CHAPTER 24

168K 6.3K 718
                                    

Happy Reading

 Jonathan melangkahkan kakinya masuk ke dalam sebuah ruangan yang selama ini menjadi tempatnya menenangkan beban pikiran saat ia sedang bertengkar dengan Catherine dan Vanesha, ibunya.

Suara musik DJ yang menggema menjadi lagu tidur penenang baginya dan orang-orang di tempat ini. Ya, club merupakan rumah kedua bagi Jonathan setelah rumahnya dengan Catherine. Tidak, tempat itu tidak layak disebut rumah. Di sana suram!

Jonathan menuntun langkahnya masuk ke dalam ruangan VIP yang telah ia pesan. Saat ia masuk, pemandangan yang ia lihat pertama kali adalah senyuman merekah Agung, sahabatnya yang telah di tempeli oleh tiga wanita penghibur. Wanita-wanita itu bergelayut manja pada tubuh Agung seperti perekat yang susah dilepas. "Aku pikir kamu tidak akan datang." ucap Agung.

Jonathan menutup pintu dan kemudian duduk di sofa. Berseberangan dengan Agung. "Aku selalu datang tiap malam." Balasnya lalu meraih sebotol wine dan meneguknya langsung.

Agung tertawa, "Hahaha benarkah? Kupikir kamu akan betah di rumah dan tidak akan menyentuh tempat ini lagi setelah menikah dengan Catherine."

"Hmm..awalnya aku juga berpikir akan seperti itu. Nyatanya tidak seperti yang aku dan kamu bayangkan." jawab Jonathan.

"Sepertinya rumah tanggamu tidak terlalu harmonis." sahut Agung.

Jonathan menghela napas dan menyenderkan punggungnya pada sofa. "Sudahlah. Tidak usah membahas hal itu lagi. Kamu tidak tahu apa-apa. Urus saja proyekmu yang sedang berjalan di desa."

"Proyekku tidak berjalan semulus proyekmu tujuh tahun lalu. Ck, aku heran. Kenapa kamu harus menghentikan proyek besarmu di desa itu. Padahal tinggal beberapa meter galian lagi dan kamu akan mencapai hasil miliaran rupiah."

"Tujuh tahun yang lalu seseorang telah menyadarkanku. Aku tidak bisa melanjutkan pekerjaan itu lagi. Mereka... Maksudku orang-orang di desa itu, mereka membutuhkan tempat tinggal."

"Halah, persetan dengan nasib orang-orang itu. Kita—"

"Kamu tidak akan berani mengatakan hal itu jika kamu pernah berpikir bahwa sesuatu yang penting dari hidupmu ada diantara orang-orang itu."

Agung menatap Jonathan dengan wajah terheran-heran. "Sebenarnya apa maksudmu? Aku tidak mengerti sama sekali. Sepertinya hidupmu menjadi penuh drama akhir-akhir ini."

Jonathan hanya tertawa dan kembali meneguk minumannya.

"Ck ck ck. Kamu juga terlihat berantakan sekarang." ucap Agung sembari bergidik.

Jonathan menatap Agung dan berdecak, "Ck, perhatianmu sudah melebihi istriku saja. Sudahlah, tidak usah membahas hidupku. Kita baru bertemu setelah beberapa tahun. Yang harus kita lakukan sekarang adalah bersenang-senang!"

"Aku hanya merasa prihatin dengan keadaanmu. Tapi tidak apa-apa jika kamu ingin bersenang-senang sekarang. Dengan senang hati akan ku hibur hatimu yang gundah gulana." Agung mengangkat botol Wine-nya sembari tertawa ria. Namun tawanya terhenti kala menyadari sesuatu.

"Tunggu, tunggu. Dimana Anita?" tanya Agung sembari memperhatikan sekeliling.

"Anita?" Jonathan mengernyit bingung.

Salah seorang dari wanita penghibur tadi berkata, "Kak Anita mengatakan bahwa dia ada urusan sebentar. Dia akan segera kembali setelah.."

Ceklek

Semua orang menoleh ke arah pintu yang baru saja terbuka, berdirilah seorang wanita berparas cantik dengan tubuh menawan.

The Victim (End ✔️)Where stories live. Discover now