CHAPTER 34

132K 6.3K 1K
                                    

Happy Reading

Mark dan Hana sama-sama terdiam di tempat duduk. Tidak ada yang membuka suara setelah kejadian tadi. Keduanya menjadi canggung dan kesulitan untuk berbicara.

Mark tidak bisa berhenti memegang bibirnya sembari mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa menahan diri. Ia merasa seperti seorang bajingan sekarang.

"Aku.."

"Aku.."

Keduanya tiba-tiba mengucapkan kata yang sama dan dalam waktu bersamaan. Hal itu semakin memperparah suasana kecanggungan. Hana menggigit bibirnya dan menoleh ke arah lain. Sungguh, ia tidak tahu harus bersikap bagaimana sekarang.

Mark menarik napas panjang dan membuangnya perlahan. Ia lalu melirik Hana dan memberanikan diri untuk berbicara. "Aku minta maaf untuk yang tadi. Aku benar-benar tidak bisa mengontrol diriku saat itu."

Hana menolehkan kepalanya ke arah Mark. Ia masih tidak tahu harus berkata apa. Lelaki itu menatapnya dalam.

"Kamu berhak untuk tidak memaafkanku." Ucap Mark tulus.

Diam. Hana tak tahu harus menyahut apa. Pikirannya menjadi kacau. Di satu sisi ia masih memikirkan saat dimana Jonathan melihatnya dengan Mark. Sementara di sisi lain otaknya terus bertanya-tanya. Kenapa Mark melakukan itu? Apa ini berkaitan dengan pertanyaannya kemarin?

"Dengar Mark..aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi..tapi aku—"

"Aku menyukaimu." Sela Mark tiba-tiba.

Deg!

Hana mematung di tempatnya. Matanya membulat dan tak dapat berkedip. Bagaikan petir di siang bolong, Mark tiba-tiba menyatakan perasaannya dengan berani. Membuat Hana tak sanggup berkata-kata.

"Mungkin aneh bagimu mendengar hal ini. Tapi perasaanku padamu sudah lama ada, Hana. Bahkan sebelum kamu menjadi seperti ini, rasa ini sudah tumbuh semenjak kali pertama aku melihatmu."

"M-Mark.." Hana tak sanggup berkata-kata setelah mendengar penjelasan Mark. Bagaimana ini bisa terjadi? Mark menyukainya?

"Tapi kamu tenang saja. Hanya karena aku telah membantumu sampai di titik ini, bukan berarti kamu harus membalas jasaku dengan perasaanmu. Aku tidak akan menuntutmu untuk membalas perasaanku. Aku hanya ingin kamu tahu saja. Bahwa Pria yang sedang duduk di sampingmu ini, sudah sangat lama menyimpan rasa terhadapmu." Mark tersenyum tipis. Ia lalu berdiri dan membuang napas panjang.

"Ah..lega rasanya setelah mengatakan sesuatu yang selama ini kupendam sendiri." Ia lalu menatap Hana sambil mengulas senyum.

"Besok aku sudah harus kembali bekerja. Maaf atas ketidaksopananku hari ini. Aku harap kamu tidak akan canggung denganku setelah kejadian ini. Jangan pernah ragu untuk meminta bantuanku, Hana. Aku akan selalu ada untukmu dan Axel. Kalau begitu aku pergi dulu."

Mark-pun melangkah pergi meninggalkan Hana yang masih terlihat shock di tempatnya.

---

Di malam yang dingin itu, Hana memutuskan untuk berjalan sendirian menuju taman yang sering Axel kunjungi tiap hari.

Ia mendaratkan bokongnya pada kursi putih di taman itu. Sambil menatap ke atas, Hana-pun menghela napas panjang. Angin malam yang lewat tak membuatnya untuk beranjak dari tempat itu. Ia ingin merenungi apa yang telah terjadi padanya hari ini. Yang membuat hatinya benar-benar gundah gulana.

Kejadian hari ini mendominasi pikirannya. Ia tak bisa melupakan setiap kata yang keluar dari mulut Mark kepadanya tadi siang. Dan ia juga tak bisa melupakan bagaimana wajah Jonathan saat melihatnya berciuman dengan Mark. Hana merasa kecewa pada dirinya sendiri. Ia tak bisa tegas pada perasaannya.

The Victim (End ✔️)Where stories live. Discover now