13. Stupid Things

31.9K 1.9K 10
                                    

Sierra Wellington

Sudah satu bulan Axel menjadi suamiku tetapi ia masih bersikap dingin dan acuh padaku. Aku tidak akan menyerah padanya. Aku bangun dan segera menuju ke lantai bawah. Aku ingin mencari Axel dan mengajaknya untuk pergi menonton film bersamaku akhir pekan ini.

"Pagi." kata Judy terseyum melihatku.

"Pagi Judy." aku tersenyum padanya lalu mengalihkan pandanganku mencari Axel.

"Axel ada di ruangan gym di samping kolam renang." kata Judy memberitahukanku. Aku tersenyum malu ketika Judy mengetahui apa yang aku cari bahkan sebelum aku sempat bertanya padanya.

Aku segera menuju kesana dan berhenti di depan pintu melihatnya sedang berolah raga.. Axel memiliki tubuh yang berotot dan sempurna. Dia sangat sempurna! Tidak! Aku rasa ia lebih dari kata sempurna. Aku berdiri terdiam dan menatapnya.

"Menyukai apa yang kau lihat?" Seketika Axel menatapku dan tersenyum mengejek dengan wajahnya yang berkeringat. Rasanya aku ingin berlari padanya dan mengusap keringatnya itu.

"Tutup mulutmu itu sebelum lalat masuk kedalamnya." katanya lalu berjalan menjauh dariku. Dia selalu dan selalu berjalan menjauh dariku.

"Hey! hari ini kau terlihat sangat tampan Axel." aku tersenyum dan mengagumi suamiku yang tampan itu.

"Huh? Apakah kau sudah cukup minum air putih hari ini? atau ada sesuatu yang membentur kepalamu itu? aku selalu terlihat tampan di waktu apapun." Katanya tersenyum menyebalkan dan berjalan menjauh lagi.

"Okay.. suamiku yang tampan." kataku mengejek dan mengikutinya menuju dapur untuk mengambil minum.

"Terima kasih sudah mengatakan bahwa aku tampan. Maksudku aku sudah mengetahuinya, kau tidak perlu mengatakannya padaku lagi."

"Kepercayaan diri yang sangat tinggi Mr. Axel Wellington?" tanyaku.

"Yes, I am." Shhhh! Aku tidak percaya mengapa aku bisa jatuh cinta pada lelaki ini.

"Bagaimana jika kita pergi keluar akhir pekan ini untuk menonton film mungkin?"

"Aku tidak tertarik menonton film denganmu. Kau selalu bertanya hal ini setiap akhir pekan huh?" Katanya menatapku.

"Yaaaa... Aku hanya berusaha mengetuk pintu agar aku bisa masuk ke dalam hatimu dan tinggal di dalamnya. Kapan kau akan membukakan pintu itu untukku?" tanyaku sambil tersenyum. Ia hanya tertawa kecil mengejekku.

"Tidak akan pernah." Katanya dan ia berjalan menjauh. Lagi.

Aku menghela nafasku. Sabarlah dan bertahan Sierra, harus ceria, harus semangat.

"Jangan menyerah padanya." Judy mengusap punggungku. Aku mengangguk pelan dan tersenyum padanya.

"Ayo, akhir pekan ini aku akan mengajarimu memasak sirloin steak."

"Yaa!" Aku sangat berterima kasih pada Judy yang mengajariku banyak hal, bagaimana cara membuat kopi, bagaimana memasak omelette, bagaimana cara membuat sandwich dan banyak hal lainnya. Aku dan Judy mempersiapkan semua bahan yang diperlukan.

"Judy bolehkah aku memotong dagingnya?" Aku menatap talenan yang ada di depanku dengan daging yang ada di atasnya.

"Ya, kau boleh memotongnya. berhati-hatilah dengan pisaunya sangat tajam karena itu pisau khusus untuk memotong daging." Judy masih membuat saus cream jamur untuk steak sauce-nya.

Axel Wellington

Aku sudah mandi dan turun ke lantai bawah. Aku sangat lapar dan aku berharap Judy sudah memasak sesuatu untukku.

Aku meihat Sierra berada di dapur bersama Judy, Aku lalu duduk di couch dan melihat Sierra yang sedang memotong sesuatu disana, aku melihat nya lalu melihat Judy, mereka sepertinya sedang sibuk memasak.

"Shit! Judy!" katanya memanggil Judy.

Aku segera mendekat padanya. Ia baru saja memotong ujung jarinya dengan pisau daging itu. Aku dapat mellihat darahnya yang masih menetes dari jarinya itu.

"Oh gosh! Tunggu sebentar aku akan mengambil kotak P3K baby." Kata Judy panik dan segera berlalu.

Aku mengambil jarinya dan menghisap jarinya yang berdarah itu. Wajahnya menunjukkan bahwa ia menahan sakit dari ujung jarinya yang terpotong itu.

"Ini dia." Kata Judy dan meletakkan kotak tersebut di atas meja. Aku membuka kotak tersbut dan mengobati luka di jarinya. Dia memiliki dua luka sayatan di kedua ujung jarinya yang cukup dalam. Setelah aku selesai mengobatinya, aku segera memplester lukanya tersebut.

"Mengapa kau selalu melakukan hal yang bodoh? Apakah kamu bodoh? Kau bahkan tidak bisa memasak, lihatlah kau hanya berusaha untuk memotong jarimu sendiri?" kataku marah padanya. Dia hanya menatapku tidak percaya dan aku dapat melihat ia sangat terluka dari kedua mata hijaunya yang menatapku itu.

"Aku tau aku bodoh tapi kamu gak perlu kasih tau aku bahwa aku bodoh seperti itu." katanya.

"Aku minta maaf Judy, aku sudah merusak semuanya." Katanya dan ia segera berlalu dari dapur.

"Jaga kata-kata dan ucapanmu itu Axel. Dia hanya berusaha untuk melakukan semuanya untukmu. Aku tau kau mengetahuinya." kata Judy dan meninggalkan ku juga.

Aku mengusap wajahku. Mengapa aku semarah itu padanya? Dia menyakiti dan melukai dirinya sendiri dan aku tidak mengerti mengapa tetapi aku tidak suka jika ia ceroboh seperti itu. Sierra kau membuat kepalaku pusing saja.


Fall for Sierra (COMPLETE- Indonesia)Where stories live. Discover now