Awal Temu

71 21 17
                                    

Ting

Bunyi nontifikasi memasuki telinga gadis yang sedang menonton Music Video (MV) salah satu boyband gruop kesukaannya yang berasal dari negeri gingseng, Korea.

Siapa sih yang gak jatuh hati sama mereka? Mereka tuh udah ganteng, putih, suara bagus, dan ngedancenya keren. Bulan makin jatuh cinta. Tapi, gak pernah terbalaskan. Boro-boro terbalaskan mereka kenal kita aja udah termasuk mimpi ketinggian apalagi cinta. Di dalam negeri juga belum kesampaian apalagi diluar.

Ting

Bunyi nontifikasi lagi, mungkin penting maka gadis itu pun mengambil handphonenya yang terletak tak jauh dari laptop tempat ia menonton para lelaki kesukaannya. Lalu ia menyalakan benda tersebut dan tertera nama Bintang disana.

Bintatang
Yang, lu suka warna apa?
Jwb sayang!

Gazalaba
Biru

Bintatang
Besok sekolahkan?

Gazalaba
iya

Bintatang
tunggu gw bsk ya sayang!

Gazalaba
iya

Bintatang
pake sayang Gazala Bulan

Gazalaba
oke sayang

Bintatang
oke dadah yang!

Gazalaba
Bye!

"Tumben si Tatang nanyanya yang berfaedah." Gumamnya.

Biasanya Bintang selalu mengiriminya pesan bahkan menelepon dengan alasan yang aneh dan tidak berfaedah tapi kadang juga serius ketika ia ingin serius.

Sudah 7 bulan sampai sekarang ia mengenal Bintang karena mereka baru kenal saat 5 bulan yang lalu pelajaran olahraga kelas mereka selalu ditandingkan.

Saat itu Bulan sedang bermain basket. Seperti anak gadis kebanyakan dia tidak suka olahraga karena melelahkan. Tapi, untuk nilai ia rela berpanas-panasan memasukan bola ke dalam ring lawan.

Tepat saat itu pula, bola yang sedang dimainkan siswa disebelahnya tepat sasaran mengenai kepalanya. Bulan pun kesal akhirnya dia mengedarkan pandangan siapa yang akan mengambil bolanya. Ternyata tak disangka seseorang dengan senyum andalannya yang membuat para gadis memekik saat melihatnya. Ia berjalan ke arah Bulan.
Bukannya mengambil bola, ia malah mengambil tangan gadis itu seraya berkata. "Maaf cantik, Bang Bintang gak sengaja. Terima maaf gue ya?"

Bukannya memaafkan atau terpikat dengan senyum Bintang. Bulan malah menghempas tangannya seraya berkata." Gak usah modus dan sok ganteng lo, kutil kuda!"

Bintang yang tak terima diejek pun berkata." Siapa yang modusin lo?"

"Bukannya tadi lo pegang-pegang tangan gue?"

"Terus lo kata itu modus. Itu tuh cara gue minta maaf."

"Dengan berkata aja juga bisa. Gak usah sok megang tangan gue apa."

Perdebatan mereka menjadi tontonan bagi dua kelas yang sedang berolahraga dan bagi sisiwa siswi yang berlalu lalang dan diam memperhatikan mereka.

"Yeh, kalau minta maaf itu biasanya ada kaitan sama jabat tangan. Tahu gak?"

"Gak."

Bulan sudah menyudahi. Namun, Bintang masih belum enggan pergi. Ia menarik lengan Bulan.

Orang yang merasa ditarik pun berbalik seraya berkata. "Apa?!"

"Lo harus terima maaf gue."

"Buat apa?"

"Lo tahu gak?!"

"Gak."

"Gue belum selesai bicara. Jadi gini, kalau gue mati besok dan gue punya dosa gue gak bisa tenang disana. Jadi lo harus terima maaf gue seikhlas-ikhlasnya. Terima gak?!"

Bulan menatap lelaki yang menahan lengannya seraya berkata. "Mau gue terima gimana kalau lo ngomongnya bentak-bentak kayak ngajak tawuran."

"Oke, nama lo siapa?"

Bulan memutar matanya. "Gak usah basa basi."

"Nama lo siapa buru!"

"Bulan."

"Oke, gini ya Bulan sayang. Bintang minta maaf sama kejadian tadi. Diterima maafnya gak?"

Para gadis yang menontot memekik. Seandainya mereka yang berada diposisi Bulan mereka sangat senang karena dipanggil sayang oleh Bintang. Bintang memang tampan dan cukup populer.

"Oke gue terima ,Bintang sayang."

Suhu disana mulai panas karena ternyata Bulan memanggil Bintang dengan sebutan sayang.

Bintang yang mendengar kata gadis di depannya terkejut bukan main. Biasanya ketika ia bercanda dengan sebutan sayang semua gadis diam dan salah tingkah. Namun, Bulan beda dia malah membalas candaannya.

Karena ia merasa Bulan bisa dijadikan teman ia mendekatkan wajahnya ke arah telinga Bulan. "Lan id line lo apa?"

Alis Bulan tertaut lalu ia berbisik balik pada Bintang."gazalaba"

Lalu Bintang mundur dan berkata. " Nanti add back. Semoga kita bisa berteman."

"Semoga." Ucap Bulan dengan senyum miring tercetak disana.

Bintang pun kembali ke timnnya berbeda dengan Bulan yang mengedarkan pandangan ke sekitar merasakan hawa kelam yang menyelimutinya. Dia menatap beberapa perempuan disana menatap tak suka.

"Berapa populer tuh sang Bintang?" Gumamnya. Lalu pergi ke timnya kembali.

"Gue gak akan pernah lupa kejadian temenan sama orang sebobrok si Tatang."

Si Bulan suka nginget masa lalu
Soalnya masa depannya belum kelihatan
Tapi harus ditentukan😎
Jadi sekian,
Memang gaje maafkan😂

Tertanda

Araa

Penghuni MalamМесто, где живут истории. Откройте их для себя