiba disana. Aku akan melakukan apapun untuknya bahkan sekalipun aku harus berhadapan dengan Axel.

"Hey, lihatlah siapa yang datang menemuiku? Apa yang kau inginkan?" katanya menatapku tajam.

Aku hanya terdiam dan menunggunya memberikan tanda pada resepsionis untuk meninggakan kami berdua di ruangan itu. Setelah wanita itu pergi aku masih menatapnya.

"Jangan pernah menyakitinya lagi karena aku tidak akan tinggal diam ketika kau menyakitinya lagi, aku tidak akan membiarkannya menangis lagi karenamu." kataku mengancamnya.

"Apa yang kau bicarakan itu istriku?" katanya berjalan dan berdiri di hadapanku.

"Aku mencintai istrimu dan aku akan merebutnya darimu." kataku tegas.

"Oh benarkah?" katanya tertawa mengejek.

"Aku sudah mengungkapkan perasaanku padanya dan memberitahukan kebenaran yang selama ini aku simpan. Dia pantas mendapatkan yang lebih baik dari padamu, dia pantas untuk dicintai lebih baik lagi. Aku akan memenangkan hatinya, Aku akan menjaganya seperti yang aku selalu lakukan, Jadi... bersiaplah untuk kehilangan berlianmu yang sangat berharga yang bahkan tidak pernah kau sadari keberadaannya" kataku berlalu meninggalkan ruangannya.

Axel Wellington

Aku sangat marah dengan perkataannya itu. Dia ingin merebut Sierra dariku. Oh yeah! good! Dia mencintai laki-laki itu dan begitu juga laki-laki itu mencintai Sierra. Perfect! Aku hanya orang bodoh yang ada di antara mereka. Aku tidak bisa mengungkapkan bahwa aku kecewa akan hal ini. Aku yang selalu mendapatkan apapun yang kuinginkan, tetapi tidak kali ini. Aku sangat menginginkan Sierra tetapi ia menginginkan yang lelaki lain dan bukan aku. Aku tidak bisa mengendalikan diriku untuk berhenti memikirkannya, tetapi aku malah memikirkannya lagi dan lagi. Saat ini aku hanya membutuhkan alkohol untuk menenangkan pikiranku yang kacau.

Aku meminum alkohol yang ada di gelasku untuk menenangkan amarahku semenjak kedatangan Ethan sebelumnya. Sierra! Kau sudah membuatku berantakan, kau hanya membuatku terluka dan memikirkanmu terus. Sudah cukup semuanya yang kau lakukan padaku Sierra! Aku akan menyelesaikan semuanya segera mungkin.

Handphoneku berbunyi. Judy meneleponku.

"Axel, cepatlah pulang ke rumah, Sierra! Sierra tidak sadarkan diri! Tolong aku segeralah pulang, please!" Katanya panik di telepon itu.

"Apa? Aku akan segera pulang." Kataku lalu segera berlari menuju lift dan mengendarai mobilku secepat mungkin yang aku bisa, aku bahkan seperti orang gila yang berlari agar aku dapat segera sampai di sana. Aku sangat khawatir padanya, aku harap ia baik-baik saja. Aku berlari dan membanting pintu mobilku dan segera memasuki lift yang membawaku ke penthouse. Aku harap ia tidak apa-apa, aku akan segera membawanya ke rumah sakit. Lift menandakan bahwa aku sudah sampai di lantai penthouseku, aku berusaha bernafas setelah berlari untuk dapat segera sampai. Ketika lift terbuka...

"Happy birthday suamiku!" Ia ada disini di hadapanku memegang kue tart. Aku masih menatapnya tidak percaya. Dia membohongiku? Dia menjadikanku lelucon?! Membohongiku dan menjadikanku bagian dari permainannya? Aku terdiam masih menatapnya.

"Aku menyukai coklat, tetapi aku lebih menyukaimu dari pada coklat ini." Katanya tersenyum.

"Bisakah kau hentikan ini semua?" Kataku dingin.

