CHAPTER 15

225K 6.6K 683
                                    

Sebelum baca, jangan lupa teken 🌟nya ya :)

🔲Happy Reading🔳

Hana memandangi wajahnya di cermin. Di sampingnya terlihat Catherine yang sudah tersenyum puas melihat hasil polesannya di wajah Hana.

Baru kali ini Hana terpukau pada wajahnya sendiri. Catherine benar-benar berbakat. Selain cerdas ia juga pandai mendandani dirinya sendiri dan juga orang lain.

"Cantik bukan?" ucap Catherine bangga sembari menyedekapkan kedua lengannya di dada.

Hana mengangguk kecil sambil tersenyum. "Kakak hebat sekali. Warna lipstiknya sangat cocok dengan warna kulitku. Kakak belajar dari mana?" tanya Hana kagum.

"Ah, jangan memanggilku kakak. Usiaku masih 22 tahun. Panggil saja seperti yang lainnya sering memanggilku. Cath atau Catherine." balas Catherine sembari mengulas senyum.

Hana menganggukkan kepalanya kaku.

Catherine tersenyum, "Di Amerika kamu harus pandai bergaya. Kalau tidak kamu akan dikucilkan dan tidak mempunyai teman. Aku belajar make up sendiri. Bereksperimen sendiri di rumah dengan panduan internet. Tapi sebelum itu semua kamu harus punya modal percaya diri terlebih dahulu. Karena kalau kamu tidak percaya diri, ya percuma saja. Kamu tidak akan bersinar."

Hana manggut-manggut. Setelah beberapa saat, ia-pun memutar tubuhnya ke arah Catherine. "Em, Cath...anu, em..Apa kamu tidak keberatan untuk mengajariku berdandan?" tanya Hana ragu.

Catherine terkekeh, "Kamu itu calon adik iparku, tentu saja aku akan dengan senang hati mengajarimu."

Hana tercekat untuk beberapa saat. Adik ipar?

"Nanti malam akan diadakan pesta ulang tahun ibuku. Kamu harus datang bersama Billy. Cobalah berkreasi dengan wajahmu seperti yang telah aku ajarkan. Aku yakin semua lelaki akan terpikat melihat penampilanmu." ucap Catherine lalu menyerahkan sebuah kartu undangan kepada Hana.

Hana menerima benda tersebut dengan hati yang dilema karena masih terngiang ucapan Catherine tadi. Adik ipar. Hati kecilnya terus memprotes hal tersebut.

"Aku tidak mau tahu, nanti malam kalian harus datang. Oke?" ucap Catherine dengan nada setengah memaksa.

Hana menghela napas panjang. "Baiklah."

Catherine memekik girang. "Yeayy, aku sudah tidak sabar menunggu malam tiba." ucapnya. Hana hanya membalas dengan senyuman yang dipaksa.

"Kalau begitu aku pulang dulu. Sampai bertemu nanti malam." ucap Catherine lalu melenggang pergi.

***

Hana mulai mempraktikkan apa yang telah diajarkan oleh Catherine kepadanya. Ia memulainya dengan maskara terlebih dahulu. Bulu matanya yang lentik cukup memudahkannya untuk memakai maskara.

Ceklek,

Hana tersentak mendengar suara pintu kamarnya yang tiba-tiba terbuka. Untung saja cairan hitam itu tidak belepotan di area matanya. Ia meletakkan benda tersebut lalu menoleh ke arah pintu. "Jonathan?"

Jonathan tersenyum ke arah Hana lalu menutup pintu dan menguncinya. Ia sudah bertelanjang dada namun masih memakai bawahan. Hana sontak menelan ludahnya melihat pemandangan menggiurkan tersebut. Ya, memangnya siapa yang tidak akan tergoda melihat dada bidang dan perut kotak-kotak milik Jonathan? Tubuhnya yang atletis membuat semua wanita yang meliriknya ingin segera berada di bawahnya. Dan Hana beruntung karena telah merasakan nikmatnya tubuh Jonathan.

Hana menggeleng-gelengkan kepalanya, Astaga, apa yang sebenarnya ia pikirkan? Kenapa otaknya bisa memikirkan hal yang tidak tidak di siang bolong seperti ini? Virus mesum Jonathan sepertinya sudah menular kepada dirinya.

The Victim (End ✔️)Where stories live. Discover now