CHAPTER 46

46.6K 2.8K 413
                                    

Semua mata tertuju pada wanita yang tengah melangkah masuk ke dalam gedung itu.

Mata elangnya menatap lurus ke depan. Dengan langkah kaki yang tegas, ia tampak akan memakan semua orang yang menatap ke arahnya. Ia tampak tidak asing, tapi ekspresi dan penampilannya yang modis membuatnya tampak berbeda kali ini.

Semua karyawan sangat terkejut dengan apa yang mereka lihat sekarang ini. Pimpinan mereka, Florentina Hana, yang selama ini diketahui telah menghilang dan dikabarkan meninggal tanpa sebab, ternyata masih hidup.

Media menjadi heboh dengan kemunculan CEO Deloxa itu. Sebagian dari orang-orang yang berada di dalam gedung itu tampak takut, ada pula yang heboh dan segera mengabadikan momen itu lalu mengunggahnya ke sosial media.

Hana melewati kerumunan manusia yang sedang memotret dirinya itu. Tatapan tajam ia lemparkan pada mereka. "Apa kalian ingin dipecat?" Para karyawan langsung berhenti mengambil gambar dan tampak menundukkan kepala.

"Saya akan menghancurkan ponsel kalian jika masih berani mengambil gambar tanpa seizin saya!" ancamnya. Mereka hanya terdiam, bergeming di tempat.

Hana melanjutkan langkahnya menuju lift. Saat ia sedang menunggu di depan lift, tampak beberapa orang terlihat takut dan panik saat melihatnya. Bahkan ada yang berdoa tepat di hadapannya.

"Kalian pikir saya hantu?!" maki Hana dengan ekspresi menakutkan. Para karyawan yang mendengar hal itu langsung menunduk ketakutan dan berlari pergi meninggalkan Hana.

Ia masuk ke dalam lift seorang diri. Tak ada yang berani menginjak lift itu bersama dengannya. Di dalam, Hana memeriksa ponselnya. Ada sebuah pesan yang baru masuk dari Agung.

Bersiaplah, nanti malam kita akan mengadakan konferensi pers. Aku sudah mengundang beberapa media. Mari kita umumkan pernikahan kita, dan juga... Aku ingin kamu segera pulang cepat hari ini. Akan kuceritakan sebuah dongeng menyedihkan untukmu. Ini kesempatanmu untuk membalas mereka.

Aku mencintaimu :)

Hana mematikan ponselnya setelah membaca pesan tersebut. Ia menghela napas panjang dan menyandarkan kepalanya pada dinding lift. Hari ini akan melelahkan. Semoga saja ia bisa melaluinya.

***

Renata membuka pintu rumahnya saat mendengar ketukan pintu. Ternyata pelakunya adalah Billy. Pria itu tampak sedang terburu-buru.

"Billy? Ada apa?" tanya Renata.

Tanpa menunggu lebih lama, Billy langsung menyerahkan sebuah kunci kepada Renata. Renata tampak bingung. "Kunci apa ini?"

"Kunci rumahku."

"Kenapa kamu mem—"

"Selama berapa hari ke depan aku mungkin tidak akan kembali ke rumah. Aku ingin kamu mengurus kucing - kucingku."

Renata membelalakkan matanya, "Apa?"

"Kumohon Renata, ada banyak hal yang harus ku urus. Dan ini mendesak. Kamu satu-satunya orang di kompleks ini yang kukenal," jawab Billy.

"Tapi—"

"Tugasmu hanya memberi makan dan memandikan mereka. Kamu tahu caranya kan?" tanya Billy.

"Apa kucing perlu mandi juga?" tanya Renata polos.

"Ya, Tuhan, jangan samakan kucingku dengan dirimu! Mereka harus mandi dan makan secara teratur." Billy meraih tangan Renata dan memberikan kunci rumahnya.

"Aku percayakan mereka kepadamu, Re," Billy memelas. "Aku tahu kamu adalah orang baik. Kucing-kucing itu juga langsung menyukaimu saat kamu ke rumahku kemarin."

The Victim (End ✔️)Where stories live. Discover now