"Hey, ayolah, ucapkan permohonanmu dan tiup lilinnya, lilinnya sudah hampir-" Seketika aku menepis dan melempar kue yang ia pegang di hadapanku.

"Bisakah kau berhenti bersikap seolah kau mencintaiku sedangkan kau masih bersama dengan laki-laki lainnya?!" Kataku dengan nada suaraku yang meninggi.

Sierra Wellington

"Hey, ayolah, ucapkan permohonanmu dan tiup lilinnya, lilinnya sudah hampir-" kataku dan tiba-tiba ia menepis tanganku dan kue itu terlempar jatuh ke lantai.

"Bisakah kau berhenti bersikap seolah kau mencintaiku sedangkan kau masih bersama dengan laki-laki lainnya?!" katanya dengan marah.

Aku hanya menatap kue coklatku yang hancur berantakan di atas lantai. Ini adalah kue coklat pertamaku yang berhasil aku buat setelah berulang kali aku gagal mencobanya. Aku membuat ini untuknya tetapi ia menepisnya dan membuatnya terjatuh berserakan di lantai. Air mataku perlahan mulai menetes dan basah mengalir di pipiku.

"Bersikap seolah aku mencintaimu? Apakah kamu berpikir demikian atas segala yang sudah aku lakukan untukmu? Ratusan kali... ratusan kali Axel.. aku memberitahukan diriku untuk berhenti dan menyerah padamu, tetapi aku tidak bisa,  hatiku seolah tidak mengizinkan aku untuk menyerah. Aku melakukan semuanya hanya untukmu tetapi kau hanya memberikan aku semua luka ini. Aku hanya berusaha untuk menjadi istri yang baik untukmu, melayani suamiku sebagaimana seharusnya seorang istri bersikap, tapi bahkan suamiku tidak pernah menginginkan aku menjadi bagian dari hidupnya. Dia bilang kalau aku ini jelek, dia bilang aku tidak bisa memasak tetapi aku berusaha dan belajar bagaimana caranya memasak, membuat kue, membuat kopi. Sekarang, Aku bahkan sudah mengetahui perbedaan antara garam dan gula." kataku tersenyum pahit dan mengusap air mataku, aku masih menatap kue coklatku yang hancur berantakan di atas lantai.

"Semuanya itu aku lakukan untuk suamiku yang bahkan tidak pernah menyadari keberadaanku di hidupnya. Aku ini hanya manusia biasa Axel. Aku memiliki batas dan aku sudah melebihi batasku dalam menghadapimu. Aku rasa sudah cukup semuanya, Aku rasa aku sudah selesai." kataku tenang, namun aku tidak dapat menahan air mataku yang masih terus mengalir, aku menangis di hadapannya. Ia hanya menatapku yang menangis ini.

"Aku rasa aku sudah selesai denganmu, semua sudah cukup. Aku yang akan menandatangani surat cerai itu, kau tidak perlu menunggu hingga waktu satu tahun kedepan untuk dapat terbebas dariku." kataku melangkah keluar dari penthouse meninggalkannya yang masih berdiri terdiam.

Aku membiarkan air mataku jatuh, aku harap ini bisa meluruhkan semua rasa sakit di hatiku. Aku sudah menyerah, aku rasa aku sudah berusaha semampuku untuk menjadi yang terbaik untuknya. Aku berjalan keluar penthouse dan hujan deras membasahiku, tetapi aku tidak perduli lagi. Hatiku sangat sakit, yaa teramat sangat sakit. Aku terus berjalan di tengah hujan yang membasahiku, hanya ada suara rintik hujan dan tangisanku. Aku dapat merasakan bahuku berguncang diiringi tangisanku. Aku merasakan hatiku hancur, aku sangat lelah, teramat sangat lelah dengan semua ini. Sakit hati.. tidak hanya itu yang aku rasakan saat ini. Aku merasa hancur.

Fall for Sierra (COMPLETE- Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang