CHAPTER 29

154K 7.3K 961
                                    

Happy Reading

Setelah lama berpikir, akhirnya Hana memutuskan untuk melakukan hal yang gila. Ia akan mengikuti wanita itu. Gelagat wanita itu terlihat sangat aneh di mata Hana, seakan-akan dirinya sedang merencanakan sesuatu.

Sebenarnya ini bukanlah urusan Hana, tapi dirinya mendadak resah saat melihat benda yang dibawa wanita itu. Bagaimana jika benda itu digunakan untuk kejahatan? Bagaimana jika dia sedang menjebak seseorang? Dan jika itu terjadi maka Hana telah membiarkan seorang penjahat melakukan aksinya.

Maka tanpa berpikir panjang, Hanapun segera mengikuti wanita itu dari belakang. Sambil sesekali bersembunyi dibalik tembok lorong, takut-takut kalau saja wanita itu melihatnya.

---

Setelah meneguk segelas anggur untuk ke sekian kalinya, akhirnya Jonathan menyerah dan meletakkan gelas di atas meja. Ia lalu berdiri, "Aku pulang dulu." ucapnya pada Agung. Kepalanya sudah mulai pusing, untuk mencegah dirinya mabuk lagi, ia harus mengakhirinya sekarang.

"Kamu sudah ingin pulang? Hey, ada apa denganmu? Tidak seperti biasanya." sahut Agung yang sedang dipijit-pijit manja oleh wanita-wanita di sampingnya.

"Aku sedang tidak ingin mabuk hari ini." balas Jonathan. Ia hendak melangkah keluar dari meja, namun suara pintu yang terbuka tiba-tiba membuatnya berhenti.

"Sudah ingin pulang, pak?" tanya seorang wanita yang baru saja muncul di balik pintu sambil membawa segelas minuman berwarna merah. Ia mendekati Jonathan dengan gaya yang sensual.

Bukannya bernafsu, Jonathan malah melirik wanita itu dengan rasa dongkol. Ia masih ingat dengan jelas kejadian beberapa hari yang lalu dimana wanita itu menggodanya. Buah dadanya yang menyembul keluar sama sekali tidak menarik minat Jonathan. Itu membuatnya semakin terlihat murahan dimata Jonathan.

"Ini masih terlalu awal untuk pulang. Bapak tidak ingin bersenang-senang dulu?" tanya Anita semakin merapatkan dirinya dengan Jonathan.

Jonathan bergidik saat Anita menempelkan tubuh seksinya dengannya. Jonathan bahkan bisa merasakan sentuhan dada wanita itu pada kulitnya. Dengan cepat, tangannya segera mendorong wanita itu darinya.

"Menjauhlah dari saya!" bentak Jonathan kasar.

Anita tersentak. Tak menyangka ia akan ditolak untuk kedua kalinya.

"Hey! Jangan mengasari perempuan!" sentak Agung tiba-tiba.

Jonathan menatap Agung yang sedang duduk di sofa. "Wanita?" ia berdecih pelan lalu kembali menatap Anita dari ujung kaki hingga kepala. "Dia bukan wanita. Dia pelacur." ucap Jonathan sarkastis. "Dia sudah tahu jika aku sudah mempunyai istri, tapi masih beraninya mendekatiku."

Rahang Anita mulai mengeras, tak terima dirinya dipermalukan seperti ini.

Jonathan menatap tajam pada Anita, "Menjijikkan!" ucapnya kejam lalu kembali melangkahkan kakinya, hendak pergi dari ruangan itu. Namun Anita tiba-tiba berjalan duluan dan menahan Jonathan di depan pintu.

"Saya tidak akan mengganggu bapak lagi jika bapak mau meminum minuman ini!" ucap Anita.

Jonathan tertawa sinis, menatap segelas cairan berwarna merah itu. "Kamu pikir saya bodoh? Ini-"

"Jika bapak tidak meneguk minuman ini sekarang juga, saya akan terus mengikuti bapak!" ucap Anita keras kepala. "Ya, saya tahu saya gila dan saya akan melakukan semuanya agara bisa mendapatkan bapak!"

"Hah!" Jonathan semakin jengkel dengan wanita ini. "Baiklah." ia segera meraih gelas tersebut dan hendak meneguknya namun sebuah suara yang menggelegar tiba-tiba sukses membuat Jonathan menghentikan aksinya.

The Victim (End ✔️)Where stories live. Discover now