38. Calls

35.5K 1.7K 3
                                    

Sierra Wellington

Aku membuka mataku ketika aku merasakan sentuhan di rambutku. Aku melihat Axel sedang duduk di sisi tempat tidur tersenyum dan menatapku.

"Selamat pagi Mrs. Wellington." Ia tersenyum hangat.

"Apa yang sedang kau lihat?" Tanyaku ketika ia masih tetap menatapku, apakah ada yg salah denganku?

"Kamu." Katanya masih tanpa mengalihkan pandangannya dariku.

"Apa kau akan pergi bekerja?" Tanyaku ketika aku melihatnya sudah rapi dengan jas nya dan ia terlihat sangat tampan hari ini. Aku tidak dapat mengalihkan pandanganku daripadanya.

"Yaa.." Ia mengangguk.

"Kau terlihat sangat mengangumi apa yang kau lihat? Apa aku harus membuka pakaianku ini?"

Shit! Aku ketahuan! Aku menutup mataku, ia mengetahui bahwa aku menatapnya. Aku kembali membuka mataku dan menatapnya.

"Sangat percaya diri Mr. Wellington?" Aku keluar dari tempat tidur dan pergi ke meja di sisi kamar untuk mengambil handphoneku.

"Makan malam denganku hari ini?" Tanyanya.

Aku berbalik dan menatapnya. Aku juga ingin makan malam dengannya tapi aku masih ragu akan semua yang terjadi. Mengapa ia berubah secepat ini? Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Apa ia hanya kasihan padaku? Atau mungkin karena ia merasa bersalah padaku? Ini semua tidak masuk di akal bagiku tetapi untuk saat ini aku benar-benar membutuhkan waktu, aku membutuhkan waktu untuk diriku sendiri.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Ia sudah berdiri di hadapanku dan membelai lembut rambutku.

Aku menggeleng perlahan. "Bolehkah aku meminta kunci kamarku?" tanyaku sambil menadahkan tanganku meminta kunci kamarku yang sudah pasti disimpan olehnya.

"Tidak, kau tidur disini bersamaku." Ia menyentuh kedua pipiku dan memberikan aku ciuman di keningku.

"Aku harus segera pergi ke kantor. Aku akan meneleponmu nanti." aku mengangguk dan melihatnya pergi keluar meninggalkan aku sendiri di kamar.

Aku menghela nafasku. Aku bingung apa yang harus aku lakukan sekarang? Axel, apa kau benar-benar ingin memperbaiki semuanya? Aku menoleh ketika melihat teleponku berdering menandakan panggilan masuk,aku mengambil handphoneku dan melihat nama seseorang muncul di layar ponselku..

Panggilan masuk Ethan..

Sudah satu minggu ini aku berusaha untuk menghindarinya. Aku meletakkan handphoneku di sisi telingaku.

"God! Sierraaa akhirnya kau mengangkat teleponku." katanya hampir berteriak setelah aku menjawab teleponnya.

"Apa yang kau inginkan?'' tanyaku singkat.

"Aku hanya ingin bicara padamu... hanya bicara, aku akan menjelaskan semuanya... berhentilah menghindariku."

Haruskah aku bertemu dengannya? Haruskah aku berbicara dengannya? aku hanya terdiam saat ini. Namun tidak seharusnya aku menghindari masalah ini, aku harus segera menyelesaikan semuanya.

"Baiklah.. Aku akan bersiap." kataku memutuskan panggilan telepon. Aku akan memperjelas semuanya hari ini. Yaa, semua harus di selesaikan hari ini.

Axel Wellington

"Aku harus segera pergi ke kantor. Aku akan meneleponmu nanti." kataku lalu meninggalkannya di kamar.

Aku menuruni tangga menuju ke lift dan seketika melihat sebuah kotak kecil yang ada di atas meja. Aku mengambil kotak tersebut dan membukanya. Di dalamnya terdapat sebuah kunci mobil. Ya, aku membelikannya sebuah mobil baru untuknya. Aku lupa ingin memberikannya ini. Aku tersenyum dan membawa kotak ini ke atas, aku akan memberikan untuknya sekarang.

Aku berdiri di muka pintu ketika aku mendengarnya sedang berbicara di telepon. Dengan siapa ia berbicara?

"Baiklah.. aku akan bersiap." aku mendengar ia mengatakan hal ini. Ia akan pergi kemana? aku memasuki kamar dan ia sudah berada di kamar mandi, aku rasa ia akan bersiap seperti katanya di telepon. Aku mengambil handphonenya dan melihat nama Ethan pada panggilan masuk di handphonenya. Ia baru saja menelepon Ethan. Aku menghela nafasku. Lelaki ini tidakkah bisa berhenti mencari dan menemui istriku. Aku harus memberinya pelajaran dan membuatnya mengerti bahwa ia tidak memiliki hak untuk mencintai istriku. Lihatlah Ethan, aku tidak akan tinggal diam dengan ini semua.

Fall for Sierra (COMPLETE- Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang