CHAPTER 40

92.8K 4.5K 1.2K
                                    

Jonathan memerhatikan Reinald yang tengah menatap kosong ke arah luar jendela pesawat pribadinya. Ya, mereka sedang melakukan perjalanan menuju Amerika.

Jonathan tahu bahwa pria itu tengah memendam emosi terhadap Mark— pria yang Jonathan yakini ialah penculik Hana. Di lain sisi, ia pasti tengah memikirkan kondisi Hana yang tidak jelas kabarnya.

Saat Jonathan akan mengalihkan pandangannya, tiba-tiba ia melihat dari samping setetes air mata Reinald terjatuh membasahi pipi pria itu.

"Reinald, kamu ..."

"Apa yang harus kulakukan?" Reinald mengusap wajahnya frustasi. "Adikku, Krystin ... apa yang harus kulakukan dengannya?"

Jonathan menepuk pundak Reinald pelan, "Tenanglah, kita akan mendapatkan Hana kembali."

"Kita tidak tahu apakah dia masih hidup!" seru Reinald. "Aku tidak akan sanggup meneruskan hidupku di dunia ini jika kita mendapatkannya kembali dengan kondisi tiada."

"Reinald ..."

"Dia bahkan belum tahu keluarganya yang sesungguhnya! Aku tidak habis pikir, kenapa harus Krystinku yang malang yang harus mengalami semua kesialan ini? Kenapa Tuhan benar-benar jahat terhadap kami?! Apa yang telah keluargaku lakukan hingga semua cobaan menghampiri semua anggota keluargaku?!"

"Aku paham dengan kondisimu, Reinald."

"Tidak! Kamu tidak akan paham, Jonathan! Kamu tidak akan mengerti bagaimana rasanya terpisah dari orang tua dan saudarimu sejak kecil, kamu tidak akan mengerti bagaimana rasanya hidup dipenuhi dengan aturan dan tekanan! Dan kamu tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya menjadi diriku ketika adik perempuanku satu-satunya tengah berada di ambang kematian, aku gagal Jonathan! Aku gagal melindungi satu-satunya wanita terakhir dalam keluargaku yang masih berada di dunia ini."

Rahang Jonathan mengeras mendengar perkataan Reinald. "Hana tidak meninggal! Dia masih hidup! Percayalah padaku. Aku punya perasaan kuat padanya. Dan jangan berpikir bahwa hanya kamulah yang paling merasa tersakiti karena gagal menjaga wanita yang paling kamu sayangi."

Jonathan menatap lekat mata Reinald, "Aku pun merasakan hal yang sama. Wanita itu … maksudku adikmu, telah membuatku menjadi pria paling bodoh di dunia ini. Aku gagal menjaganya, aku bahkan tidak bisa memberikan kebahagiaan untuknya selama ia bersamaku. Kamu tahu? Adikmu itu wanita yang luar biasa. Saat ia berada di titik terendah dan tersakiti, ia mampu menaikkan martabatnya dalam waktu singkat dan membuatku menjadi seorang pecundang."

Jonathan menghela napas panjang saat mengingat semua perlakuannya pada Hana sejak pertama kali mereka bertemu hingga terakhir kali mereka saling bertatap muka.

"Kita akan segera mendapatkannya, Reinald. Aku berjanji akan menemukan Krystin-mu dan mempertemukan kalian kembali."

Reinald menatap Jonathan, "Apa kamu bisa menjaminnya?"

Jonathan membalas tatapan Reinald, terdiam cukup lama lalu akhirnya menganggukkan kepala. "Aku sangat yakin bahwa Hana masih hidup. Dia akan baik-baik saja selama kita bisa secepat mungkin untuk mendapatkannya kembali. Fokus kita sekarang adalah Mark. Pria bertopeng yang telah menculik Hana dan meninggalkan Axel sendirian di tempat sepi itu."

Dengan air mata yang masih berlinang, Reinald mengepalkan tangannya, mengumpulkan tekad. "Aku bersumpah akan membunuh pria itu. Bahkan jika aku mati, dia harus ikut bersamaku!"

***

Los Angeles, Amerika serikat.

"Kita harus segera ke tempat ini, Pak." beri tahu Tian, detektif pribadi Jonathan sembari memperlihatkan sebuah tempat di peta yang tertera di iPad-nya. "Hacker saya berhasil melacak mobil yang digunakan oleh pria itu dan dia sedang berada di daerah ini."

The Victim (End ✔️)Where stories live. Discover now