CHAPTER 25

172K 7.5K 1K
                                    

Happy Reading


"Jadi kamu dan suamimu memutuskan pindah ke sini?" tanya Hana sembari mendaratkan bokongnya di sofa. Pandangannya mengedar ke seluruh isi rumah yang terlihat mewah dan elegan.

"Begitulah," jawab Windy sambil meletakkan jus semangka yang ia buat untuk kakaknya di atas meja. Lalu ia-pun duduk di sofa.

Windy menatap lamat-lamat wajah Hana, "Sepertinya wajah kakak semakin bertambah cantik saja." pujinya.

Hana hanya terkekeh pelan mendengar hal itu, "Wajahmu juga ssmakin bertambah cantik tuh."

"Cantik dari mananya? Kakak bisa melihat sendiri wajahku semakin menua dan kusam. Ditambah lagi aku harus mengurus dua anak yang nakal dan bandel tiap hari. Wajahku semakin tidak terawat." ucap Windy sembari memegang sebelah wajahnya.

" ucap Windy sembari memegang sebelah wajahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Itu sudah kodratnya seorang wanita untuk mengurus anak-anaknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Itu sudah kodratnya seorang wanita untuk mengurus anak-anaknya. Lagipula di mataku kamu tetap terlihat cantik meski sudah mempunyai dua buntut. Aku pernah mendengar perkataan beberapa orang; semakin banyak seorang wanita melahirkan dan menambah keturunan, semakin bertambah pula aura kecantikannya." sahut Hana.

"Cih! Itu hanya kata-kata hoaks. Aku tidak akan mempercayainya." Balas Windy.

Hana hanya bisa tertawa mendengar kekesalan adiknya itu. Lalu beberapa saat kemudian ia berkata, "Oh iya. Aku tidak melihat suamimu. Dimana dia?"

"Jam segini mas Dave belum pulang dari kantor. Biasanya dia selalu pulang larut malam, setelah anak-anak tidur."

"Benarkah? Sepertinya suamimu itu seorang pekerja keras ya." terka Hana.

Windy mengangguk. "Begitulah. Dia lelaki yang keras. Segala sesuatunya harus berjalan sesuai dengan kehendaknya."

Hana bergidik, "Apa jiwa premannya masih melekat di dalam dirinya? Bagaimana dengan anak-anakmu? Apa mereka mendapatkan kasih sayang yang layak dari papanya?"

Windy mendelik, "Hey, kakak kira mas Dave itu lelaki apaan? Gitu-gitu mas Dave sangat suka dengan anak-anak! Ia bahkan meminta kami untuk membuat anak banyak-banyak. Meski wajahnya sangar dan kepribadiannya keras, ia tetap menyayangi kami. Waktu luangnya sering ia manfaatkan untuk bermain dengan anak-anak dan juga diriku. Dia sangat mencintaiku dan tidak bisa hidup tanpa diriku." ucap Windy sombong.

The Victim (End ✔️)Where stories live. Discover now