CHAPTER 41

75.3K 3.3K 486
                                    

Setelah proses pemakaman selesai, Jonathan segera pergi menemui Axel di kediaman Windy dan Dave. Jonathan tak setuju untuk memberitahu Axel tentang kematian Hana. Karena ia tahu anak itu pasti tidak akan siap. Ia masih terlalu kecil dan lemah untuk merasa kehilangan.

Tapi dari pihak keluarga Hana tetap memaksa untuk memberitahu Axel tentang hal ini.

"Mungkin Axel tidak akan siap, tapi ia perlu tahu apa yang telah terjadi dengan ibunya. Tidak mungkin kita akan terus berbohong tentang kematian kak Hana kepada Axel. Anak itu pasti akan terus menanyakan keberadaan Kak Hana sementara ibunya itu telah meninggal," ucap Windy di hadapan Jonathan.

"Beri sedikit waktu, Windy. Axel tidak mungkin mendengar berita ini sekarang! Pikirkan kondisi dan juga mentalnya!"

Windy menghela napas. "Aku tahu tindakan ini terlalu tergesa - gesa. Tapi Axel berhak tahu atas semua ini dan harus belajar untuk menerimanya. Aku akan memberitahunya pelan - pelan."

"Windy kumohon ..." Jonathan memegang lengan Windy.

"Ada apa? Apa anda takut jika Axel sampai mengetahui bahwa anda tidak bisa menepati janji untuk mempertemukan Axel dengan ibunya?"

"Bukan begitu ..."

"Sebelumnya anda juga berjanji kepada ibu saya bahwa anda akan menemukan kakak saya dan mengembalikannya kepada kami, tapi apa yang terjadi? Kakak saya meninggal! Dan itu semua terjadi karena ulah anda, ibu anda, dan juga istri anda! Kakak saya menjadi korban dari kebrengsekan kalian!" tangisan Windy pecah.

"Sudahlah, jangan mencampuri urusan keluarga saya lagi. Silakan urus hidup anda sendiri! Saya bisa menangani Axel." Windy mengusap air matanya lalu hendak berjalan kembali. Namun Jonathan segera menahannya.

"Windy. Saya mohon ... Jangan sekarang. Saya bisa—"

"Apa masalah anda?! Tolong jangan menambah kesakitan di dalam keluarga kami."

"Windy—"

"Urusan anda dengan keluarga saya selesai sampai disini. Pergilah! Saya bisa mengurus Axel. Jangan pernah menampakkan wajah anda lagi di hadapan keluarga kami."

"Apa? Tunggu dulu. Saya tidak bisa membiarkan kalian memberitahu Axel—"

"Apa yang akan kami lakukan terhadap Axel bukan lagi urusan anda!"

"Saya berhak melarang kalian karena Axel adalah anak saya!" cegah Jonathan.

"Hanya anak. Anda bukan orang tuanya! Anda hanyalah Pria tidak bertanggung jawab yang lari dari fakta bahwa kakak saya mengandung anak anda. Dari dalam rahim, Axel sudah tidak dianggap oleh anda, jadi sekarang anda dan Axel tidak memiliki ikatan apapun."

Deg!

Jonathan tercekat. Rasanya tenggorokannya seperti sedang menelan pecahan beling. Saat Windy akan segera pergi, Jonathan tiba - tiba kembali menahannya. Wajahnya dipenuhi dengan kesedihan.

Windy hendak memberontak, namun Jonathan tiba-tiba berlutut. "Aku minta maaf." Kalimat itu terlontar bersamaan dengan bulir-bulir air mata yang menghujani pipi Jonathan.

"Aku ... Aku minta maaf, Windy. Aku benar - benar tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku hanya bisa menyesal. Aku menyayangi Axel. Dan aku bersumpah untuk itu. Aku tidak peduli jika namaku sudah dicap buruk di mata kalian. Dianggap ataupun tidak oleh Axel, aku akan melakukan semua yang kubisa deminya."

The Victim (End ✔️)Where stories live. Discover now