CHAPTER 33

158K 6.9K 1.9K
                                    

Halo guys. Sebelum baca, kita absen dulu yuksss

1. Yang udah punya pacar angkat tangan 🙋

2. Yg udah emak-emak mana suaranya?

3. Yang masih JOMBLO terus bernasib NGENES mana nyawanya?!!

Apapun status kalian, I love u all ❤ terima kasih telah membaca cerita abal" ini dan setia menunggu 😂

Seqyann, jangan lupa vote dan komen ya 😘

Happy Reading

Mark dan Hana duduk di sofa sambil memperhatikan Axel yang sedang bermain dengan permainan lego-nya.
Mereka tengah berada di ruang keluarga. Setelah bermain bersama di taman, Hana, Mark dan juga Axel langsung pulang ke rumah.

Mark tersenyum menatap betapa aktifnya Axel menyusun lego hingga menjadi bentuk rumah dan bangunan tiga dimensi lainnya.

"Sepertinya semakin hari Axel terlihat semakin pintar. Apa kamu tidak berniat untuk menyekolahkannya di sekolah internasional?" tanya Mark pada Hana di sampingnya.

Hana mengangguk, "Aku akan mempertimbangkannya. Jika dia setuju untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, maka akan ku lakukan. Tapi jika dia tidak nyaman, aku juga tidak bisa memaksakannya."

"Melihat jiwa sosial dan interaksinya dengan orang lain, aku yakin dia pasti mau." balas Mark.

Hana mengulas senyum, "Kuharap juga begitu."

Mark ikut tersenyum sebelum akhirnya berkata, "Aku sungguh heran. Makanan apa yang sebenarnya kamu beri untuk Axel? Bagaimana bisa ia begitu fasih berbahasa Mandarin dan Spanyol? Anak itu bahkan bisa menguasai empat bahasa sekaligus."

Hana mengedikkan bahunya, "Aku sebagai ibunya juga ikut merasa bingung. Aku tidak pernah mengajarkannya bahasa lain selain bahasa Inggris dan Indonesia. Sepertinya dia belajar dari tetangga saat masih di Amerika." jelas Hana.

Mark memasang tampang kagum. "Anakmu itu sangat luar biasa." ia tersenyum kecil, "Sama seperti ibunya." godanya hingga membuat Hana tersenyum malu-malu.

"Aku tidak akan bisa menjadi seperti ini jika kamu tidak membantuku." sahut Hana. "Kamu orang yang paling berjasa di dalam hidupku, Mark."

Mark terkekeh pelan, "Ya aku tahu itu. Apa kamu tidak berniat untuk membalas jasaku?"

"Apa yang ingin kamu minta? Akan kukabukan." jawab Hana.

Mark tampak berpikir sesaat. Ia lalu menatap Hana, "Bagaimana jika aku memintamu untuk menikah denganku?"

Hana membulatkan matanya kaget setelah mendengar ucapan Mark barusan. Mulutnya menganga lebar. Apa katanya? Menikah?

"Hahahaha." Mark tertawa kencang, "Aku hanya bercanda, Hana. Kenapa matamu terlihat seperti akan keluar begitu?"

"Mark!" Hana memukul lengan pria itu. "Jantungku hampir saja copot karena perkataanmu itu!" maki Hana.

"Hehe, maaf. Aku hanya menggodamu saja. Tapi jika kamu berpikir itu sungguhan juga tidak apa-apa."

"Berhenti bercanda, Mark! Tidak lucu." ucap Hana kesal.

The Victim (End ✔️)Where stories live. Discover now