CHAPTER 7

297K 7.4K 309
                                    

Playlist : All we know - Chainsmokers


🔲Happy Reading🔳

Jonathan memutuskan panggilan. Ia menoleh ke belakang, keningnya mengernyit, "Kenapa berdiri di situ? Kemarilah!" serunya tajam kepada Hana.

Suara Jonathan terdengar nyaring! Semua orang memperhatikan mereka. Lebih tepatnya ke arah Hana. Tatapan para wanita-wanita di sekeliling seolah-olah mengatakan, 'Siapakah wanita dekil itu? Kenapa ia bisa berada dekat dengan pria tampan itu?'

Hana menundukkan kepalanya lalu melangkah maju mendekati Jonathan.

"Jangan jauh-jauh! Bagaimana kalau kamu tiba-tiba diculik? Saya kan belum puas..." ucapan Jonathan terhenti. Bola matanya bergerak kesana dan kemari. Ia menyadari semua telinga yang ada di sekitar mendengarnya. Ia lalu terkekeh, "Belum puas mengenalmu lebih jauh." ucapnya sambil tersenyum lalu merangkul bahu Hana.

Para orang tua tertawa mendengar ucapan Jonathan barusan sementara wanita-wanita muda lainnya saling berbisik.

"Astaga, wanita itu beruntung sekali mendapatkan pria tampan dan romantis seperti itu."

"Iya, padahal wajah wanitanya biasa-biasa saja."

"Kalau aku jadi pria itu, aku pasti akan mencari wanita yang lebih cantik dari itu."

"Palingan pria itu sudah diguna-guna,"

"Ish. Miris sekali."

Begitulah kira-kira ucapan yang di tangkap oleh indra pendengar Hana. Ia sedih sekaligus malu. Malu terhadap penampilannya.

Jonathan melepaskan rangkulannya lalu memegang tangan Hana. "Ayo masuk." ajaknya kemudian membawa Hana masuk ke dalam taksi. Sebenarnya ia juga tidak tahan mendengar perkataan para wanita-wanita sok cantik itu. Apa mereka tidak bisa berkaca? Hana bahkan lebih cantik dan imut dibandingkan mereka. Apa hanya ia yang melihatnya seperti itu?

Jonathan ingin membalas ucapan mereka tetapi rasa gengsinya terlalu tinggi. Bagaimana kalau Hana berpikir bahwa ia membelanya? Wanita itu pasti akan terbawa perasaan. Dan Jonathan tidak menginginkan hal itu.

"Jalan, pak." ucap Jonathan. Sopir tersebut mengangguk lalu melajukan mobilnya keluar dari wilayah bandara, membelah jalanan padat di kota itu pada malam hari.

Setelah beberapa jam terjebak di macet, akhirnya sampailah mereka di tempat tujuan. Hana melirik ke luar. Penampakan rumah di hadapannya sekarang tidak terlihat dengan jelas karena terhalang gelapnya malam. Namun jika dilihat dari halamannya saja, Hana yakin ukuran rumah itu bukan main besarnya.

"Ini rumah bapak?" tanya Hana.

"Hmm." gumam Jonathan. Ia membayar ongkos taksi sejenak lalu beranjak keluar dari mobil.

"Wah, besar sekali." ucap Hana kagum. Ia bergegas turun dari mobil lalu menyusul Jonathan. Setelah sampai di depan pintu, Jonathan menekan bel berulang-ulang hingga akhirnya pintu terbuka menampilkan seorang pria tampan blasteran dengan hanya mengenakan celana training panjang dan tanpa atasan, menampakkan perut kotak-kotaknya.

The Victim (End ✔️)Where stories live. Discover now