46. Flowers

32.6K 1.6K 7
                                    

Sierra Wellington

Aku merasakan hangatnya matahari menyentuh pipiku. Aku membuka mataku dan aku melihat kedua mata biru yang menatapku. Aku tersenyum ketika matakupun bertatapan dengannya yang duduk di tepi tempat tidur menatapku. Axel sudah rapi dengan kemeja dan jas nya. Suamiku selalu terlihat tampan dan mempesonaku.

"Selamat pagi sayang." Ia tersenyum dan mengusap lembut pipiku.

"Selamat pagi." Kataku tersenyum malu-malu.

"Apa kau tidur nyenyak semalam?"

"Sangat nyenyak jika kau ada di sisiku Mr. Wellington." Kataku menggodanya.

"Hmmm.. Aku suka jawabanmu itu." Katanya tersenyum lalu aku duduk menghadapnya.

"Apa kau akan pergi bekerja sepagi ini?" Aku menoleh ketika melihat jam yang menunjukkan hampir pukul 7 pagi.

"Yaaa.. Aku ada meeting pukul 8.oo pagi ini tetapi aku tidak dapat beranjak dari sini karena istriku membuatku terus memandanginya bahkan ketika ia tertidur. Walaupun saat ia tertidur, mulutnya terbuka tetapi ia masih tetap cantik untukku."

Aku setengah terkejut dan tidak percaya atas perkataannya itu.

"Apa benar mulutku terbuka ketika aku tertidur? Gosh!" Aku menggeleng tidak percaya.

"Tidak." Ia tertawa kecil dan seketika aku menatapnya tidak percaya atas apa yang ia katakan sebelumnya.

"Apa yang baru saja kau katakan?" Lalu seketika aku bergerak menyerangnya dengan tarian jariku di pinggangnya.

"Berhenti mengelitiku." Ia tertawa dan berusaha menghindarinya, Aku sangat menyukai melihatnya tertawa seperti ini. I segera menggengam pergelangan tanganku agar aku berhenti mengelitikinya. Ia masih berusaha bernafas ketika aku masih tertawa melihatnya yang tidak berdaya ketika aku mengelitikinya.

"Ayo kita lihat apa kamu masih bisa tertawa dengan ini." Dengan tiba-tiba ia mengelitiki aku.

"Jangan... Kumohon berhentilah Axel.." Aku masih tertawa dan berusaha untuk lepas dari jari-jarinya yang masih mengelitikiku.

"Aku menyukainya." Ia memelukku erat dan mengusap lembut punggungku.

"Apa yang kau sukai?" Tanyaku.

"Senyum dan tawamu..... I love you Mrs. Wellington." Ia mencium lembut rambutku yang ada dalam tengkuk lehernya.

"I love you too Mr. Wellington." Ia melepaskan pelukan kami lalu memberikan aku kecupan di bibirku.

"Ini sudah pukul 7.00 pagi, Aku tidak ingin membuatmu terlambat meeting Tuan." Kataku tersenyum setelah ia mengecupku.

"Kirimkan pesan untukku." Ia menyentuh kedua pipiku dan aku mengangguk dengan perkataannya itu.

"Aku akan mengantarkanmu ke lantai bawah." Kataku menggandeng tangannya menuju ke lantai bawah.

"Pagi Sierra." Judy menyapaku.

"Pagi Judy." Kataku lalu duduk di kursi dekat bar kecil di dapur.

"Apa yang kau inginkan untuk sarapan pagi ini?" aku berbalik dan menatapnya.

"Aku hanya membutuhkan secangkir kopi, itu sudah cukup." katanya sambil menatap handphonenya, aku rasa ia sedang mengecek email mengenai pekerjaannya.

"Mrs. Wellington, ada satu buket bunga yang dikirimkan untukmu pagi ini." Aku menoleh menatap Shane perosnal bodyguard Axel yang mendekat menghampiriku di kursi bar. Ia meletakkan sebuah buket bunga besar di atas meja di hadapanku. Aku mengerutkan dahiku dan mencari kartu yang ada di bunga tersebut. Tetapi sebelum aku bahkan menemukannya, aku sudah melihat Axel memegang sebuah kartu dan mentapku terdiam.

"Terima kasih Shane." aku tersenyum padanya lalu ia mengangguk.

"Mobil sudah siap dan sudah berada di lobby tuan." katanya pada Axel, suamiku hanya mengangguk dan Shane kembail ke lift meninggalkan kami, mungkin aku rasa ia akan menunggu Axel di lobby.

"Siapa yang mengirimkan aku ini semua? Ini bukan hari ulang tahunku." Aku menatapnya dan menunggu ia menjawabnya, namun ia hanya memberikan aku sebuah kartu yang dipegangnya.

Semoga harimu indah dan menyenangkan Sierra. Pria yang mencintaimu, Ethan Woods.

Aku mengerutkan dahiku bingung, Ethan mengirimkan bunga ini untukku.

"Aku harus segera pergi meeting. Sampai nanti sayang." Ia mendekat dan mengecup dahiku cepat ketika aku masih terdiam dan duduk dengan memegang kartu. Aku masih berpikir apa maksud dari bunga dan kata pada kartu ini. Aku tahu bahwa Axel tidak menyukai hal ini, aku dapat melihat moodnya berubah seketika. Kami baru saja tertawa bersama sekitar lima menit yang lalu dan sekarang ia terlihat marah dengan ini semua. Aku tahu ia berusaha menyembunyikannya tetapi aku dapat melihat kedua mata birunya yang mengatakan padaku.

Aku tersenyum dan segera berdiri. Aku berjalan menghampirinya sebelum ia mencapai lift yang membawanya ke lobby. Aku memegang lengannya hingga ia berbalik menatapku.

"Hey.." Ia berbalik menatapku.

"Ada apa? Kamu marah?" aku menatapnya.

"Sangat marah.. amat sangat marah... dan cemburu" ia setengah berbisik dan hampir tidak terdengar di dua kata terakhir yang ia ucapkan. Aku tersenyum dan memeluknya.

"Jangan marah... Apa kau tahu, kau adalah matahari dalam duniaku." kataku lembut dan menatap kedua mata birunya dengan tanganku yang masih melingkar di pinggangnya.

"Aku tidak suka berbagi apa yang menjadi milikku. Aku pikir kamu bilang bahwa kamu dan dia hanya teman... Yaa hanya teman." Aku kembali tersenyum pada pria pencemburu di hadapanku ini, ia bersikap seperti seorang anak laki-laki yang sedang ngambek pada ibunya. Oh Axel-ku...

"Aku tidak menginginkan bunga itu, Aku bisa memberikannya pada Judy jika ini membuatmu merasa lebih baik. huh?" Ia mengangguk menandakan persetujuan dengan apa yang aku katakan, namun aku tahu ia masih tidak menyukai ini semua.

"Berikan aku handphone-mu." Ia memberikan handphonenya seperti yang aku pinta sebelumnya. Aku segera menelepon seseorang.

"Oh.. Hi Ethan.. Ini aku Sierra... ya, aku baik-baik saja, ia juga sangat baik.. Aku hanya ingin bertanya padamu, kau mengirimkan aku bunga-... Apa? Disini ada sebuah buket bunga besar yang dikirimkan untukku pagi ini dan nama Ethan Woods ada di kartu sebagai pengirimnya.. Tunggu sebentar..." Aku menekan mode loudspeaker pada handphone agar Axel dapat mendengar apa yang baru saja Ethan katakan padaku.

"Bunga? Aku tidak memberikanmu bunga itu Sierra. Kau ingin suamimu membunuhku jika aku melakukannya, aku bahkan tidak mengetahui apa yang ia akan lakukan padaku kali ini jika aku melakukan hal itu? Aku bahkan hanya berbicara denganmu dan ia memberikan aku pukulan tepat di wajah tampanku ini." kata Ethan menjelaskan.

"Ethan, Aku sungguh sedang tidak bercanda saat ini. Aku akan membuang bunga itu."

"Aku tidak melakukannya Sierra. Aku tidak mengirimkanmu bunga! Mengapa kau tidak percaya padaku. Aku sedang berada di Miami untuk bisnis minggu ini dan aku sangat sibuk untuk dapat melakukan hal itu, tanyakan pada Tina jika kau masih tidak percaya." kata Ethan.

"Apa kau yakin?"

"Goshhh! Aku akan matikan teleponnya Sierra, aku harus segera memulai meeting sekarang. Bye."

"Bye Ethan." Aku mengangkat kedua bahuku dan menatapnya bingung. Aku kembali menatap kartu yang ada di genggamanku. Siapa yang mengirimkan ini? Sangat aneh.

"Tina?" tanya Axel.

"Personal Assistant Axel, yang menggantikan posisiku di pekerjaan." Aku masih berpikir ketika melihat suamiku tersenyum menatapku.

"Senang?" tanyaku.

"Sangat.. Aku akan memegang ini untuk mengecek siapa sebenarnya yang mengirimkan ini padamu. Aku tidak ingin ada pengagum yang lain, yang juga menyukai istriku ini. Aku akan meneleponmu nanti sayang." Ia mengambil kartu itu dari tanganku dan memberikan aku ciuman dan aku masih dapat melihat wajahnya yang tersenyum ketika ia mengetahui bukan Ethan yang mengirimkan bunga itu. Aku menggeleng ketika melihatnya.

"Jaga dirimu Axel." Aku melambaikan tanganku sebelum ia memasuki lift.

"Berikan bunga itu untuk Judy." Aku mengangguk dan tersenyum, lalu lift tersebut menutup.

Fall for Sierra (COMPLETE- Indonesia)Onde histórias criam vida. Descubra agora