CHAPTER 47

34.5K 3.5K 536
                                    

Suasana menjadi heboh setelah Hana tiba-tiba menampar wajah Jonathan di depan semua orang. Jonathan memegang sisi wajahnya sambil menatap ke arah wanita itu. Datar. Wanita itu memandangnya dengan tatapan datar dan dinginnya. Seolah Jonathan adalah orang asing di matanya. Ya, ia seperti tidak pernah mengenal Jonathan. Tapi tidak mungkin bukan yang Jonathan lihat di depannya ini adalah hantu? Hana-nya benar-benar nyata!

Aku merindukanmu. Jonathan menahan air matanya untuk tidak mengalir. Ia hendak meraih tubuh Hana kembali, namun tubuhnya segera ditarik oleh para petugas keamanan yang berjaga. 

Jonathan berusaha memberontak, namun kekuatan orang-orang itu lebih besar darinya. Mereka membawa Jonathan menjauh dari meja pers.

"Hana! Ini aku, Jonathan!" teriak Jonathan sembari berusaha melepaskan diri. "Hana!" Yang diteriaki malah membuang mukanya, tidak ingin menatap Jonathan.

"Hana!" Jonathan mengerahkan seluruh tenaganya. Namun, pria-pria berbadan kekar itu tetap tidak terkalahkan. Mereka menahan Jonathan untuk tidak mendekat ke arah meja pers dan mengacaukan suasana.

"Lepaskan saudaraku, bajingan!" Billy tiba-tiba melayangkan tinjunya ke wajah salah satu dari pria - pria berotot itu. Tangannya sakit tapi tinjuannya membuahkan hasil. Sudut bibir pria yang ia tinju langsung berdarah dan cengkramannya pada lengan Jonathan otomatis terlepas.

"Kalau mau jangan main keroyokan. Sini one by one denganku!" teriak Billy.

Bugh!

Pria yang Billy tinju balas meninju wajahnya kembali hingga terlempar ke samping dengan keras.

"Awh, shit!" Billy menyentuh sudut bibirnya yang terluka. "Setidaknya bilang dulu kalau mau membalas, tolol!"

Bugh!

Ia kembali dihajar oleh pria itu hingga tubuhnya terpental ke lantai.

"Brengsek!" Billy hendak bangkit berdiri, bersiap untuk serangan balik. Namun pria itu tiba-tiba sudah terkapar di lantai.

Reinald menendang tubuh pria itu berkali - kali hingga terdengar aduhan kesakitan dari mulut pria berbadan kekar itu. Melihat hal itu sontak membuat teman-teman pria itu emosi. Beberapa dari mereka yang sedang mengamankan Jonathan segera berlari untuk mengamankan Reinald— membalas tepatnya. Menyisakan dua orang yang masih memegang Jonathan.

Jonathan lebih leluasa untuk bergerak. Tak ingin menyiakan kesempatan, lututnya dengan kecepatan kilat menendang alat vital salah satu dari dua orang itu. Tangannya sontak dilepas, ia meninju wajah pria satunya lagi dan menendangnya hingga berguling di lantai.

Acara itu menjadi sangat kacau! Di mana - mana terdengar suara pukulan dan adu jotos antar sesama pria. Bahkan Mark yang kalem pun ikut andil dalam perkelahian itu. Billy juga tidak mau ketinggalan dan ikut  membogem pria - pria itu. Lebih tepatnya pria yang tadi meninju wajahnya.

MC tidak bisa mengatur situasi yang berlangsung kacau. Para wartawan tidak bisa merekam dan mengambil gambar. Mereka berusaha melerai perkelahian itu, tapi yang ada mereka malah terluka dan ikut-ikutan saling main tonjok.

Jonathan berlari menuju ke arah Hana yang sedang diam terpaku, menyaksikan pemandangan di hadapannya sekarang. Napasnya tersengal-sengal. Jonathan menelan salivanya susah payah. "Hana, jika benar ini kamu. Tidak, ini memang kamu! Hana yang kukenal." Ia mengulurkan tangannya. "Kembalilah. Keluargamu mencarimu."

Hana menatap tangan Jonathan datar.

"Kumohon, selama ini mereka mengira bahwa kamu telah meninggal." Jonathan memelas dengan suara serak. "Mereka menangisi mayat perempuan yang disangka itu dirimu. Mereka kehilangan harapan setelah sepeninggalanmu, Hana. Tolong kembalilah dan buat keluargamu tersenyum lagi."

The Victim (End ✔️)Where stories live. Discover now