Misi

13 6 0
                                    

Ada sebagian dari hatinya yang pergi. Ada seseorang yang biasanya berada disisi kini entah berada disisi mana lagi. Dan semua yang pergi karena kesalahannya sendiri.

Ia memang sedang emosi. Tapi semua emosi kala itu memenuhi. Hingga sebuah kalimat yang tak akan pernah terjadi pun terjadi. Semua yang tak pernah terbayangkan kini tergambar jelas di depan.

Ia salah. Ia bersalah. Haruskah sepi yang menjadi temannya? Haruskah dia kembali atau pergi sesuai janji. Dalam hati ia berniat pergi tapi semuanya percuma tertahan oleh rasa.

Ia ingin sekali. Meminta maaf detik itu juga. Hanya saja sang gengsi menggerogoti tubuhnya. Menyeruak dari pikiran lalu kehati. Membuatnya enggan melakukan hal yamg ditahan sampai saat ini.

Kini ia menatap Bintang. Apakah rasanya sakit ketika teman lebih dekat dengan gadis lain? Ini sungguh bukan Bulan. Ia tak mungkin ada rasa sayang lebih dari kata pertemanan.

Katanya gak ada sejarahnya gadis dan lelaki bersahabat. Tapi ia akan membuktikan pada dunia bahwa semua anggapan itu salah. Kemudian ia berpikir kembali, ia tidak mungkin mematahkan teori tersebut. Karena mungkin ia sedang jatuh pada sahabat sendiri.

Karena kemungkinan adalah 50% dari kebenaran dan 50% persen dari kesalahan. Jadi ia boleh beranggapan kesadarannya benar.

Sudah beberapa hari ini ia tak menyapa Bintang. Begitu pun juga cowok itu.

Boro-boro nyapa, tahu Bulan ada didekatnya saja tidak. Seolah keberadaan dirinya adalah hama. Seolah dirinya tak berada di dunia sama. Bahkan dirinya terlihat tak kasat mata.

Kerjaan Bulan selama diacuhkan adalah memperhatikan. Ia tak mau membuat pergerakan yang membuat kesalahan. Namun, apabila diperhatikan tak membuat lelaki itu peka. Ia akan mengeluarkan cara.

Tapi, ia bingung cara apa yang akan ia keluarkan untuk orang seperti Bintang.

Keningnya membuat beberapa garis horizontal. Setelah beberapa menit kemudian, sebuah lengkung mengembang yang terlihat seperti seringaian. Membuat seseorang yang berada disekitar membuka suara.

"Lo masih waraskan?" Tanya Alvira was-was. Bagaimana tidak senyum Bulan yang diperlihatkan sungguh mengerikan.

"Ya iyalah," ucapnya sambil mengangguk.

"Asli lo?"

"Lo gak percaya?"

Alvira menjambak rambutnya sendiri gemas."Lo harusnya cuek mode on."

"Cuek Mode diaktifkan." Raut wajah Bulan kembali cuek seperti awalan.

Apakah besok ia siap memainkan peran?


















Bulan main peran apaan?😄

Menjadi Superman, kan dia cewe jadi Supergirl kayaknya.

Tapi,masa sih🤣

Penghuni MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang