CHAPTER 4

365K 6.6K 121
                                    


🔲Happy Reading🔳

Jonathan tumbang di atas tubuh Hana setelah melepaskan penyatuannya. Sekarang sudah menunjukkan pukul empat subuh. Dan itu menandakan bahwa mereka harus mengakhiri pergumulannya sampai disini. Baik Jonathan dan Hana sama-sama bernapas tersengal.

Jonathan mengecup bibir Hana lalu membaringkan tubuhnya di samping Hana yang sedang terkulai lemah. "Kamu benar-benar nikmat." Jonathan merubah posisinya menjadi miring. Ia menatap wajah Hana dari samping. Demi dewa neptunus, Jonathan tidak bisa untuk tidak mengagumi setiap pahatan wajah Hana. Hidung yang mungil dan mancung, bulu mata yang lentik serta kelopak yang indah membuat wanita itu semakin terlihat menawan. Lalu bibir mungil dan tipis itu, bagian terfavorit Jonathan. Yang menjadi candunya untuk beberapa hari ini. Ah, lengkap sudah keindahan yang ada pada Hana.

Pandangan Jonathan turun ke bawah. Ia menatap dada Hana yang sedang naik turun, menandakan bahwa wanita itu sedang mengambil napas setelah percintaan yang panjang. Jonathan tersenyum, "Kamu melakukan pekerjaanmu dengan baik." Ia mengelus rambut Hana lembut, "Aku pasti akan merindukan kegiatan ini setelah kembali ke Jakarta." Ucapnya.

Jonathan meraih amplop putih yang telah ia siapkan dari awal yang tergeletak di atas nakas. Ia memberikan amplop tersebut kepada Hana. "Terimalah." Ujarnya.

Tanpa menunggu lebih lama, Hana langsung menerima amplop tersebut dan mendekapnya di dada. Hana memejamkan matanya, "Te-terimakasih." Ucapnya tergugu. Ia benar-benar merasa seperti pelacur murahan sekarang.

Jonathan tersenyum. "Tidak usah berterimakasih. Lagipula memang sudah tugasmu untuk melayaniku dan menjadi kewajibanku untuk membayarmu." Usai berkata demikian, Jonathan memeluk tubuh Hana. "Kemarin kamu benar-benar pulang ke rumahmu dengan hanya berjalan kaki?"

Hana menganggukkan kepalanya.

Jonathan mendengkus, "Jangan lakukan itu lagi. Berbahaya jika kamu pulang sendirian. Apalagi kamu tidak menaiki kendaraan. Bagaimana jika binatang buas tiba-tiba muncul dan menerkammu?"

Kamu lebih menakutkan dibandingkan binatang buas. Batin Hana.

"Tidur saja dulu disini. Aku akan mengantarmu besok pagi. Mengerti?" ucap Jonathan dan hanya dijawab dengan anggukan kepala oleh Hana. Setelah itu, Jonathan mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Hana.

***

"Terimakasih sudah mengantar saya," ucap Hana pelan. Ia hendak keluar dari mobil namun Jonathan menahannya.

Hana menatap tangannya, "Kenapa bapak menahan saya?" tanyanya panik.

Allih-alih menjawab, Jonathan lantas membuka sabuk pengamannya dengan tergesa-gesa lalu merapatkan tubuhnya dengan Hana hingga tubuh wanita itu terhimpit. Sial, selama di perjalanan, Jonathan tidak bisa mengendalikan libido-nya yang berlebihan akibat mengingat kegiatan intim semalam.

Hana membuka mulutnya, ingin memprotes. Namun Jonathan langsung meraup bibirnya dengan rakus. Hana membelalakkan matanya saat merasakan sesuatu yang keras di bawah sana. Tidak mungkin kan mereka akan melakukannya di dalam mobil ini? apalagi mobil Jonathan berada tepat di depan rumah Hana. Bagaimana jika Fatma keluar dan memergoki mereka?

Hana menggeleng, ia mendorong bahu Jonathan hingga ciuman mereka terputus. Hal itu sontak membuat Jonathan merengut tidak suka. Ia melototkan matanya, "Kamu berani menolakku?"

Hana menggeleng pelan, "Bukan begitu. Kita sedang berada di dalam mobil, bagaimana jika orang-orang datang dan melihat kita?"

Jonathan berdecak, "Kamu bodoh? Orang-orang tidak mungkin bisa melihat kita karena kaca mobilnya terlihat hitam dari luar!" bentaknya.

The Victim (End ✔️)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن