16. Pillow War

30.6K 1.8K 7
                                    

Axel Wellington

"Apa yang akan kamu katakan pada Sienna?" aku bertanya padanya.

"Aku tidak berkata apapun"

"Aku mendengarnya" kataku masih menatapnya lekat.

"Dia hanya bertanya padaku dan aku tidak menjawab apapun tentang itu. Lalu aku berdiri dan berusaha untuk menghindari pertanyaan lainnya karena Sienna pasti tahu jika aku berbohong padanya." aku menatapnya lalu mengangguk mengerti.

"Kita akan berbagi kamar malam ini?" tanyanya senang.

"Sayang sekali dengan menyesal harus ku katakan iya." aku mulai membuka kancing kemejaku.

"Berbagi tempat tidur?" katanya tersenyum lebar.

"Tidak. Tentu saja kau akan tidur di sofabed di sana." Aku menunjuk sofabed yang ada di sudut ruangan.

Aku menuju ke kamar mandi dan membersihkan diriku sebelum aku beranjak untuk tidur. Setelah aku selesai dan keluar dari kamar mandi, aku hanya mengenakan celana pendekku yang biasaku gunakan untuk tidur.

"Mengagumi apa yang kau lihat huh?" Aku mengambil T-shirt dan mengenakannya. Aku lalu melihat Sierra yang sudah berbaring di atas tempat tidur dengan selimut yang sudah menutupinya sebagian. Aku melihat ia mengenakan T-shirt ku dan tentunya celana pendekku.

"Keluarlah dari tempat tidur. Aku ingin tidur!" Aku meletakkan tanganku di sisi pinggangku dan menunggunya untuk segera beranjak dan pindah dari tempat tidur.

"Aku tidur di tempat tidur. Kalau kamu gak mau berbagi tempat tidur denganku, pergilah ke sofabed yang ada di sana. ya disana." Dia menunjuk sofabed yang ada di sudut kamar dan melakukan seperti apa yang aku lakukan sebelumnya padanya. Aku hanya menatapnya. Gadis ini benar-benar?!

"Kamu tidak bisa melempar aku ke kolam renang lagi sat ini, karena ada orang tua ku disini." katanya tersenyum penuh kemenangan.

Aku menghela nafasku dan yang aku butuhkan saat ini adalah beristirahat. Aku lalu berbaring di tempat tidur dan hendak mematikan lampu di sisi tempat tidur.

"Jangan matikan lampunya!" katanya menatapku.

"Aku tidak bisa tidur jika lampunya menyala." kataku.

"Aku takut dengan gelap." Katanya setengah berbisik, namun cukup bagiku untuk mendengarnya.

"Oh Benarkah?" Lalu aku mematikan lampunya.

"Axelllllllllllllllllllllllllll" katanya berteriak.

Aku segera menyalakan kembali lampu dan menertawainya. Saat aku sedang tertawa, tiba-tiba dia melempar bantal ke wajahku. What?! &%#!

"Kau benar-benar menyebalkan!" Katanya menatapku kesal.

Apakah ia benar-benar baru saja melempar bantal ke wajahku?? Aku bahkan tidak percaya ini!

"Kamu lebih menyebalkan dari padaku." Aku mengambil bantal dan membalas melemparnya langsung menuju wajahnya.

"Arghhh!" aku menertawainya ketika bantal itu mendarat mulus tepat di wajahnya. dan ia segera membalasnya dan memukulku dengan bantal lagi. Baiklah, kau yang pertama memulainya, akan aku tunjukkan padamu Sierra! Dan kami memulai perang bantal ini.

Kami berdua tertawa dan berbaring di tempat tidur berusaha bernafas setelah cukup lama bertarung dengan bantal-bantal itu. Kami bahkan sudah membuat tempat tidur menjadi sangat berantakan saat ini.

"Apakah kita bisa pergi kencan besok?" Aku tertawa kecil. Dia tidak pernah berhenti bertanya hal ini.

"Tidak." kataku singkat.

"Axel.. ini pertama kalinya aku melihat dan mendengarmu tertawa lepas seperti itu. Bolehkah aku melihatnya lagi suatu hari nanti? Aku menyukai ketika kamu tertawa seperti itu." ia tersenyum menatapku.

Aku akui, ini pertama kalinya aku tertawa lepas seperti ini, setelah kepergian ibuku, aku bahkan tidak ingat apakah aku pernah merasa sebahagia ini sebelumnya.

"Tidak. Tidurlah." kataku dingin.

"Axel.... bolehkah aku meminjam ciuman selamat malam? Aku berjanji akan memberikannya kembali padamu." Aku merasakan ia bergerak dan berhadapan denganku yang masih berbaring menatap langit kamarku.

"Tidak. Berhentilah berbicara dan tidurlah."

"Goodnite Mr. Untouchable" Gadis ini sungguh sangat menyebalkan.

"Tidurlah"

"Axel....." Aku menghela nafasku frustasi. Dia benar-benar mau menguji kesabaranku.

Aku tidak mendengar apapun lagi dan aku menoleh melihatnya. Dia sudah tertidur, tenang seperti seorang putri tidur di negri dongeng. Aku mendekat dan menatapnya lekat. Dia sungguh teramat menyebalkan tetapi aku tidak mengerti mengapa aku merasa sangat nyaman berada bersamanya. Perasaan yang aneh.

"Goodnite Sierra." Aku mencium keningnya. Apa yang barusaja aku lakukan?! Aku baru saja mencium keningnya? Ini adalah hal teraneh yang pernah aku lakukan. Lebih baik aku pergi tidur. Aku berbalik dan tidak berhadapan dengannya dan mematikan lampu di sisi tempat tidur.

Fall for Sierra (COMPLETE- Indonesia)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora