CHAPTER 26

162K 7.9K 1.3K
                                    

Happy Reading

Play musik di atas ☝️

Begitu MC mengucapkan namanya dan meminta untuk maju, Hana menarik napas terlebih dahulu dan mengembuskannya perlahan-lahan.

Rasa gugup mendominasi dirinya seutuhnya. Telapak tangannya berkeringat dan dingin. Sementara tubuhnya bergetar hebat. Hana tak bisa tenang. Ia khawatir akan melakukan kesalahan.

Namun, ditengah kegugupannya itu, tiba-tiba muncullah wajah Axel. Bayangan saat anak itu berlari dan tersenyum kepadanya membuat hati Hana menghangat seketika. Ia memejamkan matanya sejenak, menetralkan diri karena gugup yang berlebihan.

Tenanglah Hana. Hari ini adalah awal dari segalanya. Kamu bisa melakukannya. Batinnya menyemangati diri sendiri.

Hana menganggukkan kepalanya optimis dan bertekad,

Baiklah Axel, mari lakukan ini. Mama akan melindungimu dari segala hinaan.

Saat detak jantungnya telah kembali normal, Hana segera bangkit dari kursi dan berjalan ke arah panggung dengan langkah percaya diri bak model internasional.

"Sambutlah pemimpin cabang Deloxa di Indonesia saat ini!" teriak sang MC. Seluruh orang bertepuk tangan dengan meriah.

Dan saat ia telah berdiri di atas panggung, dengan langkah yang berani ia mulai memperkenalkan diri,

"Perkenalkan saya Florentina Hana, pemimpin cabang Deloxa di Indonesia."

Seluruh orang kembali bertepuk tangan. Hana mengedarkan pandangannya ke seisi gedung tersebut. Semua orang menatapnya dengan takjub. Ia mengulas senyum.

Terima kasih Tuhan, terima kasih Ayah atas doa dan penyertaanmu dari Surga, terima kasih ibu, Windy, terima kasih Axel...tanpa kalian aku tak bisa seperti ini.

---

"Oh, jadi ini CEO cabang Deloxa di Jakarta?" terdengar suara sinis dari belakang saat Hana dan asistennya sedang berbincang-bincang.

Hana membalikkan tubuhnya. Dan melihat Vanesha dan Catherine menghampirinya.

"Sudah lama tidak bertemu, ibu CEO." ucap Vanesha dengan menekankan kata CEO.

Hana tak kaget. Melainkan tersenyum dan membungkuk hormat kepada dua wanita itu.

"Selamat atas posisimu sekarang." ucap Catherine tiba-tiba. "Aku sangat terkejut melihatmu sekarang. Sepertinya kamu sangat bekerja keras. Sekarang kamu telah menjelma menjadi seorang CEO." puji Catherine dengan senyumannya. Entah itu senyuman tulus atau tidak.

"Benar Cath, mommy juga tidak mengira bahkan tidak dapat menduga. Seorang Itik buruk rupa dapat berubah menjadi Angsa yang menawan. Padahalkan dulunya dia adalah..." Vanesha tertawa sejenak, "Aduh...maafkan saya ibu CEO, sepertinya tidak pantas jika saya membicarakan hal ini sekarang."

Hana tersenyum simpul, "Tidak apa-apa. Katakan saja agar seluruh dunia tahu. Saya tidak akan pernah menutupi masa lalu saya. Karena inilah diri saya sesungguhnya."

Vanesha tersenyum sinis mendengar keberanian wanita di hadapannya ini.
"Ibu CEO, sepertinya anda terlalu berani. Bukankah akan sangat beresiko jika seluruh dunia tahu bahwa anda adalah seorang..ehm..maaf, Pelacur? Karir anda yang sedang ada dipuncak akan langsung merosot. Apa anda tidak takut?"

Hana menatap Vanesha dan Catherine bergantian. "Saya tidak akan pernah takut. Karena seseorang yang menyembunyikan masa lalunya demi perusahaan dan harta hanyalah seorang pengecut dan munafik." ia terkekeh pelan. "Saya tidak mau menjadi seperti itu."

The Victim (End ✔️)Where stories live. Discover now