23. Anger

30.8K 1.8K 9
                                    

Axel Wellington

Aku melonggarkan dasiku dan melempar jasku. Aku membatalkan meeting pentingku dengan klien dan dengan sengaja pergi ke restaurant di dekat kantornya, bahkan aku menelepon Adeline dan mengajaknya makan siang bersama denganku. Aku hanya ingin memastikan perasaan aneh yang aku rasakan ini bukanlah perasaan cemburu karena aku melihatnya bersama dengan Ethan.

Aku tidak membayangkan bahwa ia dan lelaki itu akan bergabung bersama satu meja denganku. Aku bahkan melihatnya menarik kursi untuknya duduk dan juga Ethan mengenal Sierra dengan baik hingga ia mengetahui kalau Sierra alargi terhadap blackpapper. Sierra benar-benar tidak dapat dipercaya, berpura-pura menyukai dan mencintaiku sedangkan ia masih terus bersama dengan lelaki lain. Aku tidak bisa mengendalikan diriku ketika ia datang dan mengambil tas Sierra. Bahkan ia berkata bahwa ia akan mengantarnya pulang ke rumah. Seharusnya aku yang mengantarnya pulang ke rumah, bukan dia.

Setelah mereka pergi, aku meninggalkan Adeline dan berkata bahwa ada urusan penting dan meeting penting yang harus aku hadiri segera. Aku melihat lelaki itu membukakan pintu mobil untuknya dan berlalu mengemudikan mobilnya dengan Sierra yang ada di sisinya. Aku sangat marah ketika melihat mereka seperti itu dan segera menuju mobiku dan kembali ke kantor.

Aku melihat sebuah kotak makan ada di atas meja kerjaku dengan notes kecil di atasnya.

Axel! Aku membuat ini untukmu! Makanlah! Aku sudah mengetahui perbedaan antara garam dan gula, jadi kau tidak perlu khawatir lagi. Aku hanya berusaha menjadi yang terbaik untukmu suamiku. Love Sierra.

Ya... aku akui aku menyukainya tetapi ia masih menemui dan bersama dengan lelaku lain. Aku membuang notes tersebut dengan kesal. Sierra! Apa kau benar ingin mempermaikan hatiku ini? Baiklah ayo kita bermain. Aku akan menunjukkan padamu siapa yang akan memenangkan ini.

Sierra Wellington

Jam sudah menunjukkan pukul 11.00 malam. Axel selalu pulang larut malam dan aku selalu menunggunya pulang ke rumah. Aku menoleh ketika melihatnya memasuki penthouse dan menghampirinya. Aku dapat mencium bau alkohol di tubuhnya.

"Axel.. apa kau mabuk?" Tanyaku sambil memegang lengannya, menjaga keseimbangannya agar ia tidak terjatuh.

"Menjauhlah dariku." Katanya berusaha melepaskan tanganku yang memegang lengannya.

"Apa kau ingin sesuatu? aku akan megambilkan segelas air untukmu." Aku bergegas pergi ke dapur dan memberikannya segelas air. Ia menatapku sesaat dan melihat gelas yang aku berikan untuknya.

Lalu ia menepis tanganku yang memegang gelas itu. Seketika gelas itu terjatuh dan pecah dengan airnya yang tertumpah di atas lantai. Aku hanya terdiam dan menatap gelas yang sudah hancur berantakan di atas lantai itu.

"Jangan pernah menungguku lagi di rumah, Apa kau mengerti?!" Katanya setengah berteriak, ia mabuk dan aku tahu ia tidak bermaksud untuk membentakku seperti ini.

"Axel-"

"Apa perkataanku kurang jelas? Jangan pernah menungguku lagi?!" Katanya membentakku.

"Ya." Kataku mengangguk.

"Good! Karena hanya jawaban itu yang aku terima." Dia lalu berbalik dan berjalan menjauh dariku, aku masih mengikutinya berjalan di belakangnya. Ketika ia kehilangan keseimbangannya, aku memegang lengannya dan meletakannya di bahuku.

"Kau mabuk, Aku akan mengantarmu ke kamar." Kataku ketika memegang lengannya agar ia tidak terjatuh. Ia melepaskan lengannya yang ada di bahuku.

"Apakah aku harus mengatakannya lagi dan lagi?! Kamu itu jelek, kurus seperti tusuk gigi dan berhentilah bersikap seperti bitch!" Katanya marah padaku.

"Apa? Apa yang kau katakan barusan?" Tanyaku kembali karena aku tidak percaya dengan apa yang baru saja ia ucapkan padaku.

"Bitch... apakah tidak jelas untuk didengarkan?" Aku berusaha mengatur nafasku dan menatapnya.

Semudah itu ia mengatakan hal yang tidak seharusnya ia katakan pada istrinya. Aku terluka lagi dan lagi dengan perkataannya itu. Setelah apa yang aku lakukan dan apa yang aku berikan untuknya ia memanggiku seperti itu. Ia memanggiku bitch?

Aku menamparnya yang berdiri di hadapanku.

"Jaga ucapanmu Mr. Axel Wellington. Berulang kali aku sudah berkata pada diriku sendiri untuk berhenti mencarimu, berhenti mencintai dan menyukaimu, berhenti untuk perduli denganku, tetapi bodohnya aku tidak bisa. Aku tidak bisa melakukannya. Dengan bodohnya hatiku masih terus mencintaimu lagi dan lagi. Aku memang mencintaimu Axel, tapi satu hal yang kau perlu ketahui, aku bukan bitch." Kataku lalu menaiki tangga meninggalkannya sendiri dan menutup pintu kamarku. Aku berbaring dan menangis di atas tempat tidurku.

Aku rasa aku tidak akan bisa bertahan... Axel.. bisakah kamu memberikan hatiku kembali? Aku membutuhkannya untuk bertahan disini..

Fall for Sierra (COMPLETE- Indonesia)Where stories live. Discover